Menyambut Ramadan dengan Sukacita dan Merawat Tradisi: Refleksi Harlah NU ke-102 di Singosaren

KH Marjuni, Ketua MWC NU Jenangan memimpin doa dan kibarkan bendera start

NU Online Ponorogo, (22/02/2025) —Masyarakat Kelurahan Singosaren, Jenangan, Ponorogo, menggelar acara jalan sehat dan pawai yang meriah untuk menyambut bulan suci Ramadan dan memperingati Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Singosaren. Acara ini menjadi cermin semangat kebersamaan, penghormatan pada warisan leluhur, dan upaya menanamkan nilai-nilai keagamaan pada generasi muda.

Paginya, ratusan warga dari berbagai lapisan usia dan latar belakang berkumpul di halaman MI Ma’arif Singosaren. Dengan semangat kebersamaan, bendera start dikibarkan secara simbolis oleh KH Marjuni M.Pd, Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Jenangan. “Ini adalah bentuk syukur dan persiapan menyambut bulan penuh berkah. Mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat silaturahmi dan keimanan,” ujarnya penuh semangat.

Antusias warga Singosaren dalam jalan sehat menyambut Ramadhan dan Harlah NU 102

Pawai pun dimulai dari halaman MI Ma’arif Singosaren, dengan iringan gemuruh tabuhan drum dari drumband RA Muslimat. Sorak-sorai anak-anak dan gemerincing lonceng sepeda hias seolah menggemakan pesan: Ramadan adalah bulan yang dinanti dengan kegembiraan.

Acara ini juga menjadi ruang refleksi atas peran NU sebagai organisasi yang telah membimbing masyarakat selama 102 tahun. Sebelum pawai dimulai, seluruh peserta mengheningkan cipta, mengirimkan doa untuk para ulama pendiri NU, pahlawan nasional, serta leluhur yang telah membangun pondasi kehidupan di Singosaren.

Kemeriahan warga Singosaren menyambut Ramadhan dan peringatan Harlah NU 102

Dr. Mazidu, tokoh masyarakat setempat, menyatakan kegembiraannya: “Kebahagiaan warga menyambut Ramadan adalah cermin dari keimanan. Melalui acara seperti ini, kita tak hanya merawat tradisi, tetapi juga membangun memori kolektif tentang pentingnya rasa syukur.”

Singosaren telah menunjukkan bahwa merawat tradisi dan menyambut zaman baru bisa berjalan beriringan—asal dilandasi semangat kegotongroyongan dan keikhlasan berbagi sukacita. Semoga semangat kebersamaan dan kegotongroyongan yang terpancar dari acara ini dapat menginspirasi daerah lain untuk terus merawat warisan budaya dan agama dengan cara yang relevan dan menyenangkan. “Selamat menyambut Ramadan, dan selamat Harlah ke-102 NU!”