NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Hati-Hati Dalam Bertalfiq – Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU

Assalamualaikum, Wr., Wb.

Warga Nahdliyin yang dirahmati Allah, berikut adalah teks khutbah Jumat Bahasa Jawa dengan judul ”Hati-hati dalam Bertalfiq”

اَلحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفُرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّآتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ واتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم: وَدَاودَوَسُلَيْمٰنَ اِذْيَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْنَفَشَتْ فِيْهِ غَنَمُ الْقَوْمِ ۚوَكُنَّالِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَ. فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاودَالْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّافٰعِلِيْنَ

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Pada hari yang mulia ini, marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dan menjalankan segala apa yang menjadi perintah-Nya. Karena dengan ketakwaan, kita berharap semoga setiap persoalan hidup yang kita alami akan ada jalan keluarnya dan akan ada pula rezeki yang datang kepada kita tanpa disangka-sangka.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Perbedaan pendapat di antara madzhab fiqh memang banyak sekali terjadi dan menjadi kenyataan sejarah yang tidak dapat dipungkiri dan harus kita terima sebagaimana adanya. Meskipun begitu, perbedaan pendapat tersebut bila dengan seksama dan dengan bijak kita cermati, samasekali bukanlah menjadi sebuah aib atau penyebab malapetaka dalam Islam. Sebaliknya, perbedaan pendapat tersebut menjadi rahmat bagi kaum muslimin karena akan saling mengisi dan melengkapi antara satu madzhab dengan madzhab yang lainnya. Perbedaan pendapat antar umat Islam telah digariskan dalam al-Qur’an melalui kisah Nabi Daud dan Sulaiman. Hal ini tentu menjadi legitimasi atau atau penguat bahwasannya al-Qur’an mengakui adanya perbedaan pendapat. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiya 78-79:

وَدَاودَوَسُلَيْمٰنَ اِذْيَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْنَفَشَتْ فِيْهِ غَنَمُ الْقَوْمِ ۚوَكُنَّالِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَ. فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاودَالْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّافٰعِلِيْنَ

“Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu.Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (tentang hukum yang lebih tepat); dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya”.

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah

Dalam ayat di atas diterangkan, Allah memberi pujian kepada nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS, dan Allah memberi keduanya hikmah dan ilmu, padahal kebenaran dalam keputusan berada pada keputusan Nabi Sulaiman AS. Sementara Nabi Daud AS mengeluarkan keputusan yang sebaliknya. Tetapi karena keduanya mengeluarkan keputusan berdasarkan ijtihadnya masing-masing, Allah samasekali tidak mencela, bahkan memberi keduanya pujian dengan hikmah dan ilmu. Dari ayat tersebut, Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah berkesimpulan bahwasannya perbedaan pendapat di kalangan Mujtahid adalah hal yang biasa saja dan bukanlah sesuatu yang tercela. Bahkan perbedaan pendapat tersebut keberadaannya diakui oleh Al-Qur’an.

Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT

Meskipun terdapat perbedaan pendapat yang terjadi antar berbagai madzhab yang ada dalam Islam, namun para ulama telah memberikan kesempatan bagi kita untuk melakukan penggabungan dua pendapat beda madzhab ketika dalam kondisi dharurat syar’I dalam beberapa permasalahan yang memang tidak ditemukan jalan keluarnya dalam satu madzhab tertentu. Penggabungan tersebut dikenal dengan istilah talfiq.

Talfiq adalah menggabungkan dua pendapat beda madzhab dalam suatu kerangka masalah (qadhiyah). Namun begitu, meskipun para ulama telah memberikan rambu-rambu mengenai dimungkinkannya melakukan talfiq atau penggabungan dua madzhab, akan tetapi hal tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, melakukan talfiq atau penggabungan dua madzhab tidak semata-mata bertujuan untuk mencari praktek beribadah yang paling mudah, akan tetapi karena adanya keterbatasan atau keterdesakan atau dhoruroh syar’iyyah. Kedua, talfiq atau menggabungkan dua pendapat beda madzhab hanya bisa dilakukan dalam satu kerangka masalah ibadah. Misalnya dalam masalah wudhu, setelah berwudhu seseorang memegang kemaluannya tanpa syahwat dan menganggapnya tidak membatalkan wudhu karena menggunakan pendapat Imam Imam Malik, namun saat berwudhu tidak menggosok-gosok anggota wudhunya dengan air karena mengikuti Imam Syafi’i. Maka ketika sholat hukumnya tidak sah, karena menurut pendapat Imam Syafi’i Wudhunya batal karena memegang kemaluan, sedangkan menurut Imam Malik juga tidak sah karena tidak menggosok-gosok anggota wudhunya. Dengan demikian maka wudhunya batal menurut dua imam.

Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT

Dalam kitab Fathul Mu’in karangan Syaikh Zainuddin Al-Malibari talfiq bisa dilakukan di antara dua kerangka masalah (Qadhiyah), seperti wudhu dengan mengusap sebagian kepala karena mengikuti madzhab As-Syafi’i dan shalat menghadap ke arah kiblat (Jihah/tidak benar-benar tepat lurus ke Ka’bah) karena mengikuti Madzhab Abu Hanifah, maka shalatnya dianggap sah, sebab dalam kasus ini kedua imam tidak menyepaki ketidakabsahan wudhunya. Keterangan mengenai talfiq tersebut juga bisa ditemukan dalam kitab ‘ianah at-Thalibin karangan Abu Bakr bin Muhammad Syatha ad-Dimyathi.

Semoga khutbah ini menambah pengetahuan kita bersama utamanya berkaitan dengan permasalahan fiqh ibadah yang memang menjadi kewajiban kita semua dalam rangka menjalankan agama Islam secara kaffah atau sempurna. Amin amin ya mujiib as-Sailin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقٌرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاياَتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِاسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَالتَّبِعُوْنِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُم وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْم. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن.

KHUTBAH II

الْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُون

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والحمد لله رب العالمين.

عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Khutbah Jumat ini ditulis oleh:

Dr. M. Muchlish Huda, M.Pd.I.

Sekretaris PC ISNU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *