NU Online Ponorogo – PCNU Ponorogo pada tahun-tahun sebelum datangnya pandemi Covid-19 selalu menggelar pemotongan hewan kurban, baik dikemas dalam bentuk bakti sosial maupun di pusatkan di kantor PCNU, Jalan KH. Ahmad Dahlan 60. Karena pandemi Covid-19 belum berakhir dan Idul Adha masih berada dalam PPKM Darurat, PCNU Ponorogo melalui NU Care-Lazisnu melakukan pemotongan hewan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Desa Bancar (Bungkal), Kamis (22/7). Keputusan melakukan pemotongan hewan kurban di RPH juga dilakukan NU Care-Lazisnu PBNU.
Ketua NU Care-Lazisnu Ponorogo H. Thohir Fauzi menyampaikan, keputusan memakai jasa RPH ini disepakati jajaran pengurus NU-Care Lazisnu Ponorogo dan panitia dari unsur aktivis NU lainnya melalui rapat secara virtual, Sabtu (17/7) lalu. Dikatakan H. Thohir saat itu, PPKM Darurat menjadi pertimbangan utama pengalihan lokasi pemotongan hewan kurban tahun ini. “Untuk menghindari kerumuman, kita percayakan petugas RPH dan Panitia, tidak melebihi lima puluh orang,” katanya.
Alasan mencari cara untuk menghindari kerumunan juga telah disampaikan Rais PCNU KH Moh Sholihan al-Hafidz di beberapa kesempatan. Saat mengikuti acara seremonial pembukaan Nusantara Berkurban secara virtual yang digelar NU Care-Lazisnu Ponorogo, Rabu (22/7) malam, Kyai Sholihan menyatakan, hal penting yang menjadi perhatian adalah para mudhohhi (pengkorban) dapat melaksanakan ibadah kurban melalui NU Care-Lazisnu Ponorogo dengan lancar. “Karena mudhohhi itu dipuji Rasulullah SAW dan berkurban dapat menyelamatkan si pengkorban dari keburukan dunia dan akhirat. Wajar, jika kurban terasa berat. Maka berkurban harus diniatkan mengharapkan ridla Allah Swt semata,” tandas Kyai Sholihan saat memberikan tausiyah.
Sebelum Kyai Sholihan memberikan tausiyah, H. Thohir telah menyampaikan bahwa pihaknya menjamin kegiatan pemotongan hewan sampai distibusinya kepada yang berhak dapat memenuhi harapan para pengkorban. “Akan dipertanggungjawabkan pendistribusian daging kurban. Tahun depan para donatur kami harap bersedia ikut berkurban melalui NU Care-Lazisnu lagi,” tegas H. Thohir.
Program Nusantara Berkurban NU Care-Lazisnu Ponorogo tahun ini menargetkan perolehan hewan kurban secara maksimal. “Sementara sampai Kamis (22/7), NU Care-LAZISNU telah memperoleh 8 ekor sapi dan 3 ekor kambing,” kata Didik Eko Prasetio Sekretaris NU Care-Lazisnu.
Ia menambahkan perolehan hewan kurban tersebut didapatkan dari berbagai orang donatur, baik dari kalangan umum, birokrat, legislator dan internal pengurus PCNU. “Alhamdulillah, NU Care-Lazisnu juga menyalurkan hewan kurban Bupati Sugiri Sancoko,” tambahnya.
Tidak semua 8 ekor sapi dipotong di RPH Desa Bancar, salah satu di antaranya dipotong di Desa Pohijo (Sampung). “Seekor sapi dan semua kambing dipotong dan dibagikan untuk masyarakat Desa Pohijo, sekaligus dalam rangka baksos kampung zakat,” tukas Didik.
Sementara itu, pemotongan 7 ekor sapi di RPH Desa Bancar dilakukan mulai Rabu (22/7) malam selepas seremonial pembukaan program Nusantara Berkurban. Kegiatan dilanjutkan pengemasan dan pendistribusian daging kurban, Kamis (23/7) di tempat yang sama. Selain pengurus NU Care-Lazisnu, beberapa relawan LPBI NU dan utusan NU Care-Lazisnu Bungkal juga terlibat dalam kegiatan pengemasan daging kurban.
Disebutkan Didik, dari 7 ekor sapi yang dipotong di RPH Desa Bancar, diperoleh 1.800 paket daging yang dibagikan ke wilayah-wilayah yang jarang tersentuh pembagian daging kurban. Pengurus NU Care-Lazisnu tingkat Kecamatan dilibatkan dalam pendistribusian daging kurban ini.
“Rata-rata satu paket daging kurban seberat 0,7 kg, dibagikan merata ke seluruh Kecamatan berdasarkan data dari MWC NU,” ungkap Didik.
“Alhamdulillah, prokes dapat terjaga, karena di sini tidak ada kerumunan, karena pengurus Lazisnu dari setiap Kecamatan datang bergelombang,” pungkas Didik.
Reporter : Idam
Editor : Lege