NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL – ATTHAS SANG PENYUSUN RATIB – AL ATTHAS

HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL - ATTHAS SANG PENYUSUN RATIB - AL ATTHAS
HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL – ATTHAS SANG PENYUSUN RATIB – AL ATTHAS

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh…

HABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN AL – ATTHAS SANG PENYUSUN RATIB – AL ATTHAS

Bismillahirrahmanirrahim….
Shollallahu’alaa Muhammad….

Di Hadramaut ada seorang ulama besar, seorang wali yang sangat termasyhur karena karomah-karomahnya. Dialah Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas. Lahir pada 992 H / 1572 M di Desa Lisk, dekat Kota Inat, Hadramaut. Dia juga yang mula-mula mendapat gelar Al-Aththas, “orang yang bersin”. Disebut demikian karena, konon, ketika masih berada dalam kandungan ibundanya, Syarifah Muznah binti Muhammad Al-Jufri, ia sering bersin. Janin yang masih dalam kandungan bisa bersin, tentu hal ini merupakan hal yang luar biasa.

Meski sejak kecil ia sudah kehilangan penglihatan, Allah menerangi hatinya, sehingga ia mampu menyerap dengan baik semua pengetahuan tentang agama yang diajarkan oleh ayahnya, Al-Imam Abdurrahman bin Aqil. Semangat belajarnya memang sangat besar. Tak bosan-bosannya ia menuntut ilmu kepada beberapa ulama besar, seperti Syekh Abu Bakar bin Salim, Muhammad bin Abdurrahman Al-Hadi, Syekh Umar bin Isa As Samarqandi. Sementara guru utama yang paling ia hormati, ialah Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim.

Ia banyak belajar tasawuf, terutama dari Syekh Umar bin Isa Barakwah As-Samarqandi. Setelah merasa cukup menuntut ilmu, ia membuka majlis taklim dengan mengajarkan ilmu agama. Dakwahnya pun menyebar ke segala penjuru Hadramaut.

Belakangan ia dikenal sebagai seorang sufi yang banyak menguasai ilmu lahir dan batin, pengayom anak yatim piatu, janda dan fakir miskin. Siang mengajar, malamnya ia gunakan untuk melakukan Riyadhah, beribadah, bermunajat kepada Allah SWT, dan sangat jarang sekali tidur.

Sebagai ulama besar dan sufi, Habib Umar dikenal dengan beberapa karomahnya. Ia sangat termasyhur, bahkan sampai ke negeri Cina. Suatu hari salah seorang anak Habib Abdurrahman melawat ke Cina di sana ia bertemu dengan seorang sufi yang memberi salam dan hormat, padahal ia tidak mengenalnya.

“Bagaimana engkau mengenalku, padahal kita belum pernah bertemu?” tanyanya.

“Bagaimana aku tidak mengenal engkau? Ayahmu, Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas, adalah guru kami, dan kami sangat menghormatinya. Habib Umar sering datang ke negeri kami, dan ia sangat terkenal di sini,” jawab sufi tersebut. Padahal jarak antara Hadramaut dan Cina sangat jauh, tapi Habib Umar telah berdakwah sampai ke sana.

Syekh Muhammad Baqais, salah seorang muridnya, bercerita, “Suatu kali Habib Umar mendamaikan beberapa suku yang berperang sampai berkali-kali. Tapi tetap saja ia tidak mendapatkan tanggapan yang baik. Karena itu ia pun melemparkan biji tasbihnya kepada mereka. Dengan izin Allah, biji tasbih itu menjadi ular, barulah mereka sadar dan minta maaf.”

Selamat beraktifitas pada hari ini

Ya Allah … Kumpulkan kami bersama para kekasihMu di dunia maupun akhirat… Amiin

Al-Faqir
H. Marhaban Ahmad
PP ilhamul qudus
Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *