NU Online Ponorogo – Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dan seluruh Banom NU Desa Tanjungsari, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo menggelar acara Lailatul ijtima’ atau LI di Masjid Umar Shodiq Krajan II Tanjungsari, Sabtu (13/3) malam.
Acara yang digelar setiap malam Minggu wage ini dihadiri oleh Pengurus Ranting Nu, Banom NU serta warga nahdliyin Desa Tanjungsari. Acara diawali pembacaan tahlil yang dipimpin oleh KH. Imam Subandi, dilanjutkan sambutan ketua PRNU KH. Mustain dan kajian kitab tematik.
Kajian kitab diampu oleh K. Moh. Nur Sholihin Ketua Lembaga Dakwah PCNU Ponorogo yang kali ini membahas bab salat.
Dalam sambutannya, Ketua PRNU Tanjungsari menyatakan komitmennya untuk menjaga eksistensi LI.
“Kegiatan ini merupakan agenda rutin Ranting NU serta Banom NU Desa Tanjungsari yang dilaksanakan sebulan sekali, maka mari kita jaga keberlangsungannya,” ajak Kiai Mustain.
Kiai Mustain juga menambahkan pentingnya pengurus mengikuti majelis LI ini.
“LI ini sebagai bentuk ibadah dan mencari ilmu serta upaya kaderisasi umat khususnya di Nahdlatul ulama,” tegasnya.
Kiai Sholihin memilih metode praktik langsung saat menyampaikan materi salat. Beberapa pembetulan atas kasus kesalahan yang umum dilakukan orang saat salat malam itu dicontohkan langsung olehnya.
“Salat yang kita lakukan meskipun sebagai makmum, wajib membaca al-Fatihah,” terang Kiai Sholihin.
Usai pemberian materi dan contoh, Kiai Sholihin membuka sesi tanya jawab. Di antara pertanyaan yang diajukan kepadanya, sikap yang diambil makmum ketika imam salat tarawih membaca bacaan dengan cepat.
Menjawab pertanyaan ini Kiai Sholihin menegaskan tidak ada perbedaan dalam keharusan membaca al-Fatihah, baik salat fardlu maupun salat sunnah.
“Makmum sebaiknya membaca bacaan bareng bacaan imam, biar tetap dapat memenuhi rukun salat, utamanya bacaan al-Fatihah, meskipun salat tarawih itu sunnah,” kata Kiai Sholihin dengan nada tinggi.
Usai kajian kitab, pembawa acara mengumumkan perolehan donasi dari setiap kelompok yasinan yang berhasil dikumpulkan NU-Care Lazisnu Tanjungsari.
Reporter: Nasrul Ulum
Editor: Budi