NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Cobaan, Kesabaran dan Berkurban – Khutbah Idul Adha Bahasa Indonesia NU

Assalamualaikum, Wr., Wb.

Jamaah Nahdliyin yang dirahmati Allah, sebentar lagi kita akan menyambut hari Raya Idul Adha 1446 H. Untuk itu, Tim redaksi NU Online Ponorogo telah menyiapkan teks khutbah Idul Adha berbahasa Indonesia. Khutbah Idul Adha kali ini berjudul “Cobaan, Kesabaran dan Berkurban.”

Khutbah I

اَللهُ أَ كْبَرُ (×٣)       اَللهُ أَ كْبَرُ (×٣)     اَللهُ أَ كْبَرُ (×٣)
اَللهُ أَ كْبَرُ كَبِيْرًا, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا, لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ , مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكاَفِرُوْنَ , لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ , صَدَقَ وَعْدَهُ , وَنَصَرَ عَبْدَهُ , وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ – لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَ كْبَرُ –  اَللهُ أَ كْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ .
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ …  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ الْأَضْحَى . أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الْجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المْـُسْتَقِيْمِ –  اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مَنْ أُنْزِلَ إِلَيْهِ الْفُرْقَانُ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن , أَمَّا بَعْدُ .

إِخْوَانِيْ رَحِمَكُمُ اللهُ ، اِعْلَمُوْا أَنَّ هَذَا الْيَوْمَ الْأَزْهَرَ، هُوَ يَوْمُ الْعِيْدِ الْأَكْبَرُ ، فِيْهِ يُعْمَلُ أَكْثَرُ أَعْمَالِ الْحَجِّ ، وَهُوَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ الشَّهْرِ الْحُـرُامِ . اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ  . فَيَآ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ , أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المــُــتَّقُوْنَ, وَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَـاتِهِ , وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْـكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  , بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ   فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ   اِنَّ شَانِــئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Kumandang takbir memberi pertanda, bahwa kita masih diberi panjang umur, bisa bertemu dengan hari raya. Maka marilah kita senantiasa memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan yang wajib disembah oleh seluruh makhluq di dunia. Dan marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan, dengan melaksanakan perintah Allah yang dibarengi dengan menjauhi larangan-Nya secara mutlak tanpa membantah. Semoga dengan demikian, kita bisa mendapatkan rahmat Allah, sehingga dalam kehidupan di dunia hingga akhirat selalu mendapatkan keberuntungan dan kemuliaan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai uswatun hasanah, manusia pilihan yang menjadi penuntun umatnya dengan tuntunan yang baik, yang membawa umatnya dari jaman jahiliyah masuk ke jaman islamiyah, yang penuh berkah rahmah dan hidayah dari Allah. Semoga dengan sering bershalawat ini, kita diakui menjadi umatnya Nabi Muhammad SAW, sehingga mendapatkan syafaatnya. Aamiin …

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

اِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ  ,  هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ الْأَضْحَى

Ketahuilah bahwa sesungguhnya hari ini merupakan hari raya bagi Anda semua. Inilah yang disebut hari raya ‘idul adha. Adapun hari raya ‘idul adha ini merupakan hari yang mulia. Ketahuilah bahwa di daerah Makkah al-Mukarramah, di tanah suci sana, jutaan manusia dari berbagai negara, yang warna kulit badannya aneka rupa, yang adat budayanya berbeda, saat ini berkumpul menjadi satu, ziarah ke baitullah. Melaksanakan urut-urutan ibadah yang sama, tidak ada yang berbeda, tidak ada yang berdebat merasa paling benar cara ibadahnya, semua manusia di sana melaksanakan ketentuan yang sudah disyari’atkan tanpa membantah, yaitu ibadah haji.

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Ibadah haji termasuk salah satu dari rukun islam. Oleh karena itu, semua manusia yang beragama islam, wajib melaksanakan ibadah haji. Tetapi, ibadah haji termasuk istimewa jika dibandingkan rukun islam lainnya. Jika rukun islam lain seperti syahadat, shalat, dan puasa, itu wajib dilaksanakan tanpa membedakan situasi dan kondisi. Bahkan meski dalam kondisi sedang terancam oleh apapun, maka syahadat itu tetap wajib. Meskipun dalam situasi peperangan, maka shalat itu tetap wajib. Meskipun dalam cuaca sangat panas tiada tara, maka puasa itu tetap wajib. Tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Jika darurat karena ada udzur, maka tetap wajib mengganti pelaksanaan di lain waktu.

Tetapi terkait haji, maka ada perbedaan. Haji hanya diwajibkan bagi “orang yang mampu”. Dalam konteks ini, yang dimaksud mampu adalah mampu secara finansial atau keuangan, mampu secara fisik badan, mampu secara situasi kondisi keamanan, dan lain sejenisnya. Oleh karena itu, orang yang melaksanakan ibadah haji hanyalah “orang yang terpilih”. Betul-betul terpilih sebagai orang yang mulia dan beruntung. Kita sudah terbiasa mendengar kalimat bahwa ibadah haji merupakan panggilan Allah SWT. Oleh karena itu, sudah lumrah jika ada orang yang sebetulnya termasuk “mampu” namun belum melaksanakan haji karena “belum mendapatkan panggilan dari Allah SWT”. Bahkan pernah ada kejadian, seseorang sudah daftar haji, sudah siap berangkat haji, begitu sampai di bandara dan melihat pesawat menjadi takut. Akhirnya pulang dan tidak jadi melaksanakan ibadah haji.

اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ  وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

ibadah haji disyari’atkan sesuai dengan sejarah Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam. Dalam al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27, dijelaskan perintah dari Allah kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam agar menyeru kepada semua manusia supaya melaksanakan ibadah haji.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ

Artinya: “(Wahai Ibrahim), serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Ketika itu, daerah Makkah masih berwujud padang pasir yang sangat sepi tak ada yang menjamah, masih tanpa ada penghuni. Kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam mendapatkan perintah dari Allah SWT agar bermukim di Makkah. Hal seperti ini merupakan cobaan bagi Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam, karena sang istri, yaitu Siti Hajar sedang mengandung kemudian melahirkan bayi, yaitu Nabi Ismail ‘alaihis-salam. Mari kita bayangkan, betapa berat cobaan tersebut. Sebuah keluarga yang baru saja mendapatkan momongan, kemudian bermukim di tempat yang tidak ada tetangga sama sekali. Dan cobaan belum selesai sampai tahap ini saja. Allah SWT memberi cobaan lagi berupa perintah agar Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam kembali ke negeri asalnya dengan meninggalkan sang istri beserta sang bayi di daerah Makkah. Padahal daerah Makkah masih berupa daerah yang sangat sepi, terdiri dari padang pasir tak ada manusia lainnya. Sungguh sangat berat rasanya. Oleh karena itu, ketika Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam berjalan pergi, sang istri menyampaikan pertanyaan: “Kenapa tega meninggalkan semua?” Namun Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam tidak kuasa menjawabnya, hanya berjalan menunduk meninggalkan keluarganya. Sang istri menerima kenyataan itu dengan ikhlas meski ada rasa nelangsa. Ditambah lagi kemudian ketika sang bayi, yaitu Nabi Ismail ‘alaihis-salam, menangis keras karena kehausan dan butuh air. Mengetahui hal tersebut, sang ibu langsung berusaha mencari air, berlari ke arah bukit Shafa, ternyata tidak menemukan air. Berlari ke arah bukit Marwa, juga tidak menemukan air. Begitu seterusnya sampai tujuh kali. Sampai akhirnya, Allah SWT memberikan pertolongan, berupa munculnya sumber mata air yang keluar dari bawah kaki sang bayi yaitu Nabi Ismail ‘alaihis-salam.

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Cobaan untuk keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam belum selesai. Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam mendapatkan perintah agar kembali ke Makkah untuk berkumpul kembali dan membina rumahtangga dengan baik. Adapun Makkah sudah mulai ada penghuni penduduk dikarenakan adanya sumber mata air. Keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam menjadi keluarga yang terpandang, dan sang anak yaitu Nabi Ismail ‘alaihis-salam, tumbuh berkembang menjadi anak remaja yang tampan berakhlaq mulia. Tetapi, Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam kembali mendapat cobaan berupa perintah dari Allah SWT, agar mengurbankan sang anak. Sungguh betapa berat cobaan tersebut, yaitu disuruh mengurbankan hal yang paling dicintai. Seandainya boleh memilih, maka Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam memilih dirinya sendiri saja yang dikorbankan, jangan sang anak tersayang. Namun bagaimanapun, hal ini merupakan perintah Allah SWT yang tidak bisa diubah, tidak boleh dibantah. Oleh karena itu, dengan berat hati, Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam mengajak musyawarah sang istri dan sang anak terkait perintah pengurbanan itu.

Ketika mengetahui bahwa perintah pengurbanan tersebut merupakan perintah dari Allah SWT, maka sang anak tersayang yaitu Nabi Ismail ‘alaihis-salam, menyampaikan kalimat penyejuk kepada sang ayahanda, sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an surat as-Shoffat ayat 102

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

… قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: (Ismail) menjawab, “Wahai ayahandaku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Singkat cerita, Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam dengan hati yang pasrah tawakkal pada Allah, bersiap melaksanakan perintah mengurbankan anak tersayang. Begitupun sang anak tersayang, dengan hati yang mantab menghadap Allah SWT, Nabi Ismail ‘alaihis-salam siap dikurbankan.

Tetapi Allah SWT itu tidaklah terlena. Jika ada manusia yang tunduk patuh pada perintah, maka pastilah manusia tersebut akan menjadi mulia tiada terhina sengsara. Maka, pengurbanan Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam dan Nabi Ismail ‘alaihis-salam yang begitu patuh tanpa ada bantahan sedikitpun, akhirnya mendapatkan balasan kemuliaan. Nabi Ismail ‘alaihis-salam yang sedang siap dikurbankan, mendapatkan pertolongan Allah melalui Malaikat Jibril yang memindahkan posisi Nabi Ismail ‘alaihis-salam dan menggantinya dengan kambing domba / kibasy. Begitulah yang dikorbankan pada kenyataannya adalah kambing domba / kibasy tersebut. Hingga akhirnya dalam konsep qurban yang disyari’atkan agama islam adalah kambing, domba, atau hewan ternak lain yang biasa dimakan dagingnya dengan ukuran minimal adalah domba / kibasy. Oleh karena itu hewan qurban juga boleh berupa unta, sapi, maupun kerbau.

اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ  وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Sejarah Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam memberi teladan bagi kita. Bahwa tidak ada kemuliaan tanpa cobaan. Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam yang diberi begitu banyak cobaan dan bisa lulus tersebut, mendapatkan gelar Khalilullah, kekasih Allah, gelar Ulul Azmi, Nabi dengan kesabaran luar biasa, dan gelar Abul Anbiya’, bapak dari para Nabi karena banyak anak keturunan beliau yang menjadi Nabi / Rasul.

Jika kita perhatikan, sebenarnya semua Rasul Nabi itu menerima cobaan yang beraneka rupa. Nabi Adam ‘alaihis-salam mendapatkan cobaan berupa istri yang membujuk sehingga durhaka pada Allah, dengan menerjang larangan mendekati dan makan buah quldi. Nabi Nuh ‘alaihis-salam mendapatkan cobaan berupa anak durhaka yang melawan perintah agar menyelamatkan diri naik ke perahu. Nabi Ya’qub ‘alaihis-salam mendapatkan cobaan berupa anak-anak yang tidak rukun sehingga iri dengki. Nabi Yusuf ‘alaihis-salam mendapatkan cobaan berupa wanita cantik yang menggoda mengajak berbuat hina. Nabi Ayyub ‘alaihis-salam mendapatkan cobaan berupa penyakit yang melanda tubuh dengan sangat mengenaskan. Nabi Isa ‘alaihis-salam mendapatkan cobaan berupa sahabat yang berkhianat dan menjadi mata-mata musuh. Apalagi Nabi Muhammad SAW, banyak cobaannya.

Semua Nabi yang mendapatkan cobaan, pasti diterima dengan lapang dada. Meskipun mungkin ada sedikit rasa nelangsa, maka lumrah karena semua Nabi juga merupakan manusia. Contohnya Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan cobaan ditinggal wafat sang istri yaitu Khadijah, dan sang paman yaitu Abu Thalib, maka Nabi Muhammad SAW juga merasakan hati merana, sehingga tahun kejadian tersebut disebut sebagai “amul husni” atau tahun kesedihan. Tetapi setelah cobaan tersebut diterima dengan lapang dada kesabaran, maka Nabi Muhammad SAW mendapat mukjizat isra’ mi’raj.

اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ  وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Segala macam cobaan itu ada kaitan dengan kesabaran. Barangsiapa yang sedang mendapatkan cobaan, maka harus sabar. Konsep demikian ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqoroh ayat 153

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (pada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Oleh karena itu, Nabi Ismail ‘alaihis-salam ketika diberitahu akan dikurbankan, beliau berupaya memohon kepada Allah agar dijadikan sebagai orang yang tabah dan sabar, begitu juga Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam dan sang istri, memohon pada Allah agar dimantabkan imannya sehingga tidak goyah meskipun cobaannya begitu berat. Ketika ada setan yang menggoda agar tidak terlaksana pengorbanan yang diperintahkan oleh Allah, maka setan tersebut langsung dilempar batu oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam. Keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam, semua merasa mantab bahwa perintah Allah wajib dilaksanakan dengan sabar dan lapang dada, mengharap ridho Allah semata, sehingga kelak di akhirat mendapatkan kebahagiaan. Ketaqwaan Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam sekeluarga itu harus kita teladani. Bagaimana kita berupaya agar istri dan juga anak kita bisa mengabdi beribadah dengan baik pada Allah SWT. Bagaimana agar kita sekeluarga tidak terlena oleh dunia dan tetap teguh berupaya mencari kebaikan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat al-An’am ayat 32

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْو ٌ ۗ  وَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Dan tidaklah kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan sendau gurau belaka. Sedangkan kehidupan negeri akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Apakah kamu tidak mengetahuinya.”

اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ   اَللهُ أَ كْبَرُ  وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Kita memahami bahwa kita sebagai umat islam ini, tidak diperintahkan mengurbankan anak sebagaimana perintah yang diterima oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis-salam. Kita hanya diperintahkan untuk mengurbankan harta yang berupa hewan qurban. Sejatinya, jika kita menyembelih hewan qurban, tidaklah berarti kita menghaturkan daging beserta darah hewan qurban kepada Allah SWT. Melainkan kita hanya menghaturkan ketaqwaan yang ditunjukkan dengan kesediaan melaksanakan perintah kurban. Hal seperti ini sudah dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Hajj ayat 37

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُـحـُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ

Artinya: “Bukanlah daging dan darah (hewan qurban) yang sampai pada Allah, melainkan yang sampai pada Allah adalah ketaqwaan kalian.”

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah …

Daging hewan qurban ditasyarufkan pada tetangga fakir miskin. Adapun bagi yang berkurban, juga diperkenankan untuk ikut memakan daging hewan qurban. Yang pasti, konsep tasyaruf atau pembagian daging kewan qurban, menurut ilmu sosiologi, sangat tepat sebagai sarana perekat sesama anggota masyarakat. Kita bisa melihat, ketika ada orang yang mendapatkan bagian daging hewan qurban, wajahnya begitu berseri. Meskipun daging tersebut tidak banyak, namun hatinya tetap gembira terpancar dari raut wajah. Yang demikian ini karena semua mendapatkan keberkahan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah rahmah kepada kita semua, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah qurban, ibadah haji, dan bisa membawa keluarga kita dalam kebaikan sehingga sakinah mawaddah wa rahmah. Aamiin.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ   وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ   وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  , بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ   فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ   اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ

Khutbah II

اَللهُ أَ كْبَرُ (×٣)       اَللهُ أَ كْبَرُ (×٣)     اَللهُ أَ كْبَرُ

اَللهُ أَ كْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا , وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا ، لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ

 وَاللهُ أَ كْبَرُ ,  اَللهُ أَ كْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ,  وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ بَيْتِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّـبِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِـإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .

أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْ لُهُ .

أَمَّا بَعْدُ .  فَيَا عِبَادَ اللهِ ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ

فَقَالَ اللهَ تَعَالَى جَلَّ جَلاَلُهُ عَلِيْمًا : إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلـُّـوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الـَّذِيْنَ آمَنُوا صَلـُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ ، وَتَابِعِـى التَّابِعِيْنَ لَـهُمْ بِـإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ ، وَاْلـمُسْلِمِيْنَ وَاْلـمُسْلِمَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ , اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَاُمَّتَنَا ، وَقُضَاتَنَا وَعُلَمَاءَنَا ، وَفُقَهَاءَنَا وَمَشَايِخَنَا ، صَلاَحًا تَامًّا عَامًّا ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ ,  اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْـمُسْلِمِيْنَ , اَللَّهُمَّ أَهْلِكْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَاْلـمُنْكَرَ وَاْلبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ اْلـمُخْتَلِفَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَآصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلـمُسْلِمِيْنَ عَامَةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ , وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا , رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

رَبَّنَآ اَتْـمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عِبَادَ الله . اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ  يَعِظُكُمْ لَعَلـَّكُمْ تَذَّ كَّـرُوْنَ  فَاذْ كُـرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ  يَذْ كُـرْكُـمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْ كُـمْ

وَ لَذِكْـرُ اللهِ اَكْبَرُ

Sumber Materi Khutbah     : LTM NU Ponorogo Jawa Timur

Editor Penulisan Materi     : Marsudi, Sekretaris PC LTM NU Ponorogo Jawa Timur

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *