NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Khutbah Jumat Bahasa Indonesia – MENGIKUTI MADZHAB YANG EMPAT

Khutbah Jumat Bahasa Indonesia - MENGIKUTI MADZHAB YANG EMPAT
Khutbah Jumat Bahasa Indonesia – MENGIKUTI MADZHAB YANG EMPAT

السلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ تَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ  تَاۡوِيۡلًا

Kaum muslimin sidang jum’at rahimakumullah

Pada kesempatan yang sangat berharga ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Caranya adalah dengan imtisaalu al-awaamir wa ijtinaabu an-nawaahi (melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangannya). Ketahuilah, tidak ada bekal yang paling bagus kita bawa dihadapan Allah SWT, kecuali takwa kita kepada Allah SWT.

Kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Kita sudah mengetahui, jika seseorang tidak bisa mengambil langsung hukum yang ada dalam al-Qur’an maka ia wajib mengikuti pendapat ulama yang memiliki ilmu. Ia tidak boleh dengan sembarangan menafsiri al-Qur’an atau memahami al-Sunnah tanpa ilmu. Dalam beribadah misalnya, orang awam sebaiknya mengikuti ulama madzhab atau lebih mudahnya mengikuti para mujtahid. Ibn Katsir  dalam menjelaskan makna ulil amri pada surah al-Nisa’ ayat 59 sebagai orang-orang yang paham ilmu agama secara luas dan mendalam. Apa yang dikatakan oleh Ibn Katsir ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdullah al-Anshari, Mujahid bin Jabr, ‘Atha’ bin Abi Rabah, al-Hasan al-Bashri dan lain-lain. Surat al-Nisa’ ayat 59 tersebut berbunyi.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ تَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ  تَاۡوِيۡلًا

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulullah dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu,  maka kembalikanlah (penyelesaian masalah itu) kepada Allah dan Rasul, jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih bagus akibatnya.

Para ahli ushul fiqh juga menganjurkan bagi orang awam untuk mengikuti para mujtahid dalam menjalankan ibadah seperti yang tersebut dalam surah an-Nahl ayat 43

فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ

Artinya: Bertanyalah kalian kepada  orang yang memiliki pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.

Pertanyaannya sekarang adalah, siapakah mujtahid yang mashur dan baik untuk diikuti. Jawabannya adalah para mujtahid yang sering disebut sebagai empat imam madzhab. Kenapa disebut madzhab? Jawabannya adalah karena empat imam tersebut telah berijtihad dan menfatwakan hasil ijtihadnya lalu diikuti oleh murid-muridnya, kemudian murid-murid tersebut menyebarkan gagasan Sang imam hingga sekarang. Imam yang empat itu adalah Imam Abu Hanifah (lahir 80 H/699 M meninggal 150 H/767 M), Imam Malik (lahir 95 H/713 M dan meninggal tahun 179 H/795 M), Imam Syafi’i (lahir tahun 150 H/767 dan meninggal 204 H/819 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (lahir 164 H/781 M dan meninggal 241 H/855 M.

Kenapa empat madzhab itu yang dipilih? Alasannya seperti yang diungap oleh Imam Waliyullah ad-Dahlawi sebagai berikut.

                Pertama, empat madzhab tersebut berpegang kepada generasi salaf. Argumentasi-argumentasi yang dibangun oleh empat Imam tersebut berjalan secara bersambung dari generasi sebelumnya sampai kepada Rasulullah SAW.

Kedua, empat madzhab tersebut adalah madzhab terbesar yang ada hingga sekarang. Dengan mengikuti salah satu dari empat madzhab tesebut berarti kita telah mengamalkan hadis agar kita mengikuti pendapat paling banyak.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه يَقُوْلُ : سَمْعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّ أُمَّتِي تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ اِخْتِلاَفًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ اْلأَعْظِمِ

Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ummatku tidak akan sepakat dalam kesesatan. Jika kalian melihat perbedaan atau berselisihan, maka ikutilah golongan yang besar atau kelompok mayoritas.

Ketiga, para empat Imam madzhab tersebut hidup dalam sebaik-baik qurun yaitu qurun (zaman) salaf yang kredibilitasnya, popularitasnya dan reputasnya dapat dipertanggungjawabkan. Sejarah telah membuktikannya.

Wahbah al-Zuhaily bahkan mengutip pendapat Imam Taqiyuddin Ibn al-Shalah as-Syahrazuri (577-643 H/1181-1245 M) mengatakan

Menjadi keharusan, mengikuti madzhab para imam empat, bukan yang lainnya, karena madzhab mereka telah tersebar luas, pembatasan kemutlakannya dan pembatasan keumumannya telah diketahui dan cabang-cabangnya telah diuraikan. Hal ini berberbeda dengan madzhab-madzhab selain mereka.

Kaum muslimin sidang jum’at rahimakullah

Dengan demikian, sudah tepatlah apa yang kita lakukan saat ini. Kita mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan pandangan ulama salaf. Oleh karena itu, jangan gampang terpengaruh, jangan gampang terprovokasi oleh pandangan atau teriakan orang yang mengatakan “jangan bermadzhab, jangan mengikuti madzhab empat, jangan mengaji kitab kuning, langsung saja dari al-Qur’an dan hadis dan lain-lain”. Terakhir mari kita dengarkan apa yang dikatakan oleh pendiri NU, Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari berikut dalam kitab Ziyadat al-Ta’liqat agar kita mengikuti salah satu dari madzhab yang empat agar kita selamat.

أَمَّا أَهْلُ السُّنَةِ فَهُمْ أَهْلُ التَّفْسِيْرِ وَالْحَدِيْثِ وَالْفِقْهِ فَإِنَّهُمْ الْمُهْتَدُوْنَ الْمُتَمَسِّكُوْنَ بِسُنَّةِ النَّبِيْ صلى الله عليه وَسلم والخُلَفَاءِ بَعْدَهُ الرَّاشِدِيْنَ وَهُمْ الطَّائِفَةُ النَّاجِيَةُ قَالُوْا وَقَدْ اجْتَمَعَتْ الْيَوْمَ فِي مَذَا هِبَ أَرْبَعَةٍ الحَنَفِيُّوْنَ وَالشَّافِعِيُّوْنَ وَالْمَالِكِيُّوْنَ وَالْحَنْبَلِيُّوْنَ.

Artinya: Adapun Ahlussunnah adalah mereka yang masuk dalam kelompok ahli tafsir, ahli hadis dan ahli fiqh. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti dan berpegangangan kepada Sunnah Nabi, khalifah empat setelah Rasul (al-khulafa’u al-rasyidun). Mereka (yang mengikuti Nabi dan Khalifah yang empat) adalah kelompok yang selamat. Para ulama mengatakan, mereka yang selamat tersebut terkumpul dalam mazhab yang empat saat ini yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki dan Hambali.

جَعَلَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنْ الْفَائِزِيْنَ الْامِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُتَّقِيْنَ.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمَنْ يَشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ, وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

 

اَلْخُطْبَةُ الُثَّانِيَةُ

         اَلْحَمْدُ لِلّهِ ضَامِنِ الْفَلَاحِ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِالشَّرْعِ وَوَقَفَ عِنْدَ حُدُوْدِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّم تَسْلِمًا كَثِيْرًا.

        اَمَّابَعْدُ : فَيَااَيُّهَا النَّاسُ !

اِتَّقُوا اللهَ وَاَبْدِلُوا الْفَسَادَ بِالرَّشَادِ. وَاَصْلِحُوا شُؤُوْنَكُمْ وَقُوْمُوْا عَلى قَدَمِ السَّدَادِ. فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْا اَنَّما عَلى رَسُوْلِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِيْنُ.

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

اللّهُمَ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ وَضَاعِفْ لَهُمُ الْحَسَنَاتِ وَكَفِّرْعَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ وَبَلِّغْ جَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ خَيْرَيِ الدَّارَيْنِ مَايُؤَمِّلُوْنَ وَانْشُرْ وَافِرَ اِحْسَانِكَ عَلى بَلْدَتِنَا هذِهِ وَسَائِرِ بِلَادِ الْاِسْلَامِ.

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِا لْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ امَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ.

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَخْشآءِ وَالْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرْنَ.

وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Dr. Iswahyudi, M.Ag
Ketua Aswaja Center NU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *