NU Online Ponorogo – Makam Batoro Katong merupakan salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Ponorogo yang paling banyak dikunjungi. Bahkan di masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang, tak menyurutkan niat para pengunjung untuk berziarah. Demi keamanan dan kenyamanan bersama, Takmir Masjid Batoro Katong pun menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ini disampaikan Mulyono, salah satu pengurus Takmir masjid Batoro Katong Bidang Pendidikan kepada NU Online Ponorogo. Menurutnya, penerapan protokol kesehatan berlaku bagi pihak internal maupun eksternal masjid Batoro Katong. “Penerapan protokol kesehatan tidak hanya diberlakukan bagi jamaah tetap maupun peziarah makam Batoro Katong, tetapi semua kegiatan di masjid Batoro Katong tetap diharuskan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ungkap Sekretaris MWC NU Jenangan ini.
Mulyono mengatakan, penerapan protokol kesehatan itu memang diberlakukan kepada semuanya. Termasuk bagi santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) Tarbiyatush Sholihin yang sudah diperbolehkan memulai kegiatan pembelajaran. “Para santri TPQ dan Madin juga harus melakukan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun begitu tiba di masjid dan menjaga jarak saat belajar maupun di luar jam pelajaran,” terangnya.
Selain menerapkan 3M, lembaga pendidikan yang digawangi Khunaifi ini juga mengharuskan para santri yang datang ke masjid menjalani pengecekan suhu badan menggunakan thermo gun. “Setelah para santri mencuci tangan dan dicek suhu badannya, mereka harus duduk dengan menjaga jarak, menungu panggilan sorogan dengan tenang dan setelah selesai diharuskan langsung pulang,” tambah Mulyono.
Protokol kesehatan 3M plus ini juga berlaku pada kegiatan lain di luar pembelajaran. Seperti saat para santri mengikuti istighotsah, Rabu, (18/11), pengelola TPQ/Madin Tarbiyatush Sholihin mengawal mereka untuk menjaga jarak duduk antara satu dengan lainnya dengan ketat.
Perlu diketahui, setiap tiga bulan sekali TPQ/Madin Tarbiyatush Sholihin yang saat ini membina 100 santri menggelar istighotsah rutin. Ini dilakukan untuk melatih para santri terbiasa melafalkan bacaan tahlil dan doa-doa pilihan. “Sebagai generasi pengawal dan penjaga tradisi Aswaja An-Nahdliyah, istighosah ini sekaligus menjadi media latihan santri untuk menjadi Imam tahlil,” terang Mulyono.
Dari pantuan NU Online Ponorogo, para santri tampak bersemangat dan bersuara dengan lantang saat melantun bacaan istighotsah. Mereka tetap duduk tenang dengan menjaga jarak, termasuk saat pembagian makanan. Terlihat begitu menerima bungkusan sate dan minuman para santri langsung beranjak pulang dengan tertib.
Reporter : Idam
Editor : Lege
Assalamu alaikum…
Maaf, teko2 langsung komen kritik gus🤝
1. Ada foto terupload yg masih katutan merk hp nya..
2. Yg kedua setuju dng konten yg mengangkat pendidikan
3. Kemasan berita bisa di bikin lebih elegan fi banding buletin nasional yg lain. Harus lebih keren, ayo pasti saget lah…
Maaf… semoga eksis
Terima kasih atas masukannya..
Semoga kedepan, Website PCNU Ponorogo semakin Eksis, semakin lebih baik dan informasi-informasi yang diberikan memberikan manfaat bagi semuanya..