NU online Ponorogo – Pondok Pesantren Al-Bukhori Mangunan Tulung Sampung tidak hanya berhasil menyelenggarakan diniyah-pesantren dan formal. Sampai hari ini pesantren di ujung barat daya kabupaten Ponorogo juga melestarikan Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.
Di antara kegiatan rutin yang dilestarikan Pondok Pesantren Al-Bukhori adalah pembacaan Manakib Sulthonul Auliya Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani atau sering disebut Manakiban. Manakiban yang dipimpin Kyai Imam Muslim ini dilaksanakan pada malam tanggal 11 bulan hijriah. Untuk Nopember ini kegiatan Manakiban jatuh pada Kamis (26/11) kemarin. Rutinan Manakiban ini sekaligus peringatan haul Syaikh Abdul Qadir Jailani.
“Manakiban ini dilestarikan sebagai wujud cinta kepada sang guru pendiri Thariqah Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah,” terang Imam Mahmudi ketua LKSA Al-Bukhori kepada NU online Ponorogo.
Peringatan haul dan Manakiban ini sekaligus momentum pengenalan Thariqah Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah kepada seluruh santri Pondok Pesantren Al-Bukhori Mangunan.
“Pengurus (Pondok Pesantren Al-Bukhori, Red) memang mewajibkan santri mengikuti Manakiban agar mengenal Thariqah Annahdliyah Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah sejak dini,” imbuh Mahmudi.
Selain Manakiban, Jamaah Thariqah Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Al-Bukhori Mangunan juga aktif mengikuti kegiatan khususiyah. Kegiatan yang dilaksanakan setiap Selasa Legi ini ditekankan pada ubudiyah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
“Untuk khususiyah langsung dibina oleh Mursyid Gus Ali Bin Kyai Suhadi dari Pondok Pesantren Manbaul Adzim Bagbogo Baron Nganjuk,” tutur Mahmudi.
Perkembangan Thariqah Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah tidak lepas dari peran besar Mursyidnya almarhum KH. Imam Suhadi dari Pondok Pesantren Bagbogo Baron. Dengan ketekunannya KH. Imam Suhadi mendampingi Kyai Abdullah Hasyim Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bukhori kala itu untuk membina spiritualitas dan religuitas warga NU di wilayah Sampung dan sekitarnya.
Menurut Kyai Imam Muslim, salah satu putra almarhum Kyai Abdullah Hasyim Thariqah Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah mulai berkembang di Sampung pada tahun 1970.
“Saat itu ketua pengurus cabangnya Kyai Isnandar dari Kradenan Jetis,” ungkap Kyai Imam Muslim yang lama mengabdi sebagai santri almarhum KH. Imam Suhadi ini.
Eksistensi Manakiban di Pondok Pesantren Al-Bukhori Mangunan ini disyukuri Kyai Imam Muslim.
“Alhamdulillah, sudah sekian lama manakiban diadakan dan masih langgeng sampai sekarang. Semoga semakin berkembang di Sampung khususnya, dan di Ponorogo pada umumnya,” pungkasnya. (dam)
Reporter : Idam
Editor : Budi