NU Online Ponorogo – Di tengah situasi sulit akibat Pandemi Covid-19, beragam aksi kepedulian sosial terus digelorakan berbagai lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Mulai penyemprotan desinfektan, distribusi tabung oksigen, pembagian makan siang warga isoman, hingga pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19. Satu lagi inovasi baru yang diinisiasi MI Maarif 1 Babadan (Mimasba) sebagai bentuk nyata dari rasa kepedulian sosial, yakni Gerakan Wage. Apa itu?
“Gerakan Wage adalah gerakan warung geratis,” kata Marsono, Kepala Sekolah Mimasba yang juga sebagai inisiator Gerakan Wage.
Marsono menjelaskan, gerakan ini konsepnya sederhana. Yakni berbagi di tengah suasana Pandemi Covid-19. Teknisnya, Mimasba sebagai inisiator sekaligus panitia melakukan penggalangan donasi. Baik kepada wali murid, juga warga sekitar. Donasinya bisa berupa apa saja. Mulai beras, sayur-sayuran, buah-buahan, sampai pakaian bekas yang layak pakai.
“Alhamdulillah. Ternyata antusiasme masyarakat untuk berbagi sangat tinggi. Mereka semangat untuk ikut berdonasi. Dalam waktu singkat, sudah terkumpul dua mobil penuh. Mudah-mudahan tahun depan bisa terpenuhi empat mobil,” ungkapnya.
Dari hasil penggalangan donasi, lanjutnya, terkumpul uang tunai senilai Rp 23.085.000, beras 200 kg, pakaian bekas layak pakai 250 potong, serta 2 mobil penuh sembako dan sayuran. Selanjutnya barang-barang tersebut dibawa keliling di wilayah Kecamatan Babadan, khususnya di Dukuh Karangtalok, untuk dibagikan kepada warga. Rombongan beserta mobil pengangkut diberangkatkan oleh Bendara LP Ma’arif PCNU Ponorogo, Agus Setyawan, dari halaman Mimasba, Selasa (24/8).
Warga pun menyambut gerakan ini dengan antusias. Mereka berbondong-bondong untuk mendekat, berharap mendapatkan bagian. “Ya Allah Pak, sayuran kaleh klambi niki sedoyo gratis Pak? Matur suwun sanget Pak. Sedoyo saget ngrasakne manfaate Pak,” ucap Sudarti berapi-api, warga Karangtalok yang mendapat bagian.
Marsono berharap, lembaga pendidikan bisa menjadi solusi permasalahan sosial. Sebab, pembelajaran terbaik adalah praktek lapangan. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan bisa menumbuhkan kepekaan sosial bagi para santri dan siswa. “Sesuai dengan motto kami, yaitu madrasah karakter, madrasah rahmatan lil ‘alamiin,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua LP Ma’arif PCNU Ponorogo, HM Asaduddin Luqman M.Pd.I. Selama ini, katanya, LP Ma’arif terus mendorong pihak sekolah dan madrasah untuk melakukan inovasi dalam membuat program. Khususnya program di luar kegiatan rutin pembelajaran, yang bisa memberikan kemanfaatan bagi masyarakat luas. “Dengan kemanfaatan yang bisa dirasakan masyarakat luas, otomatis masyarakat akan semakin simpati kepada sekolah atau madrasah Ma’arif,” pungkasnya.
Reporter : Idam
Editor : Lege