السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
وقَالَ اللهُ تَعَالى ااِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Kaum muslimin sidang jum’at rahimakumullah
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Caranya adalah dengan imtisaalu al-awaamir wa ijtinaabu an-nawaahi (melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangannya). Ketahuilah!! tidak ada bekal yang paling bagus kita bawa dihadapan Allah SWT, kecuali takwa kita kepada Allah SWT.
Kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, karena kita masih diberi amanah umur yang panjang, di beri amanah kesehatan sehingga kita bisa menemui kembali tahun baru umat Islam yaitu tahun baru Hijriyah 1444. Ini menandakan bahwa secara kuantitatif umur kita semakin banyak dan secara kalkulatif ini menunjukkan bahwa kematian semakin dekat. Pergantian tahun ini atau tahun baru Hijriyah ini harus kita beri makna. Makna ini penting agar pergantian tahun baru tidak hanya sekedar regularitas yang terjadi setiap tahun, tetapi pergantian tersebut sesungguhnya mengandung hikmah dan pelajaran yang harus kita pahami.
Pertama, sejarah mencatat bahwa tahun baru Hijriyah diawali bukan dari hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, bukan pula dari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, atau yang lainnya, tetapi diawali dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Hal ini disebabkan, di antaranya adalah disebabkan karena banyaknya al-Qur’an yang berbicara tentang Hijrah. Di antaranya adalah Terdapat dalam surat An-Nisa ayat 100
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 100).
Contoh ayat hijrah tersebut mengandung makna yang dalam yaitu memotivasi umat Islam untuk berhijrah di jalan Allah SWT. di antaranya adalah umat Islam tidak akan mengalami kemiskinan dan jika ia berhijrah karena Allah SWT, ingin kebaikan akhirat dan dunia, lalu meninggal a akan mendapatkan pahalanya Allah SWT. ayat-ayat lain yang bicara hijrah banyak memotivasi manusia untuk hidup lebih baik dari sebelumnya. Untuk optimis dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, agar tahun baru hijriyah ini bermakna bagi kita, monggo kita berubah lebih baik dari sebelumnya. Jika sebelumnya jarang baca al-Qur’an, tahun baru ini kita tingkatkan baca al-Qur’annya. Pun demikian jika tahun sebelumnya jarang jama’ah ayoo di tahun baru ini kita tingkatnya sholat jama’ah kita. Intinya di tahun baru ini, ibadah individual dan ibadah sosial kita harus lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
Kedua, peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW, ke Madinah untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik tidak dilakukan secara sembarangan. Peristiwa hijrah dilakukan dengan strategi yang matang dan teknis perjalanan yang cermat, semisal adanya perencanaan rute perjalanan yang jarang dilalui oleh orang kafir, perbekalan yang cukup, kendaraan yang kuat, adanya mata-mata perjalanan dan lain-lain. Ini adalah peristiwa sangat penting. Rasulullah SAW, melalui peristiwa hijrah mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir perencanaan yang matang. Jika umat Islam ingin jaya, maju dan umat Islam selalu terdepan, maka perencanaan haruslah matang. Jika tidak matang, maka umat Islam bisa dikalahkan oleh musuh.
Ketiga, setelah Nabi Muhammad SAW, hijrah dan menempati Yastrib, Nabi merubah daerah itu menjadi Madinah yang berarti bisa tempat yang berbudaya, bisa juga kota. Dua makna ini sama maksudnya yaitu suatu daerah yang maju. Jika kita mengikuti pelajaran ini. ayo umat Islam menjadi umat yang berbuda tinggi contohnya adalah disiplin, taat aturan, menjadi teladan, saling menghormati, saling menghargai, tepat waktu, dan lain-lain. Sungguh, jika ini dilakukan umat Islam akan menjadi jaya dan maju.
Keempat, Setelah Nabi Muhammad SAW, sampai di tempat hijrah, Nabi Muhammad SAW membangun masjid. Ini artinya Rasulullah SAW, mengajarkan kepada umat Islam untuk menjadikan masjid sebagai tempat pemersatu. Caranya adalah ayo memakmurkan masjid dengan aktifitas jama’ah. Sholat 5 waktu jama’ah serta menjadikan masjid semarak pengajian dan kegiatan keagamaan. Contohnya Sholat dalam menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan. Jika salah ditegur, dan jika benar pemimipin diikuti hingga selesai. Jika ini dilakukan niscaya masyarakat Islam akan damai, tentram dan sejahtera.
Kelima, ada amalan yang bagus dilakukan pada bulan Muharram ini, yaitu berpuasa tanggal 9 Muharram yang disebut dengan puasa tasu’a’ dan puasa tanggal 10 Muharram yang disebut puasa ‘asyura. Puasa tanggal 10 disebut sebagai puasanya Nabi Musa dan Rasulullah SAW berkeinginan untuk puasa tanggal 9 untuk membedakan agar tidak sekadar tanggal 10 saja sebagaimana orang Yahudi dan Narani. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharram dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya, “Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, semoga Allah SWT meridhoi keduanya. Abdullah berkata, “ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa, para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulallah, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau ada kesempatan pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa Tasua (9 Muharram).’ Abdullah Ibnu Abbas berkata, ‘Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat,’” (HR Muslim).
Mumpung kita masih hidup dan masih sehat, ayo puasa dua hari tersebut, disebutkan dalam hadis puasa bulan Muharram adalah puasa yang paling bagus kedua setelah puasa Romadhon dan akan menghapus dosa satu tahun yang lalu.
Kaum Muslimin sidang Jum’at Rahimakumullah
Semoga tahun baru hijriyah ini, kita bisa mengambil hikmahnya dan mengambil maknanya yang telah saya sebutkan, di antaranya adalah menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya (rajin sholat jama’ah, sedekah, membaca al-Qur’an dan lain-lain), melakukan perencanaan kegiatan, menjadikan masjid sebagai basis perkumpulan umat Islam, memperbanyak amal kebaikan (diantaranya adalah puasa tasu’a dan puasa ‘asyura). Selamat tahun baru Hijriyah dan selamat berubah menjadi lebih baik.
جَعَلَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنْ الْفَائِزِيْنَ الْامِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُتَّقِيْنَ.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمَنْ يَشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ, وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
اَلْخُطْبَةُ الُثَّانِيَةُ
اَلْحَمْدُ لِلّهِ ضَامِنِ الْفَلَاحِ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِالشَّرْعِ وَوَقَفَ عِنْدَ حُدُوْدِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّم تَسْلِمًا كَثِيْرًا.
اَمَّابَعْدُ : فَيَااَيُّهَا النَّاسُ !
اِتَّقُوا اللهَ وَاَبْدِلُوا الْفَسَادَ بِا لرَّشَادِ. وَاَصْلِحُوا شُؤُوْنَكُمْ وَقُوْمُوْا عَلى قَدَمِ السَّدَادِ. فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْا اَنَّما عَلى رَسُوْلِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِيْنُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
اللّهُمَ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ وَضَاعِفْ لَهُمُ الْحَسَنَاتِ وَكَفِّرْ عَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ وَبَلِّغْ جَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ خَيْرَيِ الدَّارَيْنِ مَا يُؤَمِّلُوْنَ وَانْشُرْ وَافِرَ اِحْسَانِكَ عَلٰى بَلْدَتِنَا هذِهِ وَسَائِرِ بِلَادِ الْاِسْلَامِ.
رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِا لْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ امَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ.
عباد الله ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَخْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
Dr. Iswahyudi, M.Ag
Ketua Aswaja Center NU Ponorogo