NU Online Ponorogo – Pimpinan Ranting (PR) GP Ansor Ngunut melalui Majlis Dzikir dan Salawat (MDS) Rijalul Ansor bertekad mempertahankan amaliah Aswaja berbasis masjid. Apalagi di Desa Ngunut baru saja diresmikan masjid Al-Amanah yang pengamalan amaliah aswaja dianggap perlu mendapatkan perhatian lebih.
PR GP Ansor belajar dari fakta pihak lain yang berupaya massif untuk menguasai hak guna masjid sebagai langkah pertama sebelum sepenuhnya menguasai aset-asetnya.
“Aset seperti masjid merupakan hal vital dalam dakwah,” ungkap Budiono Pjs Ketua PR GP Ansor Ngunut kepada NU Online Ponorogo.
Argumentasi inilah yang sepenuhnya disadari oleh GP Ansor Ranting Ngunut dalam melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah upaya-upaya penyerobotan masjid oleh golongan yang ajarannya jauh dari nilai-nilai tawasuth (moderat).
Diskusi di internal GP Ansor Ranting Ngunut juga sampai pada fenomena semakin gencarnya paham Islam transnasional terutama dari negara timur tengah yang mengerahkan berbagai cara untuk mengubah pemahaman agama ala NU di bumi nusantara menjadi paham Wahabisme.
Di samping itu GP Ansor Ranting Ngunut cukup berbesar hati dengan problem di internal NU. “Bisa dilihat dari pemuda yang ada sekarang ini yang mau mengurusi NU dan mengamalkan amaliyah tradisinya semakin merosot,” imbuh Budiono.
Menyadari berbagai problem di atas GP Ansor Ranting Ngunut sebagai generasi muda NU mengintensifkan kegiatan bulanan keliling masjid-musholla.
“Hal ini (kegiatan keliling masjid-musaka, Red) tidak lain adalah bertujuan untuk menambah ‘taste’ NU agar corak amaliyah ala Nahdliyin tetap terjaga dengan baik,” tandas Budiono.
Setidaknya dengan demikian, lanjutnya, menjadi bukti bahwa hak guna masjid-mushola masih berada di tangan warga Nahdliyin.
Kegiatan keliling masjid-musala GP Ansor Ansor, Rabu (2/6) lalu berada di masjid Al-Amanah. Di masjid baru mereka menghelat acara MDS Rijalul Ansor.
Acara “majelisan” yang digelar bersama jamaah sekitar masjid ini menghadirkan Dr. H. Luthfi Hadi Aminuddin, M.Ag Sekretaris PCNU Ponorogo sebagai pembicara.
Dalam tausiyahnya pak Luthfi, sapaan akrabnya, mewanti-wanti jama’ah khususnya kader GP Ansor agar tidak putus semangat dalam berjuang di NU.
“Kader GP Ansor Ngunut harus menjadi contoh bagi yang lain, hidupkan kegiatan amaliyah tradisi nahdliyin yang mulai ditinggalkan kalangan anak muda,” tegas Pak Luthfi yang juga Dekan FEBI IAIN Ponorogo ini.
Pak Luhfi menyarankan para kader GP Ansor Ngunut untuk membuat inovasi kegiatan agar anak muda tertarik dan bergabung di GP Ansor.
“Bantulah untuk mengidupkan Anak Ranting baik NU nya, banomnya khususnya IPNU-IPPNU yang umumnya mulai redup,” katanya.
Reporter: Arif Budianto.
Editor : Budi