NU Online Ponorogo – Ketua PCNU Ponorogo Drs. H. Fatchul Aziz, MA mengingatkan pentingnya NU melesatarikan tradisi ziarah makam muassis. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat spirit pergerakan kader. “Dengan mengikuti ziarah makam muassis NU, para kader NU secara otomatis akan mendapat energi tambahan perjuangan. Karena muassis adalah guru terbaik bagi kader perjuangan,” katanya saat berbincang di sela acara Ziarah Makam Para Muassis yang digelar Panitia Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2020, Minggu (18/10).
Ziarah makam muassis NU juga dapat dimaknai sebagai pembaruan visi perjuangan Islam. Sebagaimana disampaikan Dr. H. Ahmadi Bardan, M.Ag, Wakil Ketua PCNU yang membidangi Pengembangan SDM. Katanya, ziarah makam muassis NU diperlukan untuk memastikan menyatunya barisan dalam menegakkan kompas perjuangan, mulai Nabi Muhammad SAW, sampai para muassis dan generasi penerus NU.
“Ziarah makam dapat menyatukan niat tulus ikhlas dalam perjuangan bersama para masyayikh pendahulu, menyambungkan satu visi strategi dalam menghadapi aneka ragam kegiatan dan tantangan. Juga mensinergikan pengurus NU dalam satu komitmen melanjutkan mandat Resolusi Jihad para muassis, sehingga kita dapat memastikan komitmen keberlanjutan berkontribusi pada agama, negara, bangsa dan masyarakat,” ujarnya.
Spirit perjuangan yang timbul setelah mengikuti ziarah makam muassis NU diakui Muhibudin, Kasatkoryon Banser Ponorogo. Menurutnya, hikmah ziarah makam muassis NU terwujud pada spirit memperbaiki niat perjuangan mengabdi kepada ulama melalui NU. “Spirit ndandakne awak, nderek kyai, nyambung sanad, caranya berziarah ke makam muassis NU agar lebih mengenal sosok perjuangan para almaghfurlah,” ungkapnya, di sela-sela mengawal perjalanan rombongan PCNU.
Senada dengan Muhibudin, Anton Samsuri Ketua PC IPNU Ponorogo yang hari itu juga mengikuti rombongan PCNU. Ia menegaskan, makna ziarah makam muassis NU adalah sarana meneladani kiprah perjuangan ulama NU. Bahkan, menurutnya ziarah makam muassis NU menjadi cara terbaik untuk menyadarkan para generasi muda NU betapa besar perjuangan mereka dalam menggerakkan NU.
“Thariqah terbaik bagi anak muda NU adalah belajar mengajar, maka ziarah makam muassis bagi pelajar NU bermakna sebagai proses meneladani kiprah para muasiss dalam berkhidmat kepada NU. Hal ini untuk menumbuhkan hubungan spiritual dengan ulama dalam konteks mengagumi keilmuannya, agar ke depanya lebih giat lagi dalam proses belajar, baik di pondok maupun sekolah,” ungkapnya.
Pernyataan Anton Samsuri diamini Siti Muniffatul Fauziah Ketua PC IPPNU Ponorogo. Ia menyatakan, ziarah makam muassis NU menjadi momentum yang luar biasa baginya. Selain sebagai tradisi amaliyah bagi warga NU, ziarah makam muassis NU baginya merupakan salah satu bentuk dakwah yang berfungi sebagai sarana transfer keilmuan bagi kalangan pelajar.
“Ziarah ini mempunyai nilai pendidikan bagi pelajar, sedang pendidikan merupakan hal yang bisa memanusiakan manusia. Hal ini menjadi salah satu landasan bagi pelajar NU untuk terus menjunjung tinggi nilai keislaman yang berlandaskan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah, juga sebagai upaya melestarikan amaliyah tradisi yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh para ulama terdahulu,” ungkapnya.
Reporter : Idam
Editor : Lege