NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

MTs Assalam Sooko Dorong Alumninya Masuk Pesantren

Kepala MTs Assalam Siti Kholifah menyematkan kalung wisuda untuk lulusan terbaik tahun pelajaran 2020/2021

NU Online Ponorogo – Pendidikan tidak hanya proses mentransfer ilmu dan pengetahuan. Lebih jauh dari itu, pendidikan juga merupakan proses pembentukan kepribadian untuk mewujudkan akhlak yang mulia. Menyadari pentingnya hal ini, MTs Assalam Sooko selalu mendorong peserta didiknya untuk masuk ke pondok pesantren.

Kepala MTs Assalam Sooko, Siti Kholifah, kembali menegaskan pentingnya pendidikan akhlak di acara Purnawiyata Siswa kelas IX, Rabu (16/6). Di hadapan 48 siswa yang dinyatakan lulus, Siti Kholifah mengingatkan peserta didiknya untuk tidak hanya mengandalkan kecerdasan otak saja. “Karena akhlak dan pembentukan kepribadian itu lebih utama,” pesan Bu Kholif, sapaan akrabnya.

Bu Kholif juga mendorong lulusannya untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren. Sebab, pondok pesantren dipandang sebagai satu-satunya lembaga pendidikan yang sangat mengedepankan pendidikan akhlak. β€œLanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, terutama sekolah atau madrasah yang berlatar belakang pondok pesantren yang jelas background kyai dan ustadznya. Sehingga ilmu yang didapat betul betul berkah duni akhirat,” tegasnya.

Sekedar diketahui, Purnawiyata Siwa kelas IX yang digelar di aula MTs Assalam diikuti 48 lulusan. Dari jumlah ini terpilih tiga lulusan terbaik, Hani’matul Mahmudah di peringkat pertama, disusul Cintya Amelia dan Azzahra Wahyu Viska di peringkat kedua dan ketiga. Acara Purnawiyata Siswa dihadiri para pengurus Yayasan Assalam, Komite Madrasah, guru dan perwakilan orang tua. Pihak madrasah sengaja membatasi jumlah undangan karena menjalankan protokol kesehatan.

Kepada NU Online Ponorogo, Bu Kholif mengatakan bahwa sebagian besar alumni berencana melanjutkan pendidikan di SMA Sooko dan Pulung. Tapi ada juga yang melanjutkan sekolah formal di kota sambil mondok. “Ada enam anak yang pengen sekolah di MAN 1 atau MAN 2 sambil mondok,” terangnya.

Menurut Bu Kholif, animo orangtua untuk memasukkan anaknya ke pesantren lebih tinggi dibanding sebelumnya. Hal ini karena kondisi Pandemi Covid-19, di mana banyak lembaga pedidikan yang tidak bisa menggelar tatap muka dalam proses belajar mengajar. β€œMemang pondok yang seharusnya dipilih, apalagi kegiatan pembelajaran yang normal hanya pondok pesantren,” pungkasnya.

 

Reporter : Idam

Editor : Lege

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *