NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Khutbah Jumat Terbaru – Menjaga Anak Sebagai Amanah (B.Indo)

Teks Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesia dengan Judul Menjaga Anak Sebagai Amanah
Teks Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesia dengan Judul Menjaga Anak Sebagai Amanah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الْحَمْدُ للهْ الْحَمْدُ للهْ الْـَولِيِّ الْـحَـمِـيِد ،  الُـمُـبْـدِئِ الْـمُــعِـيْـد ، الـفَعَّـالِ لِـمَـا يُـرِيْـد ،أَحْـمَـدُهُ وَأَشْـكُـرُهُ سُـبْـحَـانَـهُ وَتَـعَـالَى عَـلَى فَـضْـلِـهِ الْـمَـدِيْـد ،  أَشْـهَـدُ أَنْ لَا اِلهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَـرِيْكَ لَـهُ الـحَـمِـيْـدُ الْـمَـجِـيْد ،  شَهَادَةً تُـنْجِيْ قَـائِـلَـهَـا مِـنْ عَـذَابٍ شَـدِيْـد ، واشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله  خـيـر الأنـام يـدعو الى الأيـمـان والـتـوحـيـد،  اللهـم صـل وسـلم وبارك على سـيدنا محمـد الـمـبـعـوث الى الــحـيــاة الـحـمـيـد، صلاة تـنجينـا بهـا من الـبـلايـا والـشـدائـد ، وعلى آلـه وأصــحابه ومن تبعهم مـن صـالـح الـعـبـيـد، أمـابعـد فيـا عبـاد الله أوصــيكم وايـاي بتقـوى الله ذي الـعـرش الـمـجيـد، وَقَدْ قَالَ اللهَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ ، حكايـة عـن شـأن يـعـقــوب عـلـيـه الـسـلام، أَعُـوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْـمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، إذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي

Ma’asiral  Muslimin Rahimakumullah,

Marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan mengoptimalkan diri dalam menjalankan  perintah   Allah, dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Hanya dengan cara demikian, hidup kita akan mendapatkan kebahagiaan sejak kita hidup di dunia ini, sampai di akhirat kelak, dengan ridla  Allah Subhanahu wa Ta’ala ,  Amiin.

Marilah kita sejenak memperhatikan pesan Nabi Ya’qub ‘Alaihis salam yang diabadikan didalam al-Qur’an, ketika mengumpulkan anak cucunya:

إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي

“Ketika Ya’qub berkata pada putra putranya: “Apa yang akan kalian sembah nanti sepeninggalku?” (QS. Al Baqarah 133).

Pertanyaan Nabi Ya’qub kepada putra putranya ini menggambarkan keprihatinan orang tua terhadap generasi penerusnya dalam hal agama, aqidah dan peribadatannya. Sebagai pelajaran bagi kita semuanya, bahwa kita harus senantiasa memperhatikan peribadatan anak cucu kita. Sebab, Nabi Ya’qub sebagai seorang Nabi saja, begitu menghawatirkan terhadap anak cucu  keturunannya, apalagi  kita, yang hanya sebagai manusia biasa,  tentu harus lebih mengkhawatirkan  anak anak kita.

Kita tidak boleh menutup mata dari kenyataan bahwa telah terjadi kemerosotan nilai agama dan akhlak pada anak remaja akhir-akhir ini. Kita telah diingatkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka.” (at-Tahrim: 6)

Pada hari kiamat kelak, kita akan diminta pertanggungjawaban terhadap keluarga dan anak-anak kita. Hal tersebut sebagaimana diisyaratkan oleh Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam:

عَنْ ابن عمر رضي الله عنهماعن النبى – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – انه قَالَ – أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ ألا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.” (HR Muslim).

Ma’asiral  Muslimin Rahimakumullah,

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan semaraknya media komunikasi, tentu akan cukup mewarnai kondisi agama putra-putri kita. Jarang sekali orang tua yang peduli dengan hal ini, kecuali orang-orang yang mendapat taufik dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Sebagian orang tua merasa sangat terpukul saat prestasi sekolah anaknya menurun, tetapi mereka tidak merasa terpukul saat menjumpai anaknya tidak melaksanakan ibadah yang wajib semisal shalat dan puasa. Sebagian orang tua justru lebih condong membantu anaknya untuk melampiaskan hawa nafsunya daripada membekali anaknya dengan pendidikan agama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

“Cukuplah seseorang dikatakan berdosa ketika dia menelantarkan asuhannya.” (HR. Abu Dawud )

Oleh karena itu marilah senantiasa mengingat akan tujuan dan misi hidup kita, yaitu hanya untuk menghambakan diri dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya, perhatian dan rasa khawatir terhadap terjagannya i’tiqad dan keyakinan anak anak, harus tertanam dalam hati setiap orang tua, untuk menjamin generasi keturunan kita, tetap melestarikan peribadatan dan keyakinan generasi pendahulunya, sebagaimana firman Allah :

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً

“Dan hendaknya takut dan khawatir orang orang yang apabila mereka meninggalkannya, generasi yang lemah.  Supaya mereka khawatir terhadap anak cucunya, Dan hndaknya mereka takut kepada   Allah, dan hendaklah mereka mengucap dengan nucapan yang benar”.(QS.An Nisa’ 9).

Ma’asiral  Muslimin Rahimakumullah,

Allah telah memberi peringatan kepada kita para orang tua, jangan sampai kita keliru mendidik dan mengasuh anak anak kita, yang harus kita khawatirkan terhadap anak anak kita adalah lemahnya agama dan keyakinan anak anak kita.  Adapun tentang materi, ekonomi dan kehidupan, kita yaqin anak cucu kita nanti akan lebih pandai dari pada kita semua. Coba kita tengok ke belakang tentang kehidupan kita di masa lampau, kita bandingkan dengan kehidupan sekarang. Mestinya kita harus bersyukur, keadaan saat sekarang serba lebih makmur.

Padahal orang tua kita dahulu mendidik kita, tak pernah membuat target tertentu, yang difokuskan hanyalah bagaimana kita bisa memegang agama dengan kuat, dan istiqomah. Al-hamdulillah, keadaan  kita lebih baik ketimbang masa lampau. Artinya kita tak perlu berlebihan mengkhawatirkan masa depan ekonomi generasi kita, tetapi yang terpenting dikasih modal kepandaian dan ilmu pengetahuan. Yang harus kita khawatirkan adalah manakala anak cucu kita tinggalkan dalam keadaan bodoh tanpa pengetahuan, lemah agamanya, lemah imannya. Karena yang akan menderita kerugian tidak hanya mereka tetapi kita semua sebagai orang tua.  Kenapa kita tinggalkan generasi kita dalam keadaan bodoh? tentu oleh karena kita kurang memberi perhatian dan mengabaikan kewajiban, sebagai orang tua yang membawa amanat, tidak hanya urusan sandang pangan, papan dan kesehatan saja, tetapi juga pendidikan mereka terlebih agama, akhlaq dan aqidahnya menjadi kewajiban bagi orang tua.

Ma’asiral  Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita sadar akan kewajiban mendidik anak anak kita. Mari kita bekali mereka dengan ilmu pengetahuan agama, jangan sampai kita meninggalkan generasi yang bodoh tanpa pengetahuan, terlebih agama akhlaq  dan aqidahnya. Nabi kita memberi peringatan keras kepada para orang tua,

مَـنْ تَـرَكَ وَلَـدَهُ جَـاهِـلًا كَانَ كُـلُّ ذَنْبِ عَـمَـلِــهِ عَـلَـيْــهِ

“Barang siapa yang meninggalkan anak dalam keadaan bodoh (tidak mengerti agama), niscaya dosa yang dilakoni anak oleh sebab bodhonya, dibebankan kepada orang tuanya”

Semoga kita mendapat petunjuk dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Memenuhi amanat kwajiban mendidik anak anak kita, kelak kemudian menjadi generasi yang shalih shalihat, selamat dunia akhirat. Amin

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّا كُمْ بِااْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ،   وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ

Dr. H. Luthfi Hadi A, M.Ag
Sekretaris PCNU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *