NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

MENGAMBIL HIKMAH DARI PERBUATAN DOSA – Naskah Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU

MENGAMBIL HIKMAH DARI PERBUATAN DOSA - Naskah Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU
MENGAMBIL HIKMAH DARI PERBUATAN DOSA – Naskah Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU

اَلْخُطْبَةُ الأُولَى

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى شَرَعَ عُقُوْبَةَ الْعُصَاةِ رَدْعًا لِلْمُفْسِدِيْنَ. وَصَلَاحًا لِلْخَلْقِ أَجْمَعِيْنَ. وَكَفَّارَةً لِلطَّاغِيْنَ الْمُعْتّدِيْنَ. وَأَشْهَدُرأَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وّأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ النَّبِيِّيْنَ وَقّاعِدُ الْمُصْلِحِيْنّ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَ اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

Ma’asyirol muslimin, hafidho kumulloh…

Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui larangan-larangan-Nya. Dengan taqwa, insyaallah kita akan selamat dunia dan akhirat.

Ma’asyirol muslimin, hafidho kumulloh…

Allah SWT telah menetapkan bahwa setiap manusia pasti akan berbuat salah dan dosa. Rasulallah saw bersabda:

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ (رَوَاه ابن ماجه)

“Setiap anak Adam pasti akan berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang mau bertaubat.” (HR. Ibnu Majah)

Hadits ini mengisyaratkan agar kita mampu mengambil pelajaran dari setiap kesalahan yang kita perbuat, sehingga kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setiap kesalahan atau dosa yang kita perbuat sejatinya mempunyai hikmah yang jarang kita ketahui dan kita perhatikan. Diantaranya:

Kesempurnaan hanya milik Allah

Dengan kesalahan yang pernah kita lakukan, hendaknya kita menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah. Dengan kesadaran ini, kita lebih tawaduk di depan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Dengan ketawadukan inilah, justru kita akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah dan di mata manusia. Rasulallah Muhammad saw bersabda:

مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ (رواه أبو نُعَيم)

“Barangsiapa merendahkan hati karena Allah, niscaya Allah akan meninggikannya.” (HR, Abu Nu’aim)

Lebih bijaksana dalam menghadapi kesalahan

Seorang yang merasa tidak pernah melakukan kesalahan dalam bekerja, sangat sulit untuk memberikan toleransi kepada para bawahannya ketika mereka berbuat salah. Seorang kyai, ustadz atau guru yang merasa pandai dan tidak pernah salah dalam menjawab pertanyaan, sangat sulit menerima jika murid-muridnya salah dalam menjawab pertanyaan. Jadi, dengan kesalahan yang pernah kita lakukan, diharapkan kita menjadi lebih bijaksana dan santun dalam menghadapi kesalahan yang dilakukan orang lain. Rasulallah saw bersabda:

لَاحَلِيْمَ إلَّا ذُوْ عَثْرَةٍ وَلَاحَكِيْمَ إلَّا ذُوْ تَجْرِبَةٍ (رواه الترميذي)

“Tidak ada yang lebih santun daripada orang yang pernah berbuat salah. Dan tidak ada orang yang lebih bijaksana daripada orang yang pernah mengalaminya.” (HR, Tirmidzi)

Ma’asyirol muslimin, hafidho kumulloh…

Konsekwensi dari kesempurnaan Asma Allah

Kita ditakdirkan berbuat dosa dan salah sebagai konsekwensi dari kesempurnaan asma Allah AL-Ghoffar  (Yang Maha Pengampun) dan At-Tawwab (Yang Maha Menerima Tobat). Jika umat manusia tidak berbuat dosa, berarti asma Allah tersebut tidak memiliki makna, hanya sekedar nama tanpa esensi dan ini adalah suatu kesia-siaan, di mana Allah Mahasuci dari bentuk kesia-siaan. Kanjeng Nabi saw bersabda:

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيّسْتَغْفِرُوْنَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ (رواه مسلم)

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan membinasakan kalian, lalu Ia akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka memohon ampun kepada Allah, lalu Ia pun mengampuni dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim)

Berhak masuk golongan “at-Tawwabin”

Allah telah menetapkan posisi-posisi terhormat untuk hamba-hamba-Nya. Ada posisi ash-Shiddiqin untuk orang-orang yang berkata dan bertindak benar. Ada posisi asy-Syuhada’ untuk orang-orang yang mati syahid. Ada posisi ash-Sholihin untuk orang-orang yang berbuat kebacikan. Ada posisi al-Muttaqin untuk orang-orang yang bertaqwa. Lalu siapa yang mengisi posisi at-Tawwabin jika kita semua tidak berdosa? Padahal posisi ini sangat dicintai Allah. Firman-Nya:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. al-Baqarah: 222)

Alhasil, Allah menetapkan kita berbuat salah dan dosa agar setelah itu kita bersegera bertobat. Dengan tobat ini, kita berhak masuk dalam golongan at-Tawwabin, berhak mendapatkan pahala tobat sebagai tambahan pahala amal kebaikan, dan berhak menjadi orang-orang terbaik dan dicintai Allah karena mau bertobat dan mengakui kesalah dan dosa kita.

Yang terpenting, berusaha sekuat tenaga agar tidak terperosok mengulang-ulang kesalahan dan dosa yang sama. Rasulallah Muhammad saw mengingatkan:

لَايُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ حُجْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ (رواه البخاري ومسلم)

“Seorang mukmin tidak boleh tersengat dua kali dalam satu liang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَولِه يَهْتَدي الْمُهْتدُونَ, أَعُوْذُ باللَّهَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَمَن تَابَ مِنۢ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

 

أَلْخُطْبَةُ الثَّانِيَّةُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى. وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى. وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ. أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ. فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ارْفَعْ وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْن وّقَرَنَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ،مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ والْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيأ حَسَنَةً, وَفِى ألآخِرَةِ حَسَنَةً, وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعّالّمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Muqorrobin
Wakil Katib PCNU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *