NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Menjadi Makhluk Yang Mulia – Teks Khutbah Bahasa Indonesia

Menjadi Makhluk Yang Mulia - Teks Khutbah Bahasa Indonesia
Menjadi Makhluk Yang Mulia – Teks Khutbah Bahasa Indonesia

الحمد لله الحمد لله الذ ي خـلـق الإنـسـان فى أحـســن تـقـويـم ، وأنعـم علينـا بنعـمة الإيمـان والإسـلام والـعـقـل الـســلـيـم ، أشـهـد أن لأ اله الا الله وحده لا شـريك له  الـحـكـيـم الـعـلـيـم ، وأشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله بـالـمـؤمـنـيـن الـرؤوف الـرحـيـم ،  اللهـم صـل وسـلم وبارك على سـيدنا محمـد الـذي خـص بالـخـلـق الـعـظـيـم ، وعلى آلـه وأصــحابه الـذيـن تـمـسـكـوا بالـديـن الـقـويـم ، ومن تبعهم باحسان الى يوم لا ينـفـع مال ولا بـنـون  الا من أتى اللـه بـقـلـب سـلـيـم ، أمـابعـد ، فيـا عبـاد الله أوصــيكم واياي بتقـوى الله الـعـزيـز الـحـلـيـم ،  تـدخلوا جـنـة الـنـعـيـم ، مع الـذيـن أنـعـم اللـه عـلـيـهـم

بسم الله الرحمن الرحيم

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1) وَطُورِ سِينِينَ (2) وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6) فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ (7) أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ (8)

 

Ma’asiral Muslimin Rohimakumulloh…

Alhamdulillah, seiring dengan bertambahnya umur kita, mari kita manfaatkan umur kita ini untuk memperbaiki kualitas penghambaan kita kepada Allah SWT. Kita tingkatkan prestasi ibadah kita, kita perbaiki kualitas ibadaah kita dan semaksimal mungkin kita berusaha agar seluruh ibadah yang kita laksanakan punya dampak (atsar) terhadap perbaikan akhlak kita, baik akhlak kepada Allah dan akhlak kita kepada sesama manusia. Hanya dengan cara yang demikianlah, umur yang Allah berikan kepada kita akan punya makna sekaligus akan menghantarkan kita kepada umat yang yang beruntung dan umat yang mulia di hadapan Allah SWT.

Ma’asiral Muslimin Rohimakumulloh…

Pada hari yang penuh keberkahan ini, mari sejenak kita merenungkan surat al-Tin ayat ke empat:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

(sungguh aku ciptakan manusia itu dalam kondisi sebaik-baik bentuk)

Ayat di atas memberikan gambaran akan kelebihan dan keistimewaan yang diberikan Allah kepada Kita sebagai manusia, yaitu sebagai makhluk yang paling sempurna bentuknya. Kesempurnaan kita, tidak hanya sebatas pada bentuk fisik kita, melainkan juga, Allah memberikan keisitimaan berupa akal yang berfungsi untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang pantas dan mana yang tidak pantas, mana yang sah dan mana yang batil.

Berkaitan dengan hal ini, Imam Al Ghazali mengkategorikan makhluk Allah itu ada empat macam;

  1. Makhluk yang hanya mendapat karunia akal saja, tidak dikaruniai nafsu , itulah para Malaikat.
  2. Makhluk yang mendapat karunia nafsu saja, tetapi tidak dikaruniai akal , itulah hewan.
  3. Makhluk yang tidak dikaruniai akal, dan tidak dikaruniai nafsu , itulah    kayu , batu dan benda benda mati lainnya.
  4. Makhluk yang mendapat karunia akal, tetapi juga dikaruniai nafsu, itulah kita manusia.

Akal mempunyai potensi positif. Ia akan mendorong yang siapa yang ditempatinya untuk senantiasa berbuat baik dan mencegahnya dari perbuatan yang tidak baik. Sementara nafsu punya potensi buruk. Ia akan memprofokasi siapa saja yang ditempatinya untuk cenderung melakukan sesuatu yang menyenangkan tanpa mempertimbangkan apakah itu termasuk perbuatan yang baik atau buruk; haq atau batil dan juga sama sekali tidak mempertimbangkan pantas apa tidak. Sehingga wajar, kalau malaikat punya kecenderungan untuk selalu berbuat baik, karena ia hanya dianugrahi akal saja. Pun juga sangat bisa dimaklumi, kalau hewan melakukan sesuatu sesukanya tanpa mempertimbangkan baik buruk, sah atau batal, pantas atau tidak pantas, karena ia hanya diberi nafsu saja oleh Allah.

