
NU Online Ponorogo – Sebanyak 99 Pengurus Antar Waktu (PAW) Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Mlarak Masa Khidmat 2025-2027 resmi dilantik dalam di Masjid Amanu, Kamis (13/2/2025). Kepengurusan ini dibentuk sebagai hasil rapat pleno yang mengagendakan pergantian Ketua lama masa khidmat 2022-2027 yang berhalangan tetap karena meninggal dunia. Sehingga kepengurusan antar waktu ini tinggal melanjutkan sisa masa khidmat kepengurusan sebelumnya.
Pelantikan ini dihadiri oleh Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ponorogo, KH. Moh. Sholihan, Wakil Rais PCNU Prof. Dr. H. Lutfi Hadi Aminudin, M.Ag, Ketua PCNU Dr. Idam Mustofa, M.Pd, serta jajaran pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Mlarak dan Kepala Desa setempat. Yang istimewa, acara ini turut dihadiri oleh mantan Ketua PCNU Ponorogo, Drs. KH. Fatchul Aziz, MA, yang kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
Prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Ketua PCNU Dr. Idam Mustofa, M.Pd, dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) oleh Wakil Sekretaris PCNU Widarto, serta baiat pengurus oleh Prof. Lutfi.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Lutfi memberikan tausiah dengan menekankan pentingnya menjaga, melestarikan, dan membela NU sebagaimana yang telah diwariskan oleh para pendiri, termasuk al-maghfur lah KH. Bisri Syansuri.
“NU ini amanah dari para ulama. Jangan sampai kita abai. NU harus dijaga, dilestarikan, dan dibela. Ini bukan sekadar organisasi, tetapi warisan perjuangan para muassis yang harus kita rawat,” tegas Prof. Lutfi dalam tausiahnya.
Sebelum menutup acara dengan doa, Rais PCNU KH. Moh. Sholihan menyampaikan pesan kepada para pengurus yang baru dilantik agar selalu menjaga kekompakan dan persatuan dalam menjalankan amanah organisasi.
“Jangan sampai ada perpecahan di antara kita. NU ini besar karena kekompakan dan kebersamaan. Pegang teguh amanah ini, kuatkan persatuan, dan tetap berkhidmah dengan tulus untuk umat,” pesan KH. Sholihan.
Jauh lebih penting, lanjut kyai Sholihan, Acara pelantikan ini menjadi momentum penting bagi NU Mlarak dalam memperkuat peran dan perjuangan organisasi di tengah masyarakat, sekaligus meneguhkan komitmen dalam menjaga nilai-nilai Aswaja dan perjuangan NU di Ponorogo.
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya kebersamaan dan komunikasi antar-pengurus dalam menjalankan organisasi.
“Menjadi pengurus NU itu yang penting sering ketemu sambil ngopi. Dari obrolan santai itulah akan muncul ide-ide kegiatan yang bisa dilakukan untuk umat. Jadi jangan cuma rapat resmi, tapi juga sering silaturahmi,” tambahnya.
Kontributor: Sahabat Media LTN