NU Online
NU Online Ponorogo
Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (LTN PWNU) Jawa Timur menggelar seminar Literasi Digital dengan tema “Strategi Turots Pesantren Beradaptasi dengan Ekosistem Digital” , Selasa (26/7) di Aula K.H. Hasyim Asy’ari, Kantor PWNU Jawa Timur, Jln. Masjid Al-Akbar Timur Nomer 09 Surabaya Jawa Timur.
Seminar literasi digital ini merupakan program kerja sama antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PW LTNU Jawa Timur dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program berskala nasional ini melibatkan partisipan yang luas baik di kalangan Nahdlatul Ulama Jawa Timur maupun pihak lainnya.
Seminar Nasional bertajuk Literasi Digital ini dalam rangka memberikan wawasan intelektual bagi warga Nahdliyyin Jawa Timur dalam peningkatan ekosistem digital. Diharapkan, terwujudnya strategi turots pesantren dalam beradaptasi dengan masifnya era digitalisasi. Terlebih lagi suasana di dalam pergaulan digital yang sudah semakin mendominasi ruang hidup kita menjadi lebih positif.
“Kami juga memiliki unit-unit kerja dalam menselaraskan misi literasi digital seperti LTN Pustaka, ASBITNU, Literacy Center, Nahdlatut Turots, Madrasah Virtual Al-Kimya, Lajnah Turots An-Nahdilyah, ASPIRASI, Madrasah Kader Muallif, Nine Vision, .” ujar H. Ahmad Najib A.R, M. Th.I selaku Ketua PW LTN NU Jawa Timur.
Ditegaskan pula oleh dia, event ini bisa menjadi embrio perjuangan untuk mensyiarkan turots di era digital ini.
“Terlebih dari ruangan ini pula lahirnya Nahdlatut Turots, Kemudian dilanjutkan Perjuangannya dalam menjaga dan mensyiarkan turots dalam beradaptasi di era digital saat ini.” tambahnya.
Beragama bukan hanya tentang amaliyah atau praktik-praktik beribadah saja, akan tetapi terus berupaya mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan tekonologi sebagai sarana untuk menjaga dan menghubungkan sanad dari guru-guru yang yang sanadnya tersambung sampai baginda Rasulullah Saw melalui pemanfaatan digitalisasi.
Lesatnya perkembangan digital juga mengakibatkan pelbagai macam perubahan-perubahan dalam menyikapi sumber panganan dalam beragama. Lafadznya memang tetap, tetapi tafsiran atau pemaknaannya semakin berbeda- beda tanpa ada sanat yang telah teruji dan terpercaya.
“Kami pengurus PWNU Jawa Timur mendukung dan memberikan saran kepada PBNU Untuk menginisiasi adanya perpustakaan nasional untuk menjaga kitab-kitab keilmuan yang kuno atau tua yang masih tersimpan di beberapa pondok pesantren agar diakomodir dan dijadikan terpusat dan bisa lebih disebarluaskan hasil pemaknaan dan tafsirannya dalam bentuk digital kepada warga Nahdliyyin dimanapun berada. Ini pasti sangat luar biasa dampak dan manfaatnya dalam menjaga turots pesantren Nusantara” pesan K.H Marzuki Mustamar Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Timur dalam sambutannya.
Sementara itu, tim LTN NU Ponorogo yang diwakili dua anggotanya Muiz dan Joko mengaku senang dan bangga bisa hadir di acara yang luar biasa tersebut.
“Alhamdulillah kami diberi kesempatan untuk menjadi delegasi LTN NU Ponorogo, banyak ilmu yang kami dapatkan,” ujar Muiz.
Menurutnya event ini bisa diagendakan rutin agar bisa meningkatkan wawasan di dunia jurnalistik digital.
Reporter: Joko&Muiz
Editor : Budi