NU Online Ponorogo – Sebuah gerakan peduli pelestarian tanaman obat lokal tengah dilakukan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif 1 Babadan. MI yang kerap disebut Mimasba ini tidak bergerak sendirian. Mimasba bersama bersama Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Babadan Mimasba telah mencanangkan kegiatan Gerakan Kampung Tanaman Obat (TOBAT).
“Alhamdulillah, gerakan ini juga didukung oleh Pemerintah Desa Babadan,” ungkap Marsono Kepala Mimasba kepada Kontributor NU online Ponorogo.
Marsono menjelaskan gerakan Tobat ini dilaksanakan dengan tiga kegiatan utama, yaitu daur ulang sampah, pelestarian tanaman obat dan edukasi pentingnya pemanfaatan tanaman obat.
“Kita dapat mendaur ulang sampah terutama kaleng bekas, karena kaleng ini proses daur ulang lebih lama dibanding plastik. Dengan memanfaatkan tanaman obat untuk semua orang kita dapat mengedukasi diri tentang macam macam tanaman yang ketika dilihat sekilas hanya tumbuhan biasa, tapi ternyata bisa menjadi obat,” terang Marsono.
Untuk mendapatkan media tanam dan tanaman obat, Mimasba dan PR IPNU-IPPNU Babadan menggalang donasi dari masyarakat dengan menyebar pamflet.
Setelah semua bahan terkumpul, Sabtu (10/7) lalu para guru dan pengurus IPNU mulai membuat taman obat-obatan di halaman Mimasba. Mulai pukul 08.00 para pengurus IPNU-IPPNU menanam berbagai jenis tanaman obat. Satu persatu tanaman itu mereka semaikan di media tanam dari barang bekas, seperti kaleng dan bungkus makanan ringan hasil donasi masyarakat.
Getakan Tobat memang tidak selesai hari itu saja. Penyelenggara kegiatan akan terus melanjutkannya secara simultan.
“Kegiatan ini belum selesai, dan akan kita lanjutkan dengan harapan semakin banyak orang yang akan menerima manfaat dari kegiatan ini,” tandas Marsono.
Marsono berharap setelah ini semua masyarakat dapat mengambil manfaat dari Gerakan Tobat. “Baik dalam hal mendaur ulang, edukasi tanaman, atau menggunakan tanaman obat itu sendiri,” pungkasnya.
Reporter: Zawawi
Editor : Budi