
NU Online Ponorogo – Kick Off peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) secara nasional resmi dimulai hari ini di Aula KH Hasyim Asy’ari, PWNU Jawa Timur. Acara ini berlangsung tepat pada tanggal lahir NU menurut penanggalan Hijriyah, 16 Rajab 1446 H bertepatan 16 Januari 2025, dengan dihadiri jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan sejumlah tokoh penting NU dari berbagai tingkatan.
Acara Kick Off ini menjadi momentum awal peringatan Harlah ke-102 NU, sekaligus refleksi perjalanan panjang organisasi dalam menjaga tradisi, nilai, dan kontribusi nyata bagi umat, bangsa, dan dunia.
Turut hadir dalam acara ini, Rais Aam PBNU KH. Miftahul Ahyar, Katib Aam KH. Ahmad Sa’id Asrori, Ketua Umum PBNU Dr (HC) KH. Yahya Cholil Tsaquf, Sekjen H. Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum Gus Gudfan Arif. Salah satu Rais PBNU, Prof. Dr. KH. M. Nuh, DEA, juga hadir bersama jajaran PWNU, termasuk Rais KH. Anwar Mansur dan Ketua PWNU KH. Kikik A. Hakim Mahfuz, serta pengurus harian dan lembaga.
Dari Ponorogo, Rais PCNU KH. Moh. Sholihan al Hafidz dan Ketua PCNU Dr. Idam Mustofa turut berpartisipasi dalam acara pembukaan yang berlangsung khidmat ini.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Tsaquf, menyampaikan beberapa rencana kegiatan harlah NU dalam waktu dekat, termasuk workshop bertajuk Asta Cita yang akan digelar pada 2-3 Februari 2025. Workshop ini bertujuan untuk menggali visi pemerintahan Prabowo-Gibran dan memastikan kontribusi NU terhadap pembangunan bangsa.
“Kami akan mengadakan diskusi intens dengan Badan Gizi Nasional, Bappenas, dan kementerian terkait, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Kelautan,” ujar Gus Yahya.
Gus Yahya juga menegaskan pentingnya membawa kerja sama NU dengan pemerintah hingga ke tingkat cabang. “Maka, saya meminta saudara-saudara di cabang untuk menerima limpahan pekerjaan ini,” pesannya.
Sementara itu, Rais Aam PBNU, KH. Miftahul Ahyar, dalam sambutannya mengingatkan pentingnya NU untuk terus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang diwariskan para muassis (pendiri) NU.
“NU harus terus men-‘dhad’-kan, melingkari jagad dengan tetap memelihara kemuliaan para muassis NU. Yang sudah bagus harus terus ditingkatkan, sambil mengembangkan ruhul jihad,” tegasnya.
Kontributor: Sahabat Media LTN
Editor: Abraham Anta Permana