NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Khutbah Idul Fitri 2022 (Bahasa Indonesia) – Hikmah Ramadhan – Kesalehan Individual dan Kesalehan Sosial

Berikut ini kami sajikan khutbah idul fitri 2022 atau 1443 hijriah dalam bahasa Indonesia. Bagi anda yang bertugas menjadi khatib, silahkan gunakan naskah khutbah idul fitri ini.

Bagi yang ingin memposting ulang (repost) naskah khutbah idul fitri ini, silahkan cantukam backlink pada paragraf pertama anda. Semoga Bermanfaat. Semoga Berkah.

Khutbah Idul Fitri 2022 (Bahasa Indonesia) - Hikmah Ramadhan - Kesalehan Individual dan Kesalehan Sosial
Khutbah Idul Fitri 2022 (Bahasa Indonesia) – Hikmah Ramadhan – Kesalehan Individual dan Kesalehan Sosial

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ  اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ اِلدّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ. لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحَزَابَ وَحْدَهُ. لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى  أَمَـرَنَـا أَنْ نُـقِيـْمَ الإِجْتِـمَـاعَ وَالإِتِّـحـَادَ وَالـتَّـوَدُّدَ بَـيْـنَ الْـعِبـَادِ وَنَهـَانـَا عَـنِ الـتَّـفَرُّقِ وَالتَّبَـاغُضِ وَالإبْتِعَـادِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِنْ إِلَهٍ أَعَادَ اْلأَعْيَادَ، وَادَّخَرَهَا بِكُلِّ عَمَلٍ  فى يَـوْمِ الْـمَعَـادِ، وَأَطَالَ الأَجَالَ إِلَيْهَــا لِيَنَالـُوْا بِفَضْلِهَــا الْجَزَاءَ الْمُـؤَبَّـدَ.

أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ اْلـفَـْردُ الـصَّـمَــدُ، وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْحَـائِزُ الشَّـرَفَ فَـوْقَ اْلـعِبَـادِ، صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّـذِى أَرْشَـدَنَـا اِلَى سَـبِيْـلِ الـرَّشَـادِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ كَانُوا يَعْـتَـصِـمُـْونَ  بِشَـرِيـْعَـتِـهِ حَقَّ الْإِعْـتِمَـادِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا  كَثِيْرًا إِلَى يَوْمِ الْـمَعَـادِ ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا مَعَاشِرَ الْحَاضِرِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقُاتِهِ وِلا تَمُوْتُنَّ إِّلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ  اللهَ قال فى القُرءانِ العَظيمِ وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ فَإِنَّ الجنة هِيَ الْمَأْوَىٰ

 وَاعْلَمُوْا أَيضاً أَنَّ  يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ  وَعِيْدٌ مُبَارَكٌ سَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أُحِلَّ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامُ وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامُ.

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَر وَللهِ الْحَمْدُ

Mari kita bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Ta’ala, atas anugerah dan kenikmatan yang telah diberikan kepada kita, terutama nikmat umur panjang, sehingga kita dapat melaksanakan kewajiban puasa ramadhan dan pagi ini kita dapat bertemu kembali dengan hari raya idul fitri dalam keadaan sehat wal afiyat. Semoga semua ibadah kita di bulan ramadhan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin.

Selain itu, mari kita menambah kadar takwa dan taat kita kepada Allah dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Lebih-lebih di hari yang penuh dengan rahmat dan maghfiroh ini, jangan sampai kita kotori dengan kemaksiatan yang tidak diridloi oleh Allah Ta’ala

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَر وَللهِ الْحَمْدُ

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah

Ramadhan, bulan yang dipenuhi oleh rahmat dan maghfiroh, sudah meninggalkan kita. Ramadhan bisa dikatakan sebagai bulan kawah candra dimuka bagi kita semua. Banyak hikmah, fadhilah dan faidah yang dapat kita ambil dari madrasah “Ramadhan” sebagai bekal menjalani 11 bulan yang akan datang.

Selama satu bulan, mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari kita dididik untuk menahan hawa nafsu. Makan, minum, hubungan suami-istri yang di selain bulan Ramadhan hukumnya halal, di bulan Ramadhan hal tersebut kita tinggalkan, seolah-olah menjadi perkara haram.

Begitu juga dari segi hubungan sosial, kita merasakan lapar, haus sehingga kita memiliki sifat kasihan dan empati kepada saudara kita yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Apa yang kita rasakan selama menjalani puasa Ramadhan, juga dirasakan saudara kita, tidak hanya di bulan Ramadhan saja, akan tetapi sepanjang tahun, sebagian saudara kita juga merasakan haus dan lapar.

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَر وَللهِ الْحَمْدُ

Paling tidak ada beberapa pelajaran dari madrasah Ramadhan,  yaitu:

Pertama, Ramadhan sebagai sarana Tahdzibun Nafsi (membersihkan nafsu)

Hujjatul Islam, Abu Hamid al-Ghazâlî berkata bahwa manusia itu memiliki empat sifat, tiga sifat dapat menyebabkan kesusahan, satu sifat dapat menuntun manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat hayawan (بَهِيْمَةْ). Sifat bahimah ini memiliki tanda membenarkan segala cara untuk menggapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat binatang buas (سَبُعِيَّةْ). Tanda dari sifat ini adalah berbuat semena-mena dan menang sendiri tanpa memperdulikan sifat kemanusiaan. Yang kuat akan menang, yang lemah akan kalah, meskipun dalam posisi yang benar. Yang ketiga, sifat setan; yaitu sifat mengajak kepada perbuatan angkara murka, merendahkan derajat manusia dengan menerjang aturan agama.

Jika ketiga sifat di atas lebih dominan pada individu, masyarakat atau bangsa, maka akan ada peristiwa yang merusak tatanan sosial. Keadilan akan dikalahkan oleh kedzaliman, hukum bisa dibeli, undang-undang dipesan dengan uang, sulit membedakan antara hibah atau hadiah dengan suap, penguasa lupa tanggung jawab, masyarakat tidak mengerti kewajibannya, semua tempat akan dipenuhi dengan kejelekan, kebaikan menjadi barang yang langka. Intinya, ketaatan dikalahankan oleh kemaksiatan.

Sedangkan sifat yang menyelamatkan kita adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); yaitu sifat yang penuh dengan keimanan, ketakwaan serta kesabaran. Orang yang bisa mengoptimalkan sifat rububiyah dalam jiwanya, tentu hidupnya akan mendapatkan cahaya Al-Qur’an, perilakunya dihiasai akhlak mulia, yang pada akhirnya akan menjadi manusia yang muttaqin.

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَر وَللهِ الْحَمْدُ

Jamaah sholat Idul Fitri rahimakumulloh

Kedua, Ramadhan mendidik kita supata saleh secara individu dan sosial

Puasa ini adalah“riyadhah mubasyarah” (latihan langsung) untuk merasakan rintihan orang yang kurang beruntung. Kita lapar, haus dan kurang tidur, semuanya ini untuk melatih kita merasakan prihatin bagi saudara kita yang kurang beruntung. Islam mengajarkan kepada kita semua, supaya kita saleh secara individual dan secara sosial. Saleh secara individual, memiliki arti menjalankan kewajiban ibadah kepada Allah SWT. Adapun saleh secara sosial, kita memiliki sifat peduli kepada saudara, dengan memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

Jamaah sholat Idul Fitri rahimakumulloh

Allah dalam surat al-Baqarah ayat: 177 berfirman :

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.  

Menurut Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, ahli tafsir Al Qur’an dari Syiria, Qs. Al-Baqarah ayat 177 memberi petunjuk bahwa manusia akan mendapatkan kebaikan sejati ketika dapat menjalankan lima perkara, yaitu :

1.      Iman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi
2.      Memberikan barang-barang yang dicintai kepada saudaranya, anak yatim, orang miskin, para musafir, tokoh agama dan memerdekakan budak.
3.      Melaksanakan sholat dan membayar zakat
4.      Menepati janti
5.      Sabar dalam kemiskinan dan kesengsaraan, dan di masa perang

Semoga puasa yang kita laksanakan dapat membetuk watak dan pribadi sebagaimana yang dimaksud dalam Qs. al-Baqarah ayat 117.

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَر وَللهِ الْحَمْدُ

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat, maghfirah serta pembebasan dari neraka telah meninggalkan kita. Ramadhan sudah memberikan pendidikan kepada kita selama satu bulan. Di bulan Ramadhan, kita sudah dapat melaksanakan tranformasi nilai-nilai beragama (having religion). Selama satu bulan, kita dapat melaksanakan sholat berjamaah, tadarus al-Qur’an, qiyamul lail dengan menjalankan sholat terawih dan amalan-malan sunnah lainnya

Saat ini, kita sudah masuk bulan syawwal yang berarti bulan peningkatan. Artinya, mulai syawal ini kita harus melakukan peningkatan ibadah dibanding 11 bulan yang lalu. Oleh karena itu, bulan Syawal ini, kita harus sudah melakukan “internalisasi nilai” (having relegiuos). Tugas kita mulai bulan Syawal ini, melanjutkan ibadah yang sudah kita laksanakan selama bulan Ramadhan sampai 11 bulan yang akan datang. Mari kita tetap melaksanakan sholat dengan berjamaah, membaca al-Qur’an, tetap qiyamullail, selalu bersedekah dan amal baik lainnya yang sudah kita rintis selama bulan. Jangan sampai yang terjadi adalah yang sebaliknya. Karena Ramadhan sudah lewat, kita kembali ke keadaan sebelum bulan Ramadhan. Berhenti sholat jamaah, tidak membaca al-Quran dan lain sebagainya. Jika ini yang terjadi, bukan peningkatan yang terjadi, akan tetapi yang terjadi adalah kemerosotan. Bukan minal aidin wal faizin, akan tetapi tergolong orang yang merugi (minal khosirin).

Mari kita perhatikan sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW:

إِذَا كَانَ اَخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتْ السَّمَواتُ وَاْلأَرْضُ وَاْلملَائِكَةُ مُصِيْبَةً لِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم. قِيْلَ يَارسولَ اللهِ: أَيُّ مُصِيبَةٍ هِيَ؟ قاَلَ ذِهَابُ رَمَضَانَ، فإِنَّ الدَّعَواتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ والصَّدَقَاتِ مَقْبُوْلَةٌ وَالْحَسَناتِ مُضَاعَفَةٌ وَاْلعَذَابَ مَدْفُوْعٌ

“Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat nabi Muhammad SAW. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini do’a dikabulkan dan shadaqah diterima. Kebaikan dilipatgandakan dan siksa dihentikan”

Hadis ini memuat dua makna yang saling melengkapi. Pertama, makna dari sabda “langit, bumi dan malaikat menangis karena dzihabu ramadhan” diartikan secara harfiyah/tekstual. Artinya, Ramadhan meninggalkan kita merupakan musibah. Karena Ramadhan serta beberapa keberkahan, keistimewaan dan bonus pahala yang luar biasa sudah meninggalkan kita. Ini adalah musibah. Kedua, lafadz dzihabu ramadhan dapat dimaknai hilangnya semangat ibadah yang sudah kita rintis selama bulan Ramadhan. Artinya, jika Ramadhan telah berlalu, kita kemudian berhenti dari sholat jamaah, berhenti membaca al-Qur’an. Ini juga dinamakan musibah. Kemudian langit, bumi dan malaikat menangis, karena umat Nabi Muhammad SAW mendapatkan musibah.

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَر وَللهِ الْحَمْدُ

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Mari momen hariraya Idul Fitri kita jadikan sarana memperbaiki hubungan kita dengan Allah (hablum minalloh) dengan senantiasa beribadah serta melanjutkan semangat ibadah yang telah kita rintis selama bulan ramadhan. Begitu juga, kita jadikan momen Idul Fitri ini sebagai sarana saling memaafkan, memperbaiki hubungan silaturrohmi dengan kedua orang tua, saudara, tetangga dan lain sebagainya, sehingga kita termasuk golongan orang yang ‘aidin, yaitu orang yang kembali kepada kesucian, dan juga termasuk orang yang faizin, yaitu orang yang beruntung. Amin ya robbal alamin.

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلفَائِزِيْنَ اْلآمِنِيْنَ،  وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، فقـد قال تعـالى في كتـابه الكـريـم،  أعـوذبـالله من الـشــيـطان الـرجـيم، بســم اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى، وَذَكَرَ اسْمَ  رَبِّهِ فَصَلىَّ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Kuthbah Tsaniyah

اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ،  اللهُ أَكْبَرُ  كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا،  وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً  وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ اْلأَعْيَادَ مِنْ عَوَائِدِ اْلإِحْسَانِ وَفَوَائِدِ اْلإِمْتِنَانِ، مِنْ رَبِّ  اْلمَلِكِ اْلحَنَّانِ، إِلِى عَبِادِهِ الَّذِيْنَ يَجْتَهِدُوْنَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ، بِالصِّيَامِ وَالتَّرَاوِيْحِ وَتِلاَوَةِ اْلقُرْآنِ

 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ اْلـمَنَّانُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّعِى إِلَى دَارِ الْجِنَانِ، وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى الْعِلْمِ وَاْلعِرْفَانِ،  وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَآأَيُّهَا اْلإِخْوَانُ رَحِمَكُمُ اللهَ، أُوْصِيْكُمْ  وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

وَاْعلَمُوْا يَا إِخْوَانِي رَحِمَكُمُ اللهَ أَنَّ يَوْمَكُمْ  هَذَا يَوْمُ اْلعِيْدِ وَيَوْمُ اْلفَرَحِ وَالسُّرُوْرِ، فَاشْكُرُوا اللهَ تَعَالَى بِالتَّكْبِيْرِ وَالتَّهْلِيْلِ إِنَّهُ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ، فَقَالَ اللهَ تَعَالَى جَلَّ جَلاَلُهُ عَلِيْمًا، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلِى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلـمُسْلِمِيْنَ وَاْلـمُسْلِمَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَأُمَّتَنَا، وَقُضَاتَنَا وَعُلَمَاءَنَا، وَفُقَهَاءَنَا وَمَشَايِخَنَا، صَلاَحًا تَامًّا عَامًّا، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَهْلِكْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَفُكَّ أَسْرَ الْمَأْسُوْرِيْنَ، وَفَرِّجْ عَنِ اْلمَكْرُوْبِيْنَ، وَاقْضِ الدَّيْنَ عَلَى اْلـمَدْيُوْنِيْنَ، وَاكْتُبِ اللَّهُمَّ السَّلاَمَةَ عَلَيْنَا، وَعَلَى الْحُجَّاجِ وَالْغُزَّاةِ وَالْمُسَافِرِيْنَ،. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَاْلـمُنْكَرَ وَاْلبَغْىَ وَالسُّيُوْفَ اْلـمُخْتَلِفَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلـمُسْلِمِيْنَ عَامَةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلـمُنْكَرِ وَاْلبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Dr. H. Luthfi Hadi Aminuddin, M.Ag
Sekretaris PCNU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *