NU Online Ponorogo – Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir menjadi fokus perhatian Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama atau LKKNU Ponorogo. Salah satunya lingkungan masjid yang dianggap perlu dijaga dari penyebaran virus yang lebih satu tahun melanda dunia.
Apalagi saat berita diturunkan PPKM mikro kesepuluh kembali diberlakukan hingga 5 Juli menyusul penetapan Ponorogo masuk zona merah.
Melihat perkembangan kondisi ini mendorong LKKNU Ponorogo kembali menginisiasi gerakan NU Peduli Covid-19, Ahad (27/6).
“Pengurus LKKNU terjun langsung menggandeng warga sekitar masjid, meski tergolong zona hijau untuk melakukan penyemprotan disinfektan,” ungkap Harijadi ketua LKKNU Ponorogo.
Salah satunya, lingkungan di jalan Anjani, RT. 04/RW.03 Kelurahan Pakunden. Dilanjutkan lingkungan Masjid Ianatul Muslimin, RT.04/RW.06 Krandengan, Kelurahan Kepatihan, Ponorogo.
Harijadi memimpin langsung penyemprotan disinfektan buatan sendiri. Ia bersama ketua RT Marsudi dan Agus Setyawan tokoh masyarakat setempat memberi contoh cara penyemprotan disinfektan.
Harijadi menyebut diisinfektan buatan sendiri itu dibuat dengan memadukan cairan pemutih dengan cairan pencuci lantai dan pakaian.
“Area penyemprotan tidak hanya ruangan masjid, tetapi lingkungan sekitarnya juga ikut disemprot disinfektan,” tukasnya.
Kepada NU online Ponorogo Harijadi menyatakan gerakan NU Peduli Covid-19 ini akan tetap berlanjut di tempat lainnya.
Sementara pantauan NU online lainnya, tindakan preventif pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 juga mulai dilakukan warga. Salah satunya warga di sekitar pertigaan jalan RW. 02 Dukuh Krajan, Tanjungsari, Jenangan.
Di hari yang sama sebagian warga RW ini, utamanya para pemuda yang tergabung dalam paguyuban telon melakukan pembersihan selokan air diikuti penyemprotan disinfektan.
Tidak hanya itu, pantauan NU online di beberapa medsos menunjukkan Nitizen terlihat memposting lafadz do’a tibbil qulub dan syair lii khomsatun ijazah almaghfurlah Hadraussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
Banyak pula yang memposting do’a salawat Nabi Khidir. Tidak sedikit pula para muadzin membaca do’a-do’a itu dalam pujian selepas adzan setiap salat lima waktu.
Reporter: Idam
Editor : Budi