الْحَمْدُ للهِ خَلَقَ آدَمَ بِيَدِهِ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ وَأَحْظَاهُ بِجَوَارِهِ وَأَسْجَدَ لَهُ مَلَائِكَةُ الْمُقَرَّبِيْنَ الْأَطْهَارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمِ الْغِزَارِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ الْمِدْرَارِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ اللهُ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimulyakan Allah,
Marilah bersyukur dengan kesyukuran penuh kehadirat Allah, atas kesehatan badan, kedamaian jiwa, dan kemurnian ruh sehingga dengan haul dan quwwah-Nya kita tetap menjadi hamba yang bertakwa. Hamba yang dengan kesadaran akan huquq rububiyah selalu mengisi kehiduapn hanya untuk beribadah dan menghindari batasan-batasan yang telah ditentukan-Nya.
Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia marilah mengingat kembali, bahwa kehadiran kita di bumi ini adalah untuk beribadah ke hadirat Allah. Ibadah dalam arti khusus iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin (hanya kepada Allah saja kita menyembah dan hanya kepada Allah saja kita memohon) dan Ibadah dalam arti luas berupa pengabdian dalam semua bidang kehidupan yang didasari dan diarahkan untuk mecapai ridhaNya.
Allah berfirman dalam surah QS. Al-Baqarah: 165
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ
…..﴿البقرة : ۱۶۵﴾
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.
Ayat ini memperingatkan kita untuk tidak membuat sesembahan selain Allah, karena hanya Dialah Tuhan Yang Haq, yang tiada bandingan bagi Nya. Yang paling mencintai hambNya. Dan sangat tidak patut bagi makhluk mencintai makhluk lain melebihi kecintaanya kepada Pencipta cinta, Allah subhanahu wataala. Sedangkan orang yang beriman kecintaannya sangatlah besar ke hadirat Allah.
Syekh Ibnu Athaillah menjelaskan bentuk cinta kepada Allah. Menurutnya, cinta kepada Allah adalah cinta sejati yang menumbuhkan keikhlasan dan membuahkan kenikmatan.
لَيْسَ الْمُحِبُّ الذي يَرْجُوْ مِنْ مَحْبٌوْبِهِ عِوَضاً أَوْ يَطْلُبُ مِنْه غَرْضاً . فَإِنَّ الْمُحِبَّ مَنْ يَبْذَلُ لَكَ ، لَيْسَ الْمُحِبُّ مَنْ تَبَذَّلَ لَهُ
Artinya, “Pecinta itu bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atau mengejar sebuah tujuan dari sang kekasih. Pecinta itu orang yang berbuat sesuatu untukmu. Pecinta itu bukan orang yang diberikan sesuatu olehmu.”
Cinta seorang hamba kepada Rabb mengalirkan peribadatan yang indah, pengabdian yang lembut, dan menenggelamkan semua aktifitas dalam samudera kasih sayangNya. Sehingga tiada tersisa dalam diri hamba kecuali dipenuhi rasa welas asih dan kasih sayang dalam kehidupan, karena ia menyadari bahwa Allah menyatakan:
وَرَحۡمَتِىۡ وَسِعَتۡ كُلَّ شَىۡءٍ
dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (al a’raf 156)
Hadirin yang dimulyakan Allah.
Semoga rahmat Allah meliputi kita semua, sehingga keimanan kita mewujud, tampak dalam wajah kasih sayang, saling mengayomi, memudahkan, menyelesaikan dengan bijak semua gebyaring dunia yang fana ini. Sebagaimana nabi kita sayyidul basyar Muhammad rasulullah adalah rahmatan lil a lamiin. Rahmat Allah untuk alam semesta semua.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
M. Nurdin , M.Ag
(Dosen Fak. Ushuluddin IAIN Ponorogo)