NU Online Ponorogo – Kebutuhan pupuk petani yang semakin meningkat memacu Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama atau LPPNU Ponorogo untuk menginisiasi produksi pupuk organik. Produksi pupuk organik yang diberi label NUtri26 ini dilakukan aktivis LPPNU dengan pola kemitraan.
“Aktivis LPPNU yang memiliki skill dalam pengolahan pupuk organik kita dorong untuk memproduksinya, laku kita bantu pemasaran di kalangan petani NU, ” ungkap Ahmad Sarbini Ketua LPPNU Ponorogo kepada NU online Ponorogo.
Sarbini menambahkan, LPPNU memberdayakan dua orang aktivisnya untuk memproduksi pupuk cair NUtri 26. Untuk sementara operasional produksi NUtri 26 berada di salah satu rumah pengelolanya, warga Kelurahan Beduri.
“Bahkan, dua orang itu dikuliahkan di Fakultas Pertanian Unmer Ponorogo,” imbuhnya.
Inisiasi produksi pupuk cair ini merupakan implementasi program kerja LPPNU yang ditetapkan Muskercab II PCNU akhir Maret tahun ini.
Pupuk organik yang diproduksi terdiri dari dua jenis, NUtri 26 pertumbuhan dan NUtri 26 pembuahan. Disebutkan dalam company profile produk ini, dalam satu kemasan NUtri 26 mengandung NPK untuk merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun.
NUtri 26 juga mengandung unsur Silika guna melindungi permukaan jaringan tanaman sehingga tahan dari hama dan kekeringan. Unsur lainnya asam amino yang diperlukan untuk memudahkan penyerapan nutrisi, meningkatkan fotosintesis dan kandungan klorofil serta meningkatkan ketahanan pada stres dan aktivitas mikroba tanah.
Zat pengukur tumbuh juga termasuk unsur dalam NUtri 26 yang bermanfaat untuk mempengaruhi pergerakan antaksis tanaman dan unsur mikro lainya untuk mempengaruhi oksidasi dan reduksi serta mengatur kadar asam.
Masih menurut Sarbini, untuk bahan pembuatan NUtri 26 pihaknya mendatangkannya dari lokal, juga Indramayu Jawa Barat.
Sampai saat ini pemasaran menggunakan jasa agen, juga bekerjasama dengan LPPNU tingkat MWC NU.
Dikatakan Sarbini pembagian laba diatur 20% untuk MWC NU, 10 % untuk LPPNU-PCNU dan 70 % diberikan kepada agen atau penjualnya.
“Penjual adalah perorangan dan agen. Direncanakan dalam satu desa terdapat satu agen,” ujar Sarbini.
Harga jual NUtri 26 1 liter untuk pertumbuhan seharga Rp. 65.000,- dan pembuahan dibandrol Rp. 75.000,-. Paket botol isi 500 ml pertumbuhan dijual Rp. 37.500,- dan pembuahan dipatok Rp. 42.500,-. Juga ada paket botol 250 ml, untuk pertumbuhan seharga Rp. 20.000,- dan pembuahan senilai Rp. 22.000,-.
Sarbini menyebut, dalam dua bulan terakhir banyak pengguna NUtri 26 yang telah membuktikan kualitasnya.
“Dari MWC NU Siman dan Sukorejo melaporkan, untuk tanaman jahe dan padi, daun jahe semula kurus kekuning-kuningan, setelah disemprot berubah lebat dan hijau,” terangnya.
Feedback manfaat NUtri 26 dari pengguna menjadi strategi peningkatan mutu produksi.
“Jadi, melalui agen kita pantau terus pengalaman petani yang telah menggunakan NUtri 26,” tandas Sarbini.
Untuk menjamin keberlanjutan usaha LPPNU masih terus mengupayakan konsistensi tempat produksi NUtri 26.
“Ke depan kita sedang memikirkan adanya rumah produksi dan laboratorium pertanian,” pungkasnya.
Reporter: Idam
Editor : Budi