Ponorogo NU online – Momen harlah NU dengan agenda ziarah muassis semakin mentradisi. Awalnya hanya PWNU diikuti beberapa PCNU yang mengagendakan ziarah muassis, kini PRNU pun melakukan hal serupa.
Muassis NU yang tercatat sebagai pimpinan strujtural NU pada masanya mudah terdeteksi oleh PWNU dan PCNU. Tidak demikian halnya dengan muassis NU di tingkat Kecamatan atau Desa. Hanya tokoh yang dianggap berjasa menyebarkan Islam ala NU yang dipilih sebagai destinasi ziarah di setiap momen harlah NU.
Seperti yang dilakukan PRNU Baosan Kidul Ngrayun. Dalam rangka Harlah ke-98 pengurus NU setempat berziarah ke makam mbah Wonopuro, Ahad (28/2) kemarin.
“Mbah Wonopuro adalah tokoh Islam yang membuka Desa Sendang. Beliau dikenal sebagai salah satu murid kinasih Sunan Ampel dan punya garis keturunan dengan Sunan Bayat,” terang Sugeng aktivis GP Ansor Ngrayun kepada NU online Ponorogo.
Selain ziarah, di hari yang sama PRNU Baosan Kidul didukung Muslimat NU, GP Ansor-Banser, Fatayat NU dan IPNU-IPPNU juga menggelar istigotsah dan doa bersama. Acara ini dipusatkan di masjid Al-Ikhlas Baosan Kidul.
50 orang dari unsur NU dan Banom hadir di acara ini, termasuk Kepala Desa dan
tokoh masyarakat. Kiai Wardi didaulat memimpin istighotsah, sementara tilawah Alquran oleh Sugeng S dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubhanul Wathan dipamdu Edi S. Tampil memberikan sambutan, Sarjito selaku ketua panitia dan PRNU diwakili Kiai Nashirudin.
Sholawat dibaca saat mahalul qiyam yang diiringi musik hadrah, disambung sholawat tolak Bala’ Tibbil Qulub dan do’a dipimpi. KH. Hasyim Asyari. Selepas acara semua yang hadir menikmati hidangan tumpeng dalam suasana yang penuh keakraban.
Sementara itu, hampir bersamaan waktu dengan yang terjadi di Baosan Kidul, pengurus MWC NU Siman dan Banomnya juga berziarah ke makam para muassis NU. Di antaranya makam Kiai Fatkoerohman di Patihan Kidul dan
Kiai Fadhil di Mojo Kepuhrubuh.
Berbeda dengan Baosan Kidul, muassis NU di Siman tercatat sebagai Rais dan ketua MWC NU Siman periode awal. Karena dalam masa PPKM, ziarah makam muassis hanya diikuti 20 orang.
“Kiai Fatkoerohman adalah Ketua MWC Siman pada tahun 1955. Sedangkan Kiai Fadhil Mojo Kepuhrubuh termasuk Syuriyah MWC NU Siman pada masa tahun 1955. Keduanya tercatat sebagai pejuang NU Siman yang hingga kini jasa-jasanya masih terkenang,” kata Moh. Thohari, salah satu panitia kepada NU online Ponorogo.(idam)
Reporter: Idam
Editor : budi