NU Online Ponorogo – Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim menggelar Jambore dan Rakornis Penanggulangan Bencana, Jum’at-Sabtu (17 – 19 /9). Bertempat di Obis Camp, Desa Jatijejer, Trawas, Kabupaten Mojokerto. LPBINU yang merupakan lembaga dibawah naungan Nahdlatul Ulama yang bergerak dalam penanggulangan bencana juga mengirimkan tim untuk kegiatan tersebut.
Pembukaan Jambore ditandai dengan pemukulan gong oleh Kalaksa BPBD Jatim yang diwakili Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Gatot Soebroto SE M.PSDM. Dihadiri juga Kalaksa BPBD Kab/Kota, Sekretaris BPBD Jatim Erwin Indra Widjaja SE MAP, Kabid RR Andhika N Sudigda ST, M.Si dan Kasubdit Pemberdayaan Sumber Daya BNPB, Pangarso Suryotomo.
Hajatan jambore diisi diskusi terkait penanggulangan dan penguatan mitigasi bencana. Novi Tri Hartanto ketua LPBINU Ponorogo menuturkan keberadaan rombongannya dari Ponorogo.
“Dalam jambore FPRB ini kami perwakilan dari 34 kota/kab Se-Jatim dibagi dalam 3 FGD (Focus Grub Duscussion) yang masing-masing di dalamnya membahas strategi dalam menyiapkan masyarakat tanggap dalam menghadapi bencana mulai dari pra bencana, saat bencana hingga pasca bencana,”ungkapnya. Dalam Forum PRB kata Novi, juga membahas bagaimana menumbuhkan ekonomi masyarakat secara cepat pasca terjadi bencana.
Selain itu jelas Novi, Forum PRB ini juga perlu dibentuk di Kabupaten Ponorogo. Pasalnya forum ini juga bisa menjadi wadah bagi 5 unsur pentahelix penanggulangan bencana. “Ada lima unsur meliputi Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media,” ujarnya . Selain itu dalam UU No. 24 tahun 2007 adanya Forum ini juga menjadi salah satu dari 74 Indek ketangguhan daerah (IKD) dalam penanggulangan bencana.
Acara jambore ditutup oleh SekBan BPBD Jatim Erwin Indra Widjaja, S.E, MAP. Dalam sambutannya dia menyampaikan apresiasinya terhadap FPRB Jawa Timur dan semua pihak yang berperan mendukung terlaksananya kegiatan yang telah dilaksanakan selama 3 hari tersebut, mengingat FPRB merupakan mitra terdekat pemerintah dalam hal ini BPBD.
Beliau juga berharap agar FPRB menekankan keberanian dalam penetrasi dan inovasi yang kreatif dalam hal kebencanaan, Selain Jambore perlu dibentuk kegiatan lain untuk memperkuat sinegritas dalam urusan pengurangan resiko bencana.
Sementara itu Sekjen FPRB Jatim, Mbah Darmo menegaskan kegiatan Jambore ini bukan sekedar kumpul relawan tetapi pengkajian dan evaluasi urusan kebencanaan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur.
Acara Jambore dan Rakornis tahun 2021 ini ditutup dengan pemberian hadiah apresiasi bagi Supporter Mosipena, Kontingen terbaik hingga Media.
Reporter : Andika
Editor : Budi