NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

TEATRIKAL…..PESANTREN NURUL AZHAR GUNUNGAN RINGIN PUTIH SAMPUNG PERINGATI HUT RI

Suasana Upacara bendera memperingati HUT RI ke 76 oleh siswa siswa MTs Nurul Azhar Foto 2
Suasana Upacara bendera memperingati HUT RI ke 76 oleh siswa siswa MTs Nurul Azhar Foto 2

NU Online Ponorogo – Tepat hari kemerdekaan RI yang ke 76 hari Selasa, 17 Agustus 2021, santri pesantren Nurul Azhar Gunungan Ringin Putih Sampung Ponorogo mengadakan upacara bendera ala santri. Para santri memakai sarung, ada yang memakai surban serta memakai atribut-atribut kemerdekaan. Walau begitu, protokol kesehatan tetap dilakukan. Bertempat di lapangan MTs Al-Azhar, upacara dilakukan dengan khidmat. Turut hadir para Ustadz di bawah naungan Pesantren Nurul Azhar, seperti Suyadi, SPd (Ketua MWC Sampung dan Zainal Abidin, ketua Ranting NU Ringin Putih Sampung).

Upacara bendera semakin “bergelora” setelah selesai acara, para santri melakukan teatrikal perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan RI. Melalui teatrikal ini, para santri diberi pertunjukan bagaimana beratnya penderitaan para pejuang masa lalu dalam memperjuangkan kemerdekaan. Kesadaran yang ingin ditunjukkan adalah keharusan para santri untuk meneruskan perjuangan para pahlawan masa lalu dengan mengisi kemerdekaan ini. Belajar rajin, latihan organisasi kemasyarakatan, selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan, menghargai perbedaan, tidak egois dan bertanggungjawab atas apa yang dilakukan adalah contoh-contoh yang bisa dipraktikkan oleh para santri.

Pengasuh Pesantren Nurul Azhar Gunungan, Iswahyudi, sebagai instruktur upacara dalam amanatnya mengatakan bahwa peran santri dalam memerdekakan bangsa ini sangatlah menentukan. Para pejuang yakin bahwa mengusir penjajah, cinta tanah air adalah bagian dari iman. Mereka yakin bahwa mati membela bangsa adalah mati syahid. Keyakinan inilah yang menyebabkan para pahlawan memiliki semangat juang yang tinggi. Kini apa yang harus dilakukan oleh santri? Jawabnya adalah meneruskan perjuangan para pahlawan tersebut. Caranya adalah rajin mengaji, pahami agama dengan baik agar bisa menghargai perbedaan, meniru Rasulullah SAW dalam menghadapi orang yang berbeda.

Ciri khas lain yang hampir ada dalam peringatan kemerdekaan adalah lomba-lomba. Di antara lomba yang diadakan adalah lomba cerdas tangkas tajwid, sambung kitab Jurumiyah, standup commedy, pemakaian surban dan lomba-lomba ketangkasan lain seperti estafet tepung dan lain-lain. Lomba-lomba ini menggambarkan keilmuan sekaligus kekompakan sosial.

Reporter/Editor: Budi

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *