NU Online Ponorogo – Menjadi relawan bencana merupakan tugas yang mulia. Selain mengemban misi kemanusiaan, para relawan yang tergabung di LPBI sebenarnya juga sedang memikul tanggungjawab besar. “Mereka ini adalah frontlinernya NU. Garda terdepan yang akan membuat citra baik buruknya NU di masyarakat,” kata Novi Tri Hartanto ST, Ketua LPBI-NU Ponorogo.
Penegasan itu disampaikan di hadapan puluhan relawan LPBI-NU Ponorogo yang turut menghadiri acara Peringatan HKB (Hari Kesiapsiagaan Bencana, Red) Tahun 2021. Acara yang digelar di Aula Kantor PCNU Ponorogo, Kamis (6/5), diawali dengan membaca tahlil serta do’a dan dilanjutkan buka puasa bersama. Para relawan LPBI yang hadir berasal dari kader CBB-KPP, Ansor dan Banser.
Novi mengatakan, bencana merupakan peristiwa alam yang selalu menggugah rasa kemanusiaan. Tak heran jika setiap terjadi bencana, selalu mendapat perhatian dan simpati dari publik. Sementara bagi warga yang terkena langsung dampak bencana, harus menanggung beban berat. Baik secara materi maupun secara psikologis.
“Pada titik inilah, NU harus hadir menemani korban untuk mengurai beban hidupnya. Itulah pentingnya sinergi antar lembaga di NU. Karena itu LPBI berusaha untuk terus berkoordinasi dengan RS Muslimat, NU Care – LAZISNU, Banser, dan lembaga terkait lainnya,” tegas Novi.
Untuk mengedukasi para relawan, Novi juga menyinggung soal peringatan HKB. Katanya, HKB ditetapkan sejak 26 April tahun 2017. Penetapan itu menandai 10 tahun disahkannya UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. UU ini sangat penting karena melahirkan berbagai legislasi, kebijakan dan program pemerintah yang mendukung kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.
Melalui momentum Peringatan HKB 2021 ini, lanjutnya, LPBI-NU Ponorogo berupaya tetap menjalin komunikasi dengan para relawan untuk memompa semangat mereka. Sebagai relawan kemanusiaan NU, harus siap on call setiap saat. Sebab bencana bisa datang setiap saat tanpa mengenal waktu. “Jika bencana datang, relawan harus bisa mengerahkan semua potensi NU untuk mengatasi situasi. Kita harus siap melayani sepenuh hati,” tandasnya.
Wakil Ketua PCNU Ponorogo Gus Kholid Ali Husni mengapresiasi positif semangat para relawan. Dalam sambutan singkatnya, Gus Kholid menjelaskan bahwa manusia diciptakan untuk siap menerima ujian. Dan ujian tersebut harus disikapi dengan 2 cara. Yaitu ikhtiar dan do’a. Tugas LPBI adalah membangun sinergi dengan lembaga dan banom di bawah NU untuk menjadi garda terdepan dalam berikhtiar di bidang kebencanaan.
“Tapi juga jangan lupa untuk selalu berdo’a. Karena musibah yang terjadi merupakan qadla’ (ketetapan Allah, Red). Dan qadla’ tidak bisa di tolak kecuali dengan do’a sebagaimana hadits Nabi laa yaruddul qadhaa-a illa biddu’a,” pesan Gus Kholid.
Reporter : Idam
Editor : Lege