Dengan demikian kita berbeda dengan malaikat yang hanya dikaruniai akal, berbedangan dengan hewan yang hanya dikaruniai nafsu saja. Kita oleh Allah diangugrahi baik akal dan nafsu. Tugas kita adalah mengelola keduanya dengan baik.

Ketika akal dijadikan penuntun, akal dijadikan pengontrol keinginan nafsu, maka manusia akan menjelma sbg makhluk yang paling mulia, makhluk yang ahsanit taqwim sebagaimana surat al-Tin ayat ke empat di atas.

Di dalam Surat an-Nazi’at ayat 40-41 Allah berfirman:

(وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,  “maka sungguh, surgalah tempat tinggal (nya). (ayat 41)”

 

Kedua ayat di atas  dapat diterjemahkan secara secara global bahwa orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dengan melakukan amal saleh dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya dengan menaati ajaran agama, maka sungguh, surgalah tempat tinggal-nya untuk selama-lamanya dengan segala kenikmatan di dalamnya. Itulah anugerah agung Tuhan Yang Maha Pemurah.

 

Sebaliknya, jika nafsu yang memegang kendali, akal tunduk dengan nafsu, maka yang terjadi adalah manusia lebih jahat, lebih ganas dan lebih buas dari pada binatang buas sekalipun.

Makanya Allah menyebut pada Surat al-Tin ayat 5:

(ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (التين/5

“kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,”

Di dalam Surat al-A’ra f: 179, Allah berfirman:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ( الأعراف / 179

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

Ma’asirol Muslimin rahimahulloh;

Mari kita senantiasa berusaha, berjuang agar kita bisa mengendalikan hawa nafsu kita, tidak membiarkan diri kita menuruti kata dan keinginan nafsu yang cenderung ingin berbuat yang tidak baik, senang berbuat dosa, maksiyat. Semoga Allah melindungi dan memberkati kita, menjadi orang-orang yang ahsanit taqwim, orang yang mulia di hadapan Allah SWT. Amin Ya rabbal alamin.

جَعَلَناَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ اْلأَمِنِيْنِ ، وَأَدْخَلَـنَا وَإِيَّاكُمْ فِي زُمْـرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ ، وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ .

 

Khuthbah Kedua

اَلْحَمْدُ ِللهِ ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي خَلَقَ اْلأَشْيَآءَ ، أَحْمَـدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدَ مَنْ عُفِيَ مِنَ الْبَلاَءِ ، أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لآ شَـرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَـا يَوْمَ الْجَـزَاءِ ، وَأَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَتْقَى اْلأَتْقِيآءِ ، أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الرُّسُلِ وَاْلأَنْبِيآءِ ، وَعَلَى آلِهِ الْكَرَمآءِ ، وَأَصْحَابِهِ اْلأَصْفِيآءِ ، وَمَنْ تُبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ اللِّقَاءِ ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَأَشْـكُرُوْهُ عَلَى تَوَالِي النَّعَمآءِ

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَكُمْ أَمْرًا عَمِيْمًا ، فَقَالَ جَلَّ جَلاَلُهُ : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ، يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ ، وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَوَاتِ ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَتَنَا وَأُمَّتَنَا ، وَقُضَاتَنَا وَعُلَمَاءَنَا وَفُقَهَاءَنَا ، وَمَشَايِخَنَا صَلاَحًا تَامًّا عَامًّا وَاجْعَلْنَا هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ ، اَللَّهُمَّ اْنصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ، أَللَّهُمَّ أَهْلِكْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ ، وَفُكَّ أَسْرَ الْمَأْسُوْرِيْنَ ، وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ ، وَاقْـضِ الدَّيْنَ عَلَى الْمَدْيُوْنِيـْنَ ،  وَاكْتُبِ اللَّهُمَّ السَّلاَمَةَ عَلَيْنَا ، وَعَلَى الْغُزَّاةِ وَالْمُجَاهِدِيْنَ وَالْمُسَافِرِيْنَ ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ ، وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ ، وَاْلفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَة ، وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً ، وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بالإِيـْمَانِ ، وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْم

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ،

 

Dr. H. Luthfi Hadi Aminuddin, M.Ag
Sekretaris PCNU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *