Ponorogo NU Online – Perhutani berupaya serius untuk memulihkan kondisi tanaman di perbukitan yang mengitari wilayah Kecamatan Sawoo. Terbukti, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds giat menggerakkan semua komponen masyarakat untuk melakukan gerakan menanam sejuta pohon. Seperti penanaman gaharu dan cendana KPH Lawu Ds dengan melibatkan Pemerintah Desa Tempuran. MGelaran bertajuk “Go Green” ini dilakukan Rabu (17/2) di bukit Kukusan yang masuk wilayah Desa Tempuran Kecamatan Sawoo.
Untuk mendukung kegiatan “Go Green” tersebut Pemerintah Desa Tempuran menggandeng berbagai komponen. Salah satu di antaranya anggota Banser yang tergabung dalam Satkoryon Banser Sawoo.
“Kegiatan penghijauan ini bukan yang pertama kali melibatkan Banser. Ini (penghijauan, Red) adalah tindak lanjut dari kegiatan yang sama sebelum pandemi,” ungkap Edi Suryono salah satu fungsionaris PC GP Ansor Ponorogo.
Selain Banser, berbagai komunitas juga ikut ambil bagian pada penanaman pohon, di antaranya Karang Taruna, Komunitas Trabas Trenggalek dan Percetakan Rama Trenggalek. Dari unsur Pemdes Tempuran nampak para fungsionaris BPD dan perangkat Desa dan dari unsur Forpimka Sawoo diwakili Babinsa dan Babinkamtibmas.
Gerakan “Go Green”, lanjut Edi, selain untuk melestarikan tanaman juga untuk menjaga keasrian bukit Kukusan yang sekarang telah menjadi destinasi wisata.
“Penanaman bibit pohon ini biar menambah kerindangan bukit Kukusan, sehingga para wisatawan yang datang di puncak Bukit Kukusan merasa nyaman,” kata Edi.
Data yang diperoleh dari Jeman Sekretaris Desa Tempuran, ribuan bibit pohon telah berhasil ditanam di seputan bukit Kukusan. Di antaranya sengon laut 1000 batang dan jati 50 batang. Ada juga bibit pohon alpokat 500 batang, Jambu 100 batang dan sirsak 50 batang.
“Bibit pohon buah sengaja ditanam di sekitaran Bukit Kukusan karena diharapkan hasilnya bisa di nikmati anak cucuk kelak,” ungkap Jeman.
Menariknya, Perhutani juga menyediakan bibit gaharu dan cendana untuk ikut ditanam bersama ribuan bibit pohon lainnya. Gaharu dan cendana terbilang langka di Indonesia, padahal dua jenis pohon beraroma harum dikenal berharga mahal. Gaharu sebenarnya gumpalan padat berwarna coklat kehitaman yang menebarkan aroma khusus jika dibakar. Gumpalan itu terbentuk akibat terinfeksi sejenis jamur dan telah melewati proses kimiawi. Gumpalan biasanya terdapat di batang atau akar pohon tertentu. Sementara itu budidaya cendana tergolong sulit karena hanya hidup di daerah gersang.
Kepala Desa Tempuran melalui Jeman menyambut baik kegiatan “Go Green” ini. Ke depan pihaknya bertekad untuk melakukan penghijauan secara rutin.
“Penghijauan ini tidak berhenti sampai di sini saja, akan terus dilakukan kembali di musim hujan tahun depan,” tegas Jeman menirukan pesan dari Kepala Desa Tempuran. (Idam)
Reporter: Idam
Editor : Budi