NU Online Ponorogo – Dalam rangka memperingati HUT RI ke-76 MWC NU Pulung melaksanakan do’a bersama dan refleksi kemerdekaan, Jumat (20/8) malam. Acara yang digelar secara virtual melalui aplikasi google meet ini diikuti pengurus NU, baik tingkat MWC maupun Ranting, juga unsur Badan Otonom. Meski begitu, para pengurus MWC NU dan undangan VVIP tetap hadir di aula gedung NU Pulung.
Ikut bergabung Rais dan ketua MWC NU Pulung Dr. K. Ahmad Syafii, M.S.I., dan Drs. K. Mujahidin, M.M.Pd. Acara ini semakin terasa khidmat dengan kehadiran Forpimka Pulung. Nampak hadir Camat Wasis, AP. M.Si, dan Kapolsek IPTU. Hariadi, S.H.
Camat Wasis pada kesempatan itu berpesan kepada semua yang hadir untuk tetap menjaga jiwa semangat bela negara. Ia menambahkan selaku warga negara yang baik semuanya harus bertindak dan berperilaku untuk kepentingan negara bukan menuntut hak saja.
“Mari berpandangan apa yang bisa kita berikan, bukan apa yang kita dapatkan dari negara,”ungkapnya.
Dikatakannya, semua warga negara Indonesia harus setia dan bersyukur atas empat pilar, yaitu PBNU atau Pancasila, Bhineka tunggal ika, NKRI, UUD 1945.
Kapolsek IPTU Hariyadi lebih banyak mengapresiasi sinergisitas instansinya yang selama ini terbangun dengan NU Pulung, utamanya Banser.
“Pada momentum doa bersama dan refleksi kemerdekaan ini, kami mengucapkan terima kasih atas sinergi kerja sama dalam segala hal, utamanya kepada sahabat banser, semoga sinergi seperti ini bisa tetap terjaga dengan baik,” tandasnya.
Sementara itu, Rais MWC NU Pulung Dr. K. Ahmad syafi’i SJ, M.S.I dalam tausiah refleksi kemerdekaannya mengutip perkataan Sahabat Umar R.A. Disebutkannya,
لَوْلَا حُبُّ الْوَطَنِ لَخَرُبَ بَلَدُ السُّوْءِ فَبِحُبِّ الْأَوْطَانِ عُمِرَتِ الْبُلْدَانِ
“Seandainya tidak ada cinta tanah air, niscaya akan semakin hancur negeri yang terpuruk. Maka dengan cinta tanah air, negeri-negeri termakmurkan, ” ucap Kiai Syafi’i mengutip tulisan Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, juz 1 hal 17, cet. Al-Haromain.
Berangkat dari tema cinta tanah air, Kiai Syafi’i mengajak semua warga NU untuk memberantas kebodohan. Ia lalu mengutip pernyataan Hadratusy Syakh M. Hasyim Asy’ary, sebagaimana dikutib Sayyid Muhammad Asad bin Ali bin Ahmad Syihab dalam kitab *Al-Allamah Muhammad Hasyim Asy’ary Wadhi’u Labanati Istiqlali Indunesia (KH. M. Hasyim Asy’ary Peletak Batu Pertama Kemerdekaan RI):
لا خير فی أمۃ اذا كان أبناوها جهلاے, ولا تصلح امۃ الا بالعلم
“Suatu Bangsa tidak akan pernah baik manakala generasinya bodoh-bodoh, dan Reformasi bangsa tidak akan jalan tanpa ilmu pengetahuan,” kutip Kiai Syafi’i.
Di akhir pemaparannya, Kiai Syafi’i berharap dari acara ini kader-kader NU tetap semangat dalam berjuang dan berhidmat, baik di negara maupun agama atau organisasi NU.
Reporter: Walit/Idam
Editor : Budi