NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Kang Sido Tutup Usia, Relawan Ansor-Banser Babadan Urus Pemakaman

NU Online Ponorogo – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Ansor Banser Ponorogo. Sudariono (53) atau yang kerap disapa Kang Sido, salah satu banser senior, dikabarkan tutup usia di rumahnya, Jum’at (6/8) jam 23.00 WIB. Sontak, berita duka itu langsung menyebar berantai melalui berbagai akun medsos.

Beberapa jam sebelum tersiar kabar duka itu, Ahmad Subkhi alias Kalibek yang dikenal sangat dekat dengan Kang Sido mengabarkan kondisinya. “Mohon bantuan do’a hidyah fatihah untuk provost senior, Sahabat Sido, semoga lekas sembuh, mampu melewati masa kritisnya,” begitu tulis Kalibek yang disebar melalui grup-grup WA.

Pantauan NU Online Ponorogo, ungkapan bela sungkawa datang silih berganti di grup-grup WA. Salah satunya datang dari H. Rahmat Irianto, Ketua PC GP Ansor Ponorogo masa khidmat 2005-2009 yang juga dikenal dekat dengan almarhum Kang Sido. “Selamat jalan sahabatku, insya Allah husnul khatimah. Lahul alfatihah,” begitu komentar Pak Ir, sapaan akrabnya, di grup WA Koordinator PKP NU Ponorogo.

Ungkapan yang kurang lebih sama disampaikan Mahmudi, Provost Banser asal Sukorejo di grup WA Ansor Lintas Zaman. PCNU dan PC GP Ansor Ponorogo secara khusus juga menyampaikan berita duka dan belasungkawa melalui media flyer yang disebar ke berbagai group medsos.

Kepergian almarhum yang dikenal sebagai Provost Banser ini tak pelak menyisakan rasa duka mendalam bagi Ketua PCNU Ponorogo Drs. H. Fatchul Aziz, MA. Kepada NU Online Ponorogo, Fatchul Azis menyampaikan Kang Sido merupakan kader terbaik Banser.

“Kang Sido itu aktif di Banser Cabang sejak awal tahun 90-an. Seangkatan dengan saya,” ungkapnya.

Diakui Fatchul Azis, Kang Sido merupakan pribadi yang berintegritas, tegas, tanggap, dan tangguh, namun bersahaja. “Kang Sido juga memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam setiap melaksanakan tugas. Selalu tulus dan ikhlas dalam mengabdi di organisasi,” imbuhnya.

Dalam proses pengkaderan di lingkungan Banser Ponorogo, kata Fatchul Azis, Kang Sido selalu mewarnai. “Dapat dikatakan, bahwa personil Banser Ponorogo yang sekarang aktif ini adalah produk pengkaderan dari Kang Sido ini,” terangnya.

“Oleh sebab itu, saya atas nama sahabat karib yang banyak kenangan dengannya, juga atas nama PCNU Ponorogo, merasa sangat kehilangan,” tandas Fatchul Azis.

Hal senada juga diutarakan Kasatkorcab Banser Ponorogo Sudarsono. “Kang Sido merupakan teladan para yuniornya dalam berkhidmat di organisasi,” katanya.

Ali Kembeng, aktivis Banser Badegan membenarkan pernyataan Sudarsono. Ia mengaku sebagai anggota Banser yang pernah merasakan gemblengan langsung Kang Sido mengikuti Diklatsar maupun kegiatan lainnya.

“Kang Sido merupakan Banser legendaris. Ia kami juluki ‘Sang Auman Singa’, karena gertakannya membuat merinding semua peserta Diklatsar,” tutur Ali.

Sementara itu, meski almarhum Kang Sido meninggal karena sakit di rumah sendiri, namun masyarakat sekitar tidak berani mengurus jenazahnya mengikuti prosedur umum.

Begitu mendengar kabar duka, Ketua PC GP Ansor Ponorogo segera menghubungi jajaran pengurus PAC GP Ansor Babadan. Ia meminta para relawan pasien Covid-19 asal Kecamatan Babadan untuk datang membantu pemulasaran jenazah Kang Sido.

Syamsul bersama Imam Muttaqin, salah satu Dewan Instruktur PC GP Ansor Ponorogo datang langsung ke rumah duka, selain bertakziah juga memastikan para relawan telah siap bertugas.” Kebetulan Satgas Covid Desa Polorejo dapat menyediakan APD buat para relawan yang mau mengurusi jenazah almarhum,” ungkap Syamsul.

Dengan sigap Ketua PAC GP Ansor Babadan M. Latif Nahrowi menerjunkan Tim Relawan Pemulasaraan jenazah ke rumah duka. Diketahui, para relawan ini baru saja mengikuti pelatihan pemulasaraan jenazah di RSU Muslimat Ponorogo.

Lagek mentas saka kawah candradimuka, langsung budal perang (baru selesai dari kawah candradimuka, langsung berangkat perang, Red),” kata Rowi.

Agus Supriadi Provost Satkorcab Banser Ponorogo yang juga menjadi anggota Tim Relawan memimpin pemulasaran jenazah Kang Sido. Dengan mengenakan APD lengkap, tim yang beranggotakan 4 orang tersebut mengurus jenazah. Mulai memandikan, mengafani sampai menyolatkannya. Berakhir pada pemakaman Kang Sido, Sabtu (7/8) menjelang pukul 04.00 WIB.

“Walaupun ini perdana buat tim relawan setelah mengikuti pelatihan, tim sudah bisa bekerja secara optimal,” terang Rowi.

Setelah pemakaman, Rowi mengungkapkan kebanggaannnya atas kinerja tim relawan itu. “Harapan kami tim ini bisa sangat membantu di masyarakat. Dan nantinya kami selalu siap untuk dipanggil masyarakat untuk menangani pemulasaraan jenasah secara prokes,” tandas Rowi saat berada di rumah duka.

 

Reporter : Idam

Editor : Lege

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *