الحَمْدُ للهِ القَوِيِّ العَظِيمِ الرَّؤْفِ الرَّحِيمِ ، يَقْضِى بالحَقِّ وَيَحْكُمُ بِالعَدْلِ وَهُوَ الحَكِيمُ العَليمُ ،
وأشْهَدُ أنْ لاالهَ الاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَريكَ لَهُ ، شَهادَةً أرْجُو بِهَا النَّجَاةَ مِنْ العَذَابِ الألِيْمِ ، وَالفَوْزَ بِالنِعَمِ المُقِيْمِ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَبْعوثُ بالحَقِّ الدَّاعِى الَى صِرَطٍ مُسْتَقِيمٍ ، أللهمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ فِى هَدْيِهِمُ القَويمِ وسَلَّمَ تَسْلِيمًا. أمَّا بَعْدُ:
أيُّهَا النَّاسُ إتَّقُو اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاتَمُوتُنَّ إلاَّ وانْتُمْ مُسْلِموْنَ.
Sidang jum’ah yang berbahagia.
Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Bahkan, ketakwaan itu harus kita tingkatkan sehingga kita benar-benar tergolong sebagai muttaqin, yaitu orang-orang yang bertaqwa, yang telah diberi janji oleh Allah dengan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya semulia-mulia manusia disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Iman adalah pokok. Tingkah laku orang beriman untuk melengkapi diri sebagaimana ahli surga, bisa bervariasi. Dan justru iman itulah yang mendorong orang melakukan variasi tingkah laku. Iman dan amal sholeh, iman dan infaq, iman dan teguh hati, iman dan taqwa dan lain-lain. Amal sholeh saja, infaq saja, teguh hati, atau taqwa saja tanpa berlandaskan iman, tidak menjamin seseorang masuk surga. Untuk memperoleh pengakuan iman dari Allah disyaratkan adanya cinta atau saling saying diantara kaum muslimin, dan termasuk juga adil.
Ketahuilah bahwa bersikap adil, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan, harus dimiliki oleh seorang muslim. Sebab berkata tidak adil adalah termasuk bagian dari perbuatan dosa besar. Perihal bersikap adil dalam perkataan maupun perbuatan, banyak diterangkan dalam Al-Qur’an. Diantaranya adalah:
وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ
“dan apabila kalian berkata, maka hendaklah kalian berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabatmu.” (Q.S Al An’am: 152)
فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلاً سَدِيدًا
“Oeh karena itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.S An-Nisa’: 9)
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ ٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ
“dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, agar mereka mengucapkan perkataan yang lebih lagi benar.” (Q.S Al-Isra’: 53)
وَهُدُوٓاْ إِلَى ٱلطَّيِّبِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ وَهُدُوٓاْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡحَمِيدِ
“dan mereka dipimpin kepada ucapan-ucapan yang baik, dan dipimpin pula kepada jalan Allah yang terpuji.” (Q.S Al-Hajj: 24)
Kaum muslimin yang berbahagia.
Rasulullah lewat hadis-hadisnya juga menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa bersikap adil dalam perkataan dan perbuatan. Di antara sabda-sabda Rasulullah SAW yang menerangkan tentang anjuran untuk memiliki sikap adil dalam perkataan dan perbuatan adalah:
وعن أبِى عَمْرٍو ، وَقِيْلَ أبِى عَمْرَةَ سُفْيَانَ ابنِ عَبْدِ اللّهِ رَضِي اللّهُ عَنْهُ قَالَ ، قُلْتُ يَا رَسُولُ اللّهِ ، قُلْ لِى فِى الإسْلاَمِ قَوْلاً لااَسألُ عَنْهُ اَحَدًا غَيْرَكَ ، قَالَ: قُلْ آمَنْتُ باللّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Dari Abi Amr, namun ada dikatakan dari Abi Amroh Sofyan bin Abdullah ra, dia telah berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, yang selamanya aku sudah tidak lagi perlu lagi menanyakan kepada orang lain selain engkau. “Jawab Rasulullah: “Katakanlah: “aku beriman kepada Allah, kemudian istiqmahlah (tegakkanlah).” (HR Muslim)
Beriman kepada Allah kemudian diikuti dengan sikap istiqomah adalah suatu amal yang sangat mulia. Siapapun yang bisa melaksanakan dengan baik, berarti dia telah memiliki keimanan dan keislaman yang sangat tinggi lagi sempurna. Sebab ke istiqomahan (keteguhan) dalam beriman merupakan hal yang luar biasa yang mengantarkan seseorang meraih kekekalan hidup di dalam surga, serta mengantarkan seeorang meraih kemuliaan di dunia. Dia tidak akan pernah merasa khawatir dan takut menghadapi realita hidup, karena segalanya telah diserahkan kepada Allah SWT.
قَالَ رَسُول اللّهِ صَلى الله عليه وسلم: لاَ يَسْتَقِيمُ إيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلاَ يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ.
“Rasulullah bersabda: “ iman seseorang tidak dikatakan lurus sehingga hatinya lurus, dan hati seseorang tidak bisa dikatakan lurus sehingga lisanya lurus.” (HR Ahmad)
Menjaga lisan adalah bagian dari tanda-tanda kesempurnaan iman. Bila lisan seseorang terpelihara dari pembicaraan bohong ataupun dusta berarti hatinya lurus. Dan bila hatinya lurus, maka sempurnalah iman yang menghiasi dirinya. Karena itu penting sekali bagi seorang mukmin untuk memelihara lisan, jangan sampai berbicara hal-hal yang tidak ada manfaatnya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ . كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
“hai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu katakan? Sangat besar kebencian di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S As-Shaf: 1-2)
بَارَكَ اللّهُ لِى وَلَكُم فى القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإيَّاكُمْ بِما فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ . وَتَقَبَّلْ مِنِّى وَمِنكُم تِلاَوَتَه إنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمٌ.
أقُولُ قَوْلِ هذَا وَاسْتَغفِرُ اللّهَ العَظِيمَ لِى وَلَكمْ وَلسَائرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ والمُؤمِنِينَ وَالمُؤمِنَاتِ فاسْتَغْفِرُوهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُور الرَحِيمُ
Dr. Asvin Abdurrohman
Dosen INSURI Ponorogo
Wakil Rais PCNU Ponorogo