NU Online Ponorogo – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo meniadakan Grebeg Suro tahun 2021 dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke- 524 dengan berbagai kegiatannya. Keselamatan jiwa warga menjadi pertimbangan utama, mengingat saat ini angka penyebaran Covid-19 masih cukup tinggi. Hal tersebut sesuai kesepakatan bersama Forkopimda termasuk Wakil Bupati, Polres dan Kodim 0802 Ponorogo dan perguruan pencak silat (6/8) di Mapolres Ponorogo.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko secara resmi menyampaikan permohonan maaf melalui rekaman video yang disebarluaskan di berbagai medsos, Senin (9/8) kemarin. ‘Saya, Sugiri Sancoko, kebetulan menjadi Bupati Ponorogo, mohon maaf yang sebesar-besarnya, pada peringatan Grebeg Suro tahun ini kami tidak bisa ngapa-ngapain, mboten saged nopo-nopo, tidak bisa rame-rame, tidak bisa pagelaran dan lain-lain,’’ kata Bupati Sugiri.
Pada rekaman video itu Bupati Sugiri juga mengajak masyarakat Ponorogo untuk mengikuti istighotsah virtual yang dipusatkan di Pringgitan, Senin (9/10) malam. “Kami ingin hijrah, dari gebyar menuju khidmat, karena masa pandemi belum usai. Mudah-mudahan pandemi segera sirna dari bumi Ponorogo dan kita bisa bekerja normal, tahun depan Grebeg Suro bisa kita jalankan sesuai dengan semangat kita semuanya,” tukasnya.
Kendati Grebeg Suro ditiadakan, masjid-masjid pada wilayah-wilayah zona hijau tetap menjalankan kegiatan menyambut tahun baru hijriah dengan do’a bersama. Terutama di masjid-masjid di kalangan Nahdliyin Takmir setempat tetap menggelar pembacaan do’a akhir dan awal tahun. NU online Ponorogo (NUoPo) berhasil menghimpun berbagai informasi, baik yang disampaikan pengurus NU atau Banom melau WA.
Informasi dari Gus Muqqorrobin, salah satu Imam Masjid Agung Ponorogo menyebutkan pembacaan doa akhir dan awal tahun dilaksanakan setelah salat magrib dipimpin Ustadz Moh. Ghufron Al-Hafidz. Dikatakan Wakil Katib PCNU Ponorogo ini, Ustdz Ahmad Saifuddin Al-Hafidz ditunjuk menjadi Imam pembacaan doa di masjid NU Ponorogo. “Di masjid NU, didahuli dengan sholat hajat 2 rokaat, dilanjut baca doa akhir tahun dan awal tahun.
Pantaun NuoPo, masjid jami’ Kota Lama (Pasar Pon) menggelar tahlil selepas magrib. Pada waktu yang sama di masjid Batorokatong (Setono, Jenangan) digelar pembacaan tahlil dan do’a akhir-awal tahun, dipimpin H.Ghufron Syamsuri dan do’a dipimpin KH.Syahri Hasan. Para jama’ah tetap membaca wirid rutin ba’da sholat, setelah baru dilanjutkan dengan do’akhir dan awal tahun. “Juga do’a thibbil Qulub, likhomsatun,” ungkap Mulyono Sekretaris MWC NU Jenangan yang juga menjadi salah satu pengurus Takmir Masjid Batorokatong.
Masjid-masjid bersejarah yang bertebaran di wilayah perdesaan Ponorogo terpantau juga menyelenggarakan acara do’a tutup dan awal tahun. Dilaporkan M. Anas Kamituwo Karang Talok (Desa Babadan), masjid Umar Shodiq Karang Talok pada malam 1 Muharram (9/8) menggelar istigosah yang diikuti perangkat Desa dan pengurus Takmir. “Yang ikut sekitar 17 orang di lanjutkan doa bersama di serambi masjid, diimami K. Zainal Abidin. Pada masa sebelum pandemi, bisa 300-an orang,” terang Anas yang juga mantan Ketua PAC GP Ansor Babadan ini.
Patut menjadi keprihatinan bersama, akibat pandemi beberapa masjid bersejarah di Ponorogo yang sebelumnya selalu menggelar acara do’a akhir dan tutup tahun, kali ini harus absen. Diantaranya dua masjid bersejarah di Kecamatan Jetis, masjid Tegalsari dan masjid Al-Iskak Coper.
Informasi dari M. Hamdan fungsionaris Takmir masjid Tegalsari, karena situasi dan kondisi pandemi masjid tua itu tidak menyelenggarakan kegiatan Suronan untuk umum. “Ada kegiatan di ndalem ageng, tapi acara keluarga ndalem, samaan Alquran dan pembacaan manaqibam,” ungkap Hamdan yang juga Sekretaris PC Pergunu Ponorogo ini.
Sementara informasi dari Ahmad Sarbini Ketua LPPNU Ponorogo, masjid Al Ishak Coper meniadakan kegiatan apapun. “Coper zona merah, sementara gak ada kegiatan,” katanya.
Reporter: Idam
Editor : Budi