NU Online Ponorogo – Sebuah aksi kreatif- patriotik ditunjukkan para pemuda NU yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Ponorogo. Untuk memperingati HUT RI ke-76 mereka memilih cara yang tidak biasa. Meski tidak menggelar upacara bendera secara utuh, pengurus PC GP Ansor dan Satkorcab Banser Ponorogo cukup melakukan pengibaran dan penghormatan kepada sang saka merah putih. Ini mereka lakukan di perempatan jalan seputaran pasar legi Songgolangit, Selasa (17/8) pagi.
Sebelumnya, mulai Agustus lalu PC GP Ansor Ponorogo telah mengkampanyekan pengibaran bendera merah putih melalui penyebaran flyer di berbagai medsos. Pengurus dan anggota GP Ansor juga diinstruksikan untuk memelopori pengibaran bendera merah putih di lingkungan masing-masing.
“Awalnya kami ingin mengheningkan cipta tapi diusulkan diganti hormat bendera,” ungkap Wakil Ketua PC GP Ansor Dodik Nurcahyo Bidang Infokom selaku PIC acara.
Pemilihan seputaran pasar legi yang berada di pusat kota sebagai lokasi acara juga memiliki makna tersendiri. Pengurus ingin mengingatkan masyarakat untuk tetap mencintai bangsa dan negaranya. “Hormat bendera adalah simbol kecintaan kita kepada bangsa dan negara, NKRI,” kata Dodik.
“Tentunya kami kerjasama dengan pihak Polres, utamanya untuk penghentian arus lalu lintas sementara saat penghormatan bendera, ” imbuhnya.
Pantauan NU online Ponorogo, rangkaian acara diawali gladi bersih di aula PCNU Ponorogo. Sejak pukul 08.00 Kasatkorcab Banser Sudarsono terlibat langsung pada gladi bersih. Sementara Sekretaris PC GP Ansor M. Ilham memastikan kesiapan petugas upacara.
Gladi bersih dan persiapan teknis memakan waktu memakan waktu hingga pukul 09.00. Ketua PC GP Ansor Syamsul Maarif beserta jajarannya juga telah beriap menuju perempatan jalan pasar legi. Saat itu juga pasukan pembawa bendera merah putih diberangkatkan menuju perempatan jalan pasar legi. Untuk persiapan upacara mereka disiapkan di area parkir pasar legi sisi selatan, tepat di belakang pos jaga Polisi.
Tiba di lokasi waktu menujukkan pukul 09.45, saat yang tepat bagi protokoler segera memulai seremonial. Taufiq Asyhari Wakil Sekretaris PCNU yang didaulat memandu acara mulai menyampaikan berbagai informasi terkait kegiatan hari itu.
Detik-detik menegangkan saat waktu menunjukkan pukul 09.50. Ketua dan Sekretaris PC GP Ansor diikuti Kasatkorcab Banser menyiapkan diri di Pos Jaga Polisi sisi barat laut perempatan pasar legi. Sejurus kemudian mereka berjalan beriringan menuju penyeberangan sisi selatan jalan Soekarno Hatta diikuti 9 orang pembawa bendera merah putih. Di titik ini mereka berhenti, lalu membalikkan badan dan mengambil sikap sempurna menghadap selatan terarah ke jalan H.O.S Tjokroaminoto. Di belakang mereka petugas pembawa bendera juga telah bersiap. Seorang anggota Banser nampak menghentikan arus lalu lintas dari arah utara.
Sementara 9 orang pembawa bendera merah putih mengambil posisi berdiri membelakangi taman bundaran patung H.O.S Tjokroaminoto. Setelah dalam sikap sempurna serentak mereka mengangkat bendera dengan ujung tiang bagian bawah diletakkan di kepala ikat pinggang masing-masing. Para pembawa bendera yang sedari awal bersiap di setiap tepi penyeberangan jalan juga melakukan hal yang sama.
Pada kondisi itu terlihat 2 orang petugas kepolisian berdiri di setiap ujung penyeberangan jalan dan bersiap menghentikan arus lalu lintas. Pukul 09.48 semua arus lalu lintas jalan H.O.S Tjokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan, Soekarno Hatta dan Oerip Soemahardjo serentak berhenti. Saat itu pula anggota Banser yang ditempatkan di masing-masing penyeberangan jalan membentangkan kertas A5 bertuliskan instruksi berhenti kepada pengguna jalan raya. “Mohon perhatian, untuk turun dari kendaraan dan bersama-sama hormat kepada bendera merah putih,” begitu bunyi pengumuman itu.
Beberapa detik menuju pukul 10.00 pembawa acara memberikan aba-apa penghormatan kepada bendera merah putih. “Kepada, sang saka merah putih, hormat, grak!,” ucapnya melengking dan berwibawa tepat pukul 10.00. Rekaman audio Lagu Indonesia menggema membuat suasana semakin khidmat.
Tak pelak seluruh yang mengikuti acara itu dengan sikap sempurna mengarahkan pandangan ke bundaran pasar legi dan dengan penuh khidmat memberikan penghormatan kepada sang saka merah putih.
Semua pengguna jalan berhenti, ada yang patuh dan turun dari kendaraan, banyak pula yang tetap pada posisinya. Namun, semuanya tampak melakukan penghormatan kepada sang saka merah putih. Tidak hanya mereka, para pengguna jalan dan para pedagang dan pembeli yang berdiri di emperan ruko pasar legi ikut pula mengikuti acara syahdu itu.
Seiring berhentinya alunan lagu Indonesia Raya, pembawa acara memberi aba-aba berhenti dari penghormatan bendera. “Tegak, grak!” teriaknya tak kalah kencang dengan aba-aba penghormatannya.
Detik itu arus lalu lintas masih tertahan, menunggu pasukan pembawa bendera menyeberang jalan menuju tempat pemberangkatannya semula. Petugas kepolisian baru membuka arus lintas setelah yakin pasukan pembawa bendera berada pada posisi yang aman. Pukul 10.10 arus lintas seputaran pasar legi kembali normal kembali.
Ditemui seusai upacara,
Syamsul Ma’arif Ketua PC GP Ansor Ponorogo mengatakan kegiatan ini adalah bentuk ungkapan penghargaan kepada para pahlawan yang telah menghadiahkan kemerdekaan pada anak cucunya.
“Kita berdiri di sini mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Ponorogo untuk ikut mengenang dan bersyukur atas hadiah kemerdekaan yang kita nikmati saat ini”, kata Samsul.
Kegiatan ini dapat terselenggara berkat kerjasama dengan Satlantas Polres Ponorogo. Kehadiran anggota Polri dari jajaran Satlantas Polres Ponorogo sangat membantu dalam pengkondisian pengguna jalan.
Reporter: Adib/Idam
Editor : Budi