NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Bahtsul Masail Perlu Sinergi Lintas Stakeholder

NU Online Ponorogo – Bahtsul Masail merupakan tradisi intelektual yang menjadi ciri khas para santri. Karena itu, diperlukan kerja sama yang baik antar semua stakeholder, khususnya lembaga dan banom di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Di antaranya Rabtihah Ma’ahid al-Islamiyah (RMI), Lembaga Bahtsul Masail (LBM) serta pesantren.

Demikian disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Joresan Mlarak, Gus Nabil Hasbullah, saat membuka acara Bahtsul Masail PCNU Ponorogo, Minggu (21/3). “Kegiatan bahtsul masail ini ke depan harus bersinergi dengan program-program RMI. Harapannya agar antar pondok pesantren, kususnya pesantren NU, bisa terjalin silaturahmi yang baik. Dengan begitu, pesantren NU akan semakin solid melalui bahtsul masail ini,” kata Gus Nabil.

Harapan Gus Nabil disambut baik Wakil Rais PCNU Ponorogo Dr. Asvin Abdurrahman, M.Pd.I. Pengasuh Pondok Pesantren Darur Ridlo Sawuh Siman ini berharap, kegiatan bahtsul masail ini tidak hanya berhenti dilaksanakan di tingkat cabang. “Sayogyanya ke depan PC LBM-NU Ponorogo bisa menggerakkan kelompok-kelompok bahtsul masail di-tingkat MWC NU atau kecamatan,” ungkap Gus Asvin, panggilan akrabnya.

Gus Asvin mengatakan, para pengasuh pesantren diharapkan bisa memotivasi para santrinya agar tertarik pada kegiatan bahtsul masail. “Dan itu (memotivasi santri, Red) kuncinya melalui pembinaan-pembinaan berkala di pesantren. Makanya pesantren harus bekerja sama dengan RMI,” tegas Pembantu Rektor I IAI Sunan Giri Ponorogo ini.

Sebelum sambutan Gus Nabil  dan Gus Asvin, pembukaan acara bahtsul masail yang rutin digelar LBM PCNU Ponorogo setiap 3 bulan sekali ini diawali pembacaan tahlil oleh KH Ahmad Saifudin Rofii dari Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo. Adapun do’a dipimpin Wakil Rais PCNU Ponorogo sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Darun Najah Jalen Mlarak, K. Hanif Abdul Ghofur.

Bahtsul masail kali ini membahas 2 masalah. Yaitu masalah diniyyah maudu’iyah (tematik) dan masalah waqi’iyyah islamiyah (kasuistik). Untuk masalah diniyyah maudu’iyyah, tema yang dibahas adalah batasan hukum toleransi beragama. Sedang untuk masalah waqi’iyyah islamiyyah, mengangkat tema batasan kebolehan mengucapkan selamat natal.

Acara bahtsul masail diikuti puluhan peserta. Mereka adalah anggota LBM PCNU, serta perwakilan dari MWC, ranting se-Kecamatan Mlarak, juga utusan dari Pondok Pesantren. Pembahasan dimoderatori Gus Ulinnuha dari LBM PCNU Ponorogo, didampingi para musahhih. Terdiri dari Rais PCNU KH Moh. Solechan, Wakil Rais Kyai Hanif Abdul Ghofir, serta 2 anggota a’wan PCNU KH. M. Muhsin dan KH. Mahmudin Sholeh, M.Pd.I.

Tim Perumus pada bahtsul masail kali ini adalah Katib PCNU Kyai M.Romdhon Fauzi, Wakil Rais PCNU Dr. Kyai Asvin Abdurrahman, M.Pd dan Wakil Ketua RMI NU Cabang Ponorogo Kyai Syahrul Munir. Tampak hadir di deretan undangan, Ketua Lembaga Dakwah PCNU Kyai Moh. Nur Sholihin, Ketua RMI-NU Cabang Ponorogo Gus Nabil Hasbullah, dan beberapa tokoh lainnya dari MWC-NU Mlarak dan PRNU Joresan.

Sampai berakhirnya acara, hasil pembahasan hukum belum dapat diumumkan secara terbuka, karena masih akan dirumuskan oleh Tim Perumus. “Hasil pembahasan masih mau disempurnakan, jadi belum bisa disampaikan saat ini. Nanti akan kita publish di NU Online Ponorogo,” kata Kyai Badrus Sholeh, Ketua LBM PCNU Ponorogo.

Untuk bahtsul masail rutin berikutnya, LBM PCNU mengumumkan di forum akan digelar di MWC NU Sampung. Tepatnya di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Tamansari Carangrejo Sampung. Pengumuman tersebut sekaligus menandai berakhirnya acara.

 

Reporter : Bidin / Idam

Editor : Lege

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *