NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Mengungkap Sejarah Resolusi Jihad yang Dilupakan, PCNU Ponorogo Gelar Tashwirul Afkar

Kajian Purnama – Tashwirul Afkar bersama Dr. Iswahyudi, M. Ag.

NU Ponorogo Online – PCNU Ponorogo telah berhasil mengadakan Kajian Purnama – Tashwirul Afkar pada hari Kamis (17/10/2024) di Graha PCNU Ponorogo Lantai 3.

Kegiatan yang bernama Kajian Purnama – Tashwirul Afkar ini merupakan kegiatan yang digagas pertama kali oleh PCNU Ponorogo dan dihadiri oleh para tokoh NU, Sejarawan, Ansor, Fatayat, Muslimat, IPNU, IPPNU dan generasi muda NU secara umum.

Sebagai pencerah sekaligus pemantik Kajian Purnama – Tashwirul Afkar pertama di moment Hari Santri ini adalah Dr. Iswahyudi, M. Ag. yang merupakan Wakil Ketua PCNU Ponorogo sekaligus Dosen IAIN Ponorogo.

Pada kesempatan ini, Ketua PCNU Ponorogo, KH. Dr. Idam Mustofa, M. Pd Menyambut dengan gembira akan adanya Kajian Purnama – Tashwirul Afkar. Resolusi Jihad menjadi tema pada malam hari ini tentu mengingat perjuangan para Alim Ulama’ terdahulu, khususnya KH. Hasyim Asy’ari yang ikut serta membangun bangsa ini. Sekaligus juga menjadi salah satu agenda Peringatan Hari Santri Tahun 2024.

Diskusi Tentang Refleksi Resolusi Jihad

Dr. Iswahyudi mengungkapkan bahwa suatu keharusan beliau menjadi penyambung sanad dalam merefleksikan resolusi jihad ini, dikarenakan beliau adalah santri dari ayahnya KH. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (ketua PWNU Jawa Timur Periode 2024-2029), dan ayah Gus Kikin merupakan murid dari KH. Hasyim Asy’ari, maka begitu pentingnya hal tersebut untuk memberikan wawasan Resolusi Jihad kepada generasi muda NU saat ini yang terlupakan.

Dalam Kajian Purnama ini, menurut Dr. Iswahyudi bahwa Tashwirul Afkar merupakan sebuah refleksi, gambaran terhadap pemikiran yang ketika menyebutkan satu kata bisa menimbulkan banyak aspek. Sehingga akan muncul banyak perbedaan yang membuat pemikiran luas.

Resolusi merupakan Keputusan yg berisi tentang tuntutan atau perintah kepada pihak tertentu, sehingga dapat membuat seseorang berpikir dan bertindak. Kenapa resolusi ini telah dilupakan? Karena kita tidak memenuhi standar modernitas. Modernitas ini yang perlu dibangun dengan literasi.

Lanjut penjelasan Dr. Iswahyudi, “Kenapa kajian ini disebut Kajian Purnama? Karena ini merupakan perumpamaan orang yang punya ilmu dan tidak punya ilmu. Sehingga kita ini kalau diskusi di bulan purnama termasuk orang yang alim.”

Sehingga kegiatan yang mampu merefleksikan nilai perjuangan ulama’ pada masa lalu dapat menambah keilmuan kita dan mempertajam wawasan berkaitan dengan sejarah.

Harapan dari kegiatan Kajian Purnama-Tashwirul Afkar ini, agar literasi generasi muda NU mampu ditingkatkan dan memiliki wawasan secara mendalam dalam merefleksikan perjuangan ulama’, seperti dalam perjuangan pada resolusi jihad.

 

Reporter : Zakki

Editor : Risa

 

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *