NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

LKSA Al-Ikhlas Ponorogo Bekali Santri Cara Pembuatan Jamu Herbal

Taufiq Asyhari dan Indi Warwati bersama dua orang santri LKSA Al Ikhlas memamerkan kemasan jamu herbal
Taufiq Asyhari dan Indi Warwati bersama dua orang santri LKSA Al Ikhlas memamerkan kemasan jamu herbal

NU Online Ponorogo – Merebaknya kasus Covid-19 membuat berbagai pihak merespon penanggulannya dengan berbagai cara. Salah satu diantaranya upaya meningkatkan imunitas tubuh dengan asupan jamu herbal.

Itu pula yang menjadi perhatian pengurus LKSA Al-Ikhlas Ponorogo. Demi prinsip kemandirian pengurus menganggap jamu herbal harus dapat diramu sendiri oleh para santri.

Dikatakan Taufiq Asyhari, S. Pd., Pengurus Bidang Pendidikan LKSA Al-Ikhlas, saat ide itu terlontar pihaknya segera mengagendakan pendidikan dan penyuluhan atau yang sering disebut didik suluh cara pembuatan jamu herbal. “Tujuan kami adalah mendidik santri agar memiliki life skill, khususnya pembuatan jamu herbal,” ungkap Taufiq.

Didik suluh pembuatan jamu herbal siap seduh ini dikemas dalam acara Parenting Penguatan Keluarga dan Anak. Acara digelar di aula LKSA Al-Ikhlas, Sabtu (31/7). Indi Warwati, S. Pd.SD., guru SDN 1 Plancungan (Slahung) dipercaya sebagai tutor. Sementara peserta yang mengikuti didik suluh ini terdiri dari para santri dan wali santri, masing-masing 10 orang.

Taufiq menyatakan keterlibatan wali santri sebagai peserta didik suluh ini didorong rasa empati. “Semoga dengan mengikuti didik suluh pembuatan jamu, para wali santri memiliki bekal untuk memproduksinya sendiri, syukur-syukur dapat memasarkannya,” terangnya.

Didik Suluh pembuatan jamu herbal dalam acara Parenting Keluarga dan Anak digelar dengan disiplin prokes yang ketat
Didik Suluh pembuatan jamu herbal dalam acara Parenting Keluarga dan Anak digelar dengan disiplin prokes yang ketat

Sementara itu, Indi sengaja mengajari peserta cara pembuatan jamu herbal siap seduh yang dibuat secara praktis dan higienis.
Bahan jamu yang diajarkan Indi seperti jahe, kencur, lempuyang dan lain-lain.

Bahan-bahan jamu diramu menjadi bubuk sehingga lebih tahan lama dan bisa dikonsumsi kapan saja. “Tinggal seduh saja dengan air hangat, jamu langsung bisa dikonsumsi,” katanya di depan para peserta.

Indi tidak hanya menyampaikan teori dan peragaan pembuatan jamu saja, tetapi peserta juga diberi kesempatan yang cukup untuk praktik langsung. Mulai dari penyiapan bahan, proses pembuatan hingga pengemasan bubuk jamu herbal.

Kembali menurut Taufiq, cara pengemasan jamu lebih ditekankan untuk dikuasai wali santri. “Agar peserta dari wali santri yang tertarik mengembangkan usaha jamu, segera dapat memproduksinya langsung setelah pelatihan ini,” pungkasnya.

Reporter : Idam
Editor : Budi

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *