NU Online Ponorogo- Kasus infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat di awal tahun 2022 ini. Termasuk di kabupaten Ponorogo hingga bulan Mei ini sudah mencapai 108 pasien terdampak infeksi DBD. Karenanya satu-satunya lembaga di PC NU yang membidangi bencana dan perubahan iklim LPBI NU kebanjiran order fogging.
Seperti halnya yang dilakukan PC LPBINU Ponorogo berupa giat fogging di Jl.Gondosuli RT.03 RW.01 lingkungan Sultan Agung Kelurahan Nologaten, kecamatan Ponorogo, Ahad (15/5).
“Aksi ini kami lakukan setelah ada permintaan dari warga setempat kepada PC LPBINU Ponorogo untuk giat fogging di lingkungannya karena 8 warganya positif terinveksi DBD,” ujar Novi Tri Hartanto, ketua PC LPBINU Ponorogo.
Novi menegaskan, kegiatan ini wujud kepedulian serta responsif LPBINU
atas musibah bencana yang menimpa warga masyarakat.
Hal senada diungkapkan Miftchul Asror, Sekretaris LPBINU Ponorogo. Dia berharap masyarakat agar waspada memasuki musim pancaroba.
“Walaupun musim penghujan sudah berangsur selesai, saya harap masyarakat tetap waspada terhadap virus Demam Berdarah ini. Karena virus ini menyebar dengan perantara nyamuk, sehingga perlu membasmi habitat nyamuk aedes aegypti ini,”ungkap Asror.
Ditambahkannya, ada beberapa upaya untuk membasmi nyamuk aedes aegypti sesuai dengan apa yang telah di sosialisasikan oleh Kementrian Kesehatan. “Upaya pencegahan DBD dapat dilakukan melalui 3M yaitu menguras,menutup dan memanfaatkan kembali limbah. Selain itu ada beberapa cara lain yang di nilai bisa memberantas nyamuk, seperti memelihara ikan pemakan jentik/telur nyamuk, gotong royong membersihkan lingkungan, rajin memeriksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, dan memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras,” pungkasnya.
Sementara itu, Taufiq Wahidiyan ketua RT setempat sangat berterima kasih atas partisipasi LPBI NU Ponorogo dalam upaya pemberantasan nyamuk demam berdarah di lingkungannya. “Saya mewakili seluruh warga, mengucapkan banyak terima kasih kepada relawan NU khususnya LPBI NU Ponorogo yang telah ikut serta dalam upaya pemberantasan nyamuk demam berdarah dilingkungan kami”.
Sekedar diketahui, DBD merupakan penyakit yang diakibatkan oleh empat jenis virus dengue.
Keempat jenis virus tersebut kerap disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Tiap jenis memiliki karakteristik dan pola penyebarannya tersendiri. Virus inilah yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang berasal dari Afrika ini sangat masif penyebarannya di negara-negara beriklim tropis. Alasannya adalah, curah hujan yang tinggi merupakan lingkungan yang sangat mendukung nyamuk tersebut untuk berkembang biak.
Berdasarkan data yang dilaporkan P2PTVZ Kemenkes, sampai Minggu ke 5 tahun 2022 ini, jumlah total penyakit DBD sudah mencapai 5.041 kasus.
Sementara, jumlah suspek Dengue pada Minggu kelima tahun 2022 ini dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) sebanyak 16.047 suspek Dengue.
SKDR adalah suatu sistem yang dapat memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB atau wabah dari waktu ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk melakukan respons.
Di antaranya total 5.041 kasus, tercatat ada 59 kematian akibat penyakit endemik menular yang satu ini.
Selanjutnya, dilaporkan juga bahwa kasus DBD tertinggi berada pada kelompok umur 15-44 tahun.
Waspada, Anak 5-14 tahun paling banyak terinfeksi DBD dan meninggal dunia.
Reporter: Andika
Editor : Budi