Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh…
Bismillahirrahmanirrahim…
Shollallahu’alaa Muhammad…
Adab Berhubungan Intim Suami-istri
Bagi pasangan suami istri, jima’ atau hubungan badan merupakan salah satu kunci keharmonisan rumah tangga. Selain memberikan kenikmatan, jima’ juga menunjukkan kasih sayang diantara keduanya.
Bahkan ternyata jima’ juga memberikan dampak yang baik bagi kesehatan. Salah satunya memberikan kebugaran bagi tubuh. Hal ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Sehingga tidak mengherankan bila aktivitas satu ini menjadi kegiatan yang harus dirutinkan.
Sejatinya Islam telah mengatur tata cara berjima antara pasangan suami istri. Namun ada beberapa hal yang seringkali terlupakan. Seperti halnya larangan dari Rasulullah SAW ini. Padahal bila hal terus berlangsung, maka dapat menjadi penyebab kehancuran rumah tangga. Apakah larangan tersebut ? Simak ulasannya berikut ini.
Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk menjada pandangan dan kesucian diri. Sebab setelah menikah seseorang bisa memenuhi kebutuhan biologisnya dengan halal dan terhormat. Namun sayangnya banyak umat Muslim yang asal menikah dan lebih banyak lagi yang asal-asalan ketika mendatangi istrinya. Padahal jima adalah salah satu ibadah unggulan yang disebut kenikmatan surga.
Dikarenakan minimnya ilmu dan kurangnya semangat untuk mempelajari hal-hal yang terkait jima’, maka banyak orang yang justru melanggar apa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Salah satunya adalah tidak terburu-buru mengakhiri jima’. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Haitsami dan Abu Ya’la dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“ Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi (jima’ dengan) istrinya, maka hendaknya berlaku jujur. Jika ia mengakhiri hubungan sebelum istri terpenuhi kebutuhannya, maka jangan terburu-buru mengakhiri sampai istri terpenuhi hajatnya.”
Kemudian Umar bin Abdul Aziz pun berkata, ”Janganlah kamu menjima’ istrimu, kecuali dia (istrimu) telah mendapatkan syahwat seperti yang engkau dapatkan, supaya engkau tidak mendahului dia menyelesaikan jima’nya (maksudnya engkau mendapatkan kenikmatan sedangkan istrimu tidak).” (Al-Mugni lbni Qudamah 8/136, Darul Fikr, Beirut, cet. I, 1405 H, syamilah)
Inilah salah satu diantara panduan jima’ yang sering diabaikan oleh para suami. Kebanyakan mereka hanya mendatangi istrinya disaat butuh dan kemudian segera menuntaskan tanpa memperhatikan kondisi istrinya. Para lelaki ini ingin segera dilayani dan menuntaskan kebutuhannya, namun tidak memperhatikan istri dan pencapaian kebutuhan dalam hal ini.
Berdasarkan penelitian terakhir ada lebih dari 70% istri tidak tercukupi kebutuhan jima’ nya. Sehingga memberikan efek yang tidak baik dalam kehidupan rumah tangga bahkan bisa menjadi penyebab kehancuran hubungan suami istri.
Sejatinya wanita memiliki syahwat seperti laki-laki. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa, “ Sesungguhnya wanita itu saudara kandung laki-laki.” (HR. Ahmad no.26195, hasan lighairihi, tahqiq Syu’aib Al-Arna’uth)
Bahkan tidak sedikit juga wanita yang memiliki ” kebutuhan” yang lebih besar dan bahkan tidak disangka-sangka oleh suami mereka. Biasanya para wanita lebih merasa malu mengutarakan keinginannya sehingga mereka lebih memilih memendamnya saja.
Oleh sebab itulah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata bahwa, “ jika seorang laki-laki “ mendatangi” istrinya hendaklah “ berbuat baik” kepadanya. Karena wanita memiliki sya*wat sebagaimana laki-laki. Wanita juga mempunyai “ keinginan” sebagaimana laki-laki mempunyai “ keinginan”. Jika ia mendatangi istri dengan “ berbuat baik” padanya maka ini termasuk sedekah.” (Syarah Al-Arba’in An-Nawawiyah libni Utsaimin hadits ke-15)
Bahkan dalam Alquran Allah SWT berfirman bahwa,” ….Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah : 228)
Selamat beraktifitas pada hari ini
Ya Allah… Beri kami kekuatan lahir dan batin, beri kami keluarga bahagia dunia akhirat… Amiin