NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Khutbah Jumat Bahasa Indonesia – Bulan Dzulhijjah – Beberapa Alternatif Amal Kebaikan 

Khutbah Jumat Bahasa Indonesia - Bulan Dzulhijjah - Beberapa Alternatif Amal Kebaikan 
Khutbah Jumat Bahasa Indonesia – Bulan Dzulhijjah – Beberapa Alternatif Amal Kebaikan

 Khutbah I

اَلْحَمْدُ للّٰه الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وقَالَ تَعالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيمُ

Jamaah Jum’ah Yang Berbahagia

Mari kita tingkatkan ketakwaaan kita kepada Allah SAW dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Jangan sampai kita meninggal, kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.

Perlu diketahu, bahwa kita saat ini sudah berada dalam salah satu bulan yang mulia, yaitu Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan bulan diantara empat bulan yang bernama asyhurul hurum, yaitu bulan yang dimulyakan oleh Allah SWT. Artinya Allah memberikan keistimewaan yang tidak diberikan kepada bulan yang lainnya

Dalam kitab Nuzhatul Majalis karya syekh Abdurrohman bin ‘Abdissalam bin ‘Abdirrohman bin ‘Ustman al-Syafi’i disebutkan bahwa bulan Dzulhijjah ini dimulyakan oleh Allah karena adanya syariat berupa pausa ‘Arofah. Di bulan Dzulhijjah, Allah memulyakan kepada empat Nabi, yaitu Allah menerima taubat nabi Adam; Allah memberi perintah secara langsung kepada nabi Musa di gunung Thur; Allah memberi kemuliaan kepada nabi Muhammad penyempurnaan Rukun Islam dengan melaksanakan Haji, dan yang terakhir, ketika nabi Ibrahim menyembelih nabi Ismail, kemudian Allah mengganti dengan domba.

Berkaitan dengan keistimewaan bulan Dzulhijjah, disebutkan dalam kitab Nuzhatul Majalis, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ التَّرْوِيَةِ  أَعْطَاهُ اللّهُ ثَوَابَ أَيُّوبَ عَلَيْهِ السَّلامُ عَلَى بَلاَئِهِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ أَعْطَاهُ اللَّهُ ثَوَابًا مِثْلَ ثَوابِ عِيْسَى عَلَيْهَ السَّلامُ

Artinya: “Barang siapa puasa hari Tarwiyah maka Allah memberinya pahala sebagaimana pahala yang diberikan Allah kepada nabi Ayub AS atas cobaan yang diberikan kepadanya. Dan barang siapa puasa hari ‘Arofah maka Allah memberinya pahala sebagaimana pahala yang diberikan kepada nabi ‘Isa AS”.

Sebagaimana dinyatakan oleh Imam al-Rozi bahwa tanggal 8 Dzul Hijjah disebut Tarwiyah sedangkan tanggal 9 Dzul Hijjah disebut ‘Arofah. Untuk itu, berkenaan dengan kemuliaan kedua hari tersebut, masih mengutip keterangan dari kitab Nuzhatul Majalis terdapat riwayat sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهَا: عَنِ النَّبيِّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال: “إنَّ فِي الجَنّةِ قُصُورًا مِنْ دُرٍّ وَيَاقُوْتٍ وزَبَرْجِدٍ وَذَهَبٍ وَفِضَّةٍ ” قُلْتُ : يَارَسُولَ اللّهِ لِمَنْ هِيَ؟ قَالَ : “لِمَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ ، يَاعَائِشَةَ: مَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا يَوْمَ عَرَفَةَ فَتَحَ اللّهُ عَلَيْهِ ثَلاثِيْنَ بَابًا مِنَ الخَيْرِ وَأغْلَقَ عَنْهُ ثَلاثِينَ بَابًا مِنَ الشَّرِّ, فَإِذَا أَفْطَرَ وَشَرِبَ اْلمَاءَ اسْتَغْفَرَ لَهُ كُلُّ عِرْقٍ فِي جَسَدِهِ”

Artinya: “diceritakan oleh sayidah ‘Aisyah dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dawuh: “Sesungguhnya di dalam surga terdapat Istana-istana yang terbuat dari Mutiara, dari Yaqut, dari Intan berlian, dari Zabarjad, emas dan perak”. Kemudian aku bertanya kepada Nabi: “Ya Rasulallah, untuk siapa istana-istana tersebut?” Nabi menjawab: “Bagi orang-orang yang puasa ‘Arofah. Wahai ‘Aisyah, barang siapa puasa hari ‘Arofah maka Allah akan membukakan untuknya 30 pintu kebaikan, ditutup untuknya 30 pintu keburukan dan ketika dia berbuka puasa kemudian ia minum seteguk air maka semua keringat yang ada dalam tubuhnya akan memintakan ampun untuknya”.

Terdapat keterangan lagi perihal keutamaan hari ‘Arofah, sebuah riwayat sebagaimana berikut:

وعَنِ الفَضَلِ ابْنِ اْلعَبَّاسِ رضي اللّه عنه عَنِ النبيِّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال: مَنْ حَفِظَ لِسَانَهُ وَسَمْعَهُ وَبَصَرَهُ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ إِلَى عَرَفَةَ

Artinya: diceritakan daari sahabat Fadlol ibnil ‘Abbas RA, dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW dawuh: “Barang siapa menjaga lisannya, pendengarannya dan penglihatannya pada hari ‘Arofah maka dosa-dosanya diampuni sampai hari ‘Arofah yang akan datang.

Berpijak pada dawuh hadits tersebut dan dalam rangka meraih keutamaan-keutamaan sebagaimana keterangan di atas, mari mulai saat ini juga, terlebih pada hari ‘Arofah yang akan datang, kita berusaha menjaga lisan, menjaga telinga dan menjaga mata jangan sampai lisan, mata dan telinga ini, terbiasa digunakan untuk hal-hal yang tidak baik, hal-hal yang mengakibatkan dosa sehingga menyebabkan murka Allah. Jangan sampai lisan ini berkata tidak jujur, berbohong dan menipu orang.

Perkara yang menyebabkan murka Allah, seperti berbohong, gosip, mendengarkan atau melihat perkara yang dilarang oleh Agama sebaiknya ditinggalkan, terlebih di hari Tarwiyah dan Arofah.

Jamaah Jum’ah Yang Berbahagia

Pada dasarnya kemuliaan bulan Dzul Hijjah selain karena terdapat hari Tarwiyah dan hari ‘Arofah, kemuliaan Dzul Hijjah disebabkan karena tanggal 10 Dzul Hijjah merupakan Hari Raya umat Islam di seluruh dunia yang disebut dengan hari raya ‘Idul Adha atau hari raya Kurban. Pada hari raya ini, sebagaimana banyak diterangkan dalam kitab-kitab hadits, banyak sekali amaliah-amaliah yang bila dikerjakan maka akan mendapat balasan dari Allah tidak sebagaimana mestinya, karena amaliah-amaliah tersebut pahalanya akan dilipat gandakan

Salah satu dari sekian banyak amaliah tersebut adalah ibadah Kurban atau ibadah berupa menyembelih hewan Kurban. Ibadah ini sebagaimana riwayat hadits merupakan ibadah yang paling dicintai Allah pada saat hari raya Idul Adha. Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi bahwa:

مَا عَمِلَ أَدَمِيٌ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلىَ اللّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ  إِنَّهَا لَتَأتِي يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأنَّ الدّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ اْلأَرْضِ فَطِيْبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: “Tidak ada amal/pekerjaan di hari raya Qurban (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah dari pada mengalirkan darah yakni menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya, kelak di hari qiyamat hewan qurban tersebut akan datang lengkap dengan tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya, pahala Qurban itu, telah sampai pada Allah sebelum darah dari qurban yang disembelih itu menetes di tanah. Oleh karenanya, ikhlaskan hatimu”. (HR. Imam Turmudzi).

Berkenaan dengan keutamaan ibadah kurban, sebagaimana didawuhkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani di dalam kitab karyanya al-Ghunyah bahwa: “Nabi Daud bertanya kepada Allah, “Wahai Allah, apa pembalasan umat nabi Muhammad yang mau berkurban?” kemudian Allah menjawab:

ثَوَابُهُ أَنْ أُعْطِيَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ عَلىَ جَسَدِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ وَأَمْحُوْ عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ وَأَرْفَعُ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ أَمَا عَلِمْتَ يَا دَاوُدُ أَنَّ الضَّحَايَا هِيَ اْلمَطَايَا وَأنَّ الضَّحَايَا تَمْحُوْ اْلخَطَايَا

Artinya: “Balasannya adalah, pada tiap-tiap bulu dari hewan qurbannya, Aku beri dia 10 kebaikan, aku hapus 10 dosa-dosanya dan aku angkat dia dengan 10 derajat. Ketahuilah wahai engkau nabi Daud, bahwa ”Sesungguhnya, hewan qurban itu adalah kendaraan dan sesungguhnya hewan kurban itu adalah penghapus kesalahan-kesalahan”.

أَنَّ الضَّحَايَا هِيَ اْلمَطَايَا وَأنَّ الضَّحَايَا تَمْحُوْ اْلخَطَايَا

Artinya : Sesungguhnya hewan Kurban itu jadi kendaraan, dan sesungguhnya hewan kurban itu melebur dosa dan kesalahan”.

Jamaah Jum’ah rohimakumullah,

Berdasarkan sabda di atas, dan berkenaan dengan puasa Tarwiyah dan ‘Arofah, dan juga keutamaan Kurban, mari kita semua ber-‘azam, dengan niat dalam hati, menjalankan semua keterangan di atas menurut kemampuan kita. Yang memiliki harta, mari berkurban Sapi atau kambing. Kurban ini hukumnya Sunah Muakkad artinya sunah yang sangat dianjurkan oleh agami.

أَعُوذُ بالله من الشيطان الرجيم

 فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاهُ ومَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَاهُ

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ، وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ اِلَّاللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَ بَعْدَهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ! اِتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللّٰهُ تَعاَلَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِالِلّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسۡمِ ٱلِلّٰهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيْمِ. إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُـمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُـمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ سَلَامَةًفِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَ قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَالْمَوْتِ، اَللّٰهُـمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ. اَللّٰهُـمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

 رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَالِلّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ الِلّٰهِ اَكْبَرْ.

Dr. Miftahul Huda M.Ag
Wakil Ketua Tanfidziah PCNU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *