NU Online Ponorogo – Mujiz (pemegang ijazah, Red) sekaligus pendiri Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Gus Allamah Alaudin Shiddiqi M.Pd.I yang kerap disapa Gus Amak, tampil beda. Di hadapan para peserta Pelatihan Praktisi JRA yang digelar di Aula IAI Sunan Giri Ponorogo, Minggu (4/4) lalu, Pengasuh Pesantren Uweis al Qorni Tuban ini mengenakan baju warok lengkap dengan udeng hitam kombinasi putih.
Penampilan Gus Amak serasi dengan konsep panggung yang mengusung tema reyog. Dua pasang dadak merak yang didatangkan panitia dari Ngabar dan Patihan Kidul dipasang di sisi kanan dan kiri bakcdrop.
Ahmad Khabibullah, salah satu praktisi JRA Batoro Katong, mengapresiasi positif ide kreatif panitia yang memilih tema kearifan lokal kesenian Reyog Ponorogo. “Sebagai praktisi sekaligus pemain Reyog Ponorogo, saya bangga dan mengapresiasi panitia atas ide kreatifnya mengusung kesenian Reyog Ponorogo. Kebetulan, banyak praktisi JRA yang juga pemain reyog,” kata Ahmad yang juga mantan Ketua PAC GP Ansor Siman.
Sementara JRA Batoro Katong Ponorogo untuk keempat kalinya menyelenggarakan pelatihan praktisi ruqyah. Pelatihan ini diikuti oleh 178 peserta, baik laki-laki maupun perempuan, berasal dari Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya. Bahkan ada peserta yang datang jauh-jauh dari Jakarta karena ingin mendapatkan ilmu langsung dari Gus Amak.
Tak hanya peserta baru, puluhan orang yang telah menjadi praktisi JRA turut hadir di tempat pelatihan karena ingin meng-upgrade keilmuan ruqyah. 40 orang praktisi berasal dari PC JRA Trenggalek, banyak pula yang berasal dari Madiun, Tulung Agung dan Blitar. “Selain itu (upgrading, Red) mereka juga ingin bersilaturahim dengan menemui langsung Gus Amak,” kata Imam Syafi’i Ketua Panitia Pelaksana.
Besarnya animo peserta bermula dari rasa ingin tahu keberadaan ruqyah aswaja. Alex Febriansyah peserta pelatihan asal Pacitan, misalnya. Alex mengikuti pelatihan ini untuk mengetahui lebih jelas keberadaan keilmuan mengenai ruqyah aswaja sesungguhnya. Semula ia beranggapan ruqyah aswaja selalu dikaitkan dengan kesurupan.
“Namun setelah mengikuti pelatihan ruqyah aswaja di Ponorogo ini saya menjadi paham bahwa selama ini ruqyah yang selalu identik dengan kesurupan itu tidak benar,” tuturnya.
Alek semakin memahami hakikat ruqyah aswaja setelah Gus Amak menjelaskan kepada peserta bahwa ruqyah itu tidak harus untuk menangani orang kesurupan.
“Kemukjizatan Alquran dapat mengobati umat Rasulullah Saw, bahkan tanpa reaksi atau muntahan, apalagi kesurupan,” tegas Gus Amak pada salah satu bagian penyampaian materinya.
Gus Amak berpesan kepada peserta praktisi untuk tidak coba-coba meruqyah orang dengan memasang tarif. “Jika diberi (imbalan jasa, Red) diterima, tapi jika tidak diberi jangan meminta, tapi niatkan untuk investasi akherat,” tandas Gus Amak.
Selesai acara Ustadz Cholid Abasa Rifa’i Wakil Ketua JRA Batoro Katong mengaku senang dengan terlaksananya pelatihan praktisi JRA Batoro Katong gelombang keempat ini. “Alhamdulillah saya merasa senang dengan pelaksanaan kegiatan ini, semoga dapat membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua. Semakin banyak yang tergabung menjadi keluarga besar PC JRA Batoro Katong semoga semangat mendakwahkan Alquran sebagai syifa’ semakin baik dan istiqomah kedepannya.” tutur mantan ketua MDS Rijalul Anaor PC GP Ansor Ponorogo ini.
Reporter: Mukhlas/Idam
Editor : Lege