NU Online Ponorogo – Ribuan santri tumpah ruah di sepanjang ruas jalan di wilayah Kecamatan Sukorejo, Selasa (20/10) kemarin. Para santri dari berbagai madrasah diniyah (madin) itu bukan sedang menggelar aksi unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja seperti yang sedang marak akhir-akhir ini. Mereka memenuhi pinggiran jalan untuk menyambut kedatangan rombongan Kirab 100 Ribu Do’a Pager Bumi yang diprakarsai Gerakan Pemuda Ansor. Sesuai jadwal, pada hari itu rombongan kirab memasuki wilayah Kecamatan Sukorejo.
“Kita kerahkan delapan puluh enam madin, empat ratus delapan puluh ustadz-ustadzah, dan lima ribu tujuh ratus enam belas santri untuk menyemarakkan Kirab 100 Ribu Do’a Pager Bumi,” kata Imam Mahmudi, Sekretaris MWC NU Sukorej.
Penyambutan rombongan Kirab 100 Ribu Do’a Pager Bumi di wilayah Kecamatan Sukorejo ini memang terbilang istimewa. Biasanya, rombongan kirab hanya disambut pengurus MWC (Majelis Wakil Cabang, Red) NU, kader Ansor, serta kader banom (badan otonom, Red) NU lainnya. Juga pejabat pemerintah setempat dari unsur Forpimka (Forum Pimpinan Kecamatan, Red).
Imam mengatakan, kirab yang digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2020 tersebut merupakan momentum penting bagi santri. Karena itu, MWC Sukorejo mengerahkan santri madin yang ada di bawah bimbingan lembaga Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT). FKDT Sukorejo mendukung penuh acara ini sebagai upaya untuk memantapkan jati diri santri. Ini adalah Hari Santri, hari kita semua. Dan kita bangga menjadi santri,” tegas Imam yang juga Ketua Korcam FKDT Sukorejo.
Sebelum memasuki wilayah Kecamatan Sukorejo, Kirab 100 Ribu Do’a Pager Bumi berangkat dari Pondok Pesantren Al-Bukhori, Mangunan, Tulung, Kecamatan Sampung. Peserta kirab menelusuri desa-desa di wilayah Kecamatan Sukorejo menuju lokasi acara pemanjatan do’a pagar bumi. Desa yang dilalui kirab adalah Sukorejo, Golan, Karanglo Lor, Kalimalang, Gandu Kepuh, Nambangrejo, Lengkong, Nampan, Kranggan, Gelanglor, Serangan, Prajegan, Kedungbanteng dan berakhir di Bangunrejo.
Saat rombongan kirab melewati jalan dekat sebuah madin, para santri didampingi para gurunya tampak mengelu-elukan mereka. Para santri berdiri berjajar sambil membentangkan spanduk bertuliskan identitas lembaganya masing-masing. Sebagian besar santri Madin dan gurunya juga ikut serta ziarah makam para penggerak santri di Kecamatan Sukorejo. Di antaranya makam kyai Ageng Imam Musakab di Pogero Gandukepuh dan makam Kyai Imam Muhyi Jayengranan di Kranggan.
Sesampainya rombongan kirab di gerbang masjid Putra Sultan Agung Dasun Ranting Bangunrejo Sukorejo, ratusan santri madin setempat menyambutnya dengan melambaikan bendera merah putih ukuran kecil. Di halaman masjid ini berlangsung upacara penyambutan sekaligus pelepasan kembali rombongan kirab menuju wilayah Kecamatan Babadan. Tampak hadir dalam acara ini jajaran pengurus MWC NU beserta Muslimat NU, PAC GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, IPPNU dan Pagar Nusa. Dari unsur pemerintah, juga hadir Camat Sampung dan Camat Sukorejo beserta Forpimka. Camat Sukorejo berkesempatan memberangkatkan rombongan kirab menuju destinasi selanjutnya, yaitu Kecamatan Babadan.
Meski mengerahkan banyak massa, protokol kesehatan tetap ditaati. Para peserta semunya menggunakan masker. Hal inilah yang mendapat tanggapan positif dar masyarakat. “Mari kita nikmati dan syukuri bahwa kita akan meneruskan perjuangan para ulama dan santri, sehingga kita sangat optimis dengan kemajuan bangsa Indonesia yang kita sangat cintai ini.” tutur Imam yang hari itu didaulat sebagai Koordinator Penyambutan.
Reporter : Idam
Editor : Lege