Resmi diluncurkan di Gedung PBNU Jakarta Pusat, pada Senin (1/11/2021). Logo Muktamar KE-34 Nahdlatul Ulama mengambil konsep menara siger, merupakan ikon tempat diselenggarakannya acara muktamar yaitu Provinsi Lampung. Simbol tersebut juga merupakan menara yang menjadi titik nol Sumatera.
Dilansir dari laman nu.or.id logo ini memiliki makna filosofis tersendiri. Pertama Bentuk pilar menjuntai bilangan 34 dalam tulisan Arab menjadi simbol dari Muktamar ke-34 yang menjelaskan estafet dari periode ke periode menuju babak baru. Dari gubahan aksara Arab itu terdapat angka satu menyiratkan kemandirian. Hal menarik lainnya dari logo ini adalah pilar pemersatu bangsa yang mengandung makna kewibawaan orang terpilih dipadukan dengan warna kuning dan oranye yang bermakna kesemangatan dan kehangatan. Warna hijau dalam logo ini menjadi ciri khas NU yang melambangkan kesuburan dan kesejukan.
Ketua Pengarah Panitia Pelaksana Muktamar Ke-34 NU, Prof M Nuh sepakat menginginkan agar seluruh jajaran kepanitiaan bertekad menciptakan kesejukan pada perhelatan muktamar mendatang. “Kita harus ciptakan suasana muktamar yang sejuk. Kita harapkan, kita bawa suasananya sejuk. Siapa yang akan jadi nanti, itu takdir. Tapi tugas kita adalah menyiapkan suasana sejuk,” pintanya. Pada rapat Rabu (27/10/2021).
Selain ketua pengarah, Sekretaris Panitia, H Syahrizal Syarif pun mengingatkan agar ada kesuksesan yang harus dicapai. Salah satunya adalah peserta muktamar harus dijamin puas ketika menghadiri muktamar.
Sumber : https://nu.or.id/nasional/inilah-logo-resmi-muktamar-ke-34-nu-dan-makna-filosofisnya-cjMme
Editor : Moch Asrovi