NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Ketua PCNU Ponorogo: Refleksi Akhir Tahun Ketua Umum PBNU Jadi Panduan Strategis

Dr. Idam Mustofa (Ketua PCNU Ponorogo)

NU Online Ponorogo – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH (HC) Yahya Cholil Tsaquf, atau yang akrab disapa Gus Yahya, hari ini (31/12/2024) telah memberikan press realese yang bertajuk “Konsolidasi, sebuah Keharusan bagi NU (Renungan Akhir Tahun, 2024).” Dalam pernyataan yang telah tersebar luas melalui berbagai media sosial Gus Yahya menyoroti sejumlah poin penting terkait tantangan umat Islam, khususnya Nahdlatul Ulama, di tengah dinamika global dan nasional.

Gus Yahya menyampaikan refleksi mendalam mengenai perjalanan dan tantangan Nahdlatul Ulama (NU) dalam lebih dari satu abad perjalanannya. Menurut Gus Yahya, NU telah menghadapi berbagai dinamika internal dan eksternal, dengan tantangan utama berupa upaya menjaga keutuhan organisasi sembari menyesuaikan visi dan misi dalam membangun peradaban mulia bagi umat manusia. Untuk itu, Gus Yahya menekankan pentingnya konsolidasi sebagai langkah prioritas dalam memperkuat NU, yang bertumpu pada keselarasan gerak dan tujuan seluruh elemen organisasi (koherensi) serta efisiensi dalam menghadapi berbagai tantangan (kinerja).

Gus Yahya juga menegaskan bahwa disiplin organisasi dan tata kelola menjadi kunci keberhasilan konsolidasi tersebut. Disiplin ini, kata beliau, mencakup kepatuhan terhadap aturan, transparansi, serta tanggung jawab kolektif. Penegakan aturan secara tegas dilakukan untuk menjaga integritas organisasi, termasuk langkah pemberhentian pengurus yang melanggar kebijakan NU. Selain itu, NU di bawah arahan Gus Yahya terus melakukan pelatihan kader secara besar-besaran guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, sekaligus mengupayakan kemandirian finansial melalui pengelolaan usaha-usaha NU yang mendukung operasional organisasi.

Lebih lanjut, Gus Yahya menekankan pentingnya konsolidasi agenda untuk memastikan seluruh unit NU bekerja dengan arah dan visi yang sama. Dalam hal ini, Rencana Strategis Nasional dijadikan panduan utama untuk mewujudkan tujuan bersama. Gus Yahya juga menggarisbawahi transformasi NU yang tidak lagi bergantung pada figur kharismatik seperti Gus Dur, melainkan beralih ke kerja kolektif dan penguatan struktur organisasi. Menurutnya, konsolidasi ini adalah cara untuk menerjemahkan nilai-nilai kepemimpinan Gus Dur ke dalam praktik organisasi yang lebih konkret.

Namun demikian, Gus Yahya mengingatkan bahwa NU masih dihadapkan pada berbagai tantangan masa depan, seperti menjaga aset organisasi dan menangani penyalahgunaan wewenang. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa konsolidasi adalah fondasi utama untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, sekaligus menjadi wujud komitmen NU terhadap visi besar yang terus diperjuangkan demi kemaslahatan umat manusia.

NU online Ponorogo berhasil menemui Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ponorogo, Dr. Idam Mustofa, M.Pd, untuk mendapat tanggapan terhadap pernyataan Gus Yahya (31/12/2024). Dr. Idam menyampaikan tanggapan positif dan dukungan penuh terhadap renungan akhir tahun Gus Yahya. Menurut Dr. Idam, poin-poin yang disampaikan Gus Yahya sangat relevan dengan kebutuhan umat Islam, khususnya di Ponorogo. “Press release ini bukan hanya refleksi akhir tahun, tetapi juga menjadi panduan strategis bagi kita semua untuk memperkuat soliditas dan kolaborasi di semua lini organisasi,” ujar Dr. Idam.

Salah satu poin yang mendapat perhatian Dr. Idam adalah pandangan Gus Yahya terkait pentingnya konsolidasi organisasi. “Konsolidasi menjadi langkah utama untuk memperkuat NU, dengan menitikberatkan pada koherensi dan kinerja organisasi. Koherensi berarti menciptakan keselarasan dalam gerak dan tujuan seluruh elemen organisasi, sedangkan kinerja menekankan pada efisiensi dalam menghadapi berbagai tantangan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa disiplin organisasi dan tata kelola merupakan kunci keberhasilan konsolidasi. “Disiplin mencakup kepatuhan terhadap aturan, transparansi, dan tanggung jawab kolektif. Penegakan aturan menjadi sangat penting untuk menjaga integritas organisasi, termasuk pemberhentian pengurus yang terbukti melanggar kebijakan NU,” jelasnya.

Lebih jauh, Dr. Idam mengajak seluruh pengurus dan warga NU di daerahnya untuk menjadikan refleksi Gus Yahya sebagai pedoman kerja di tahun 2024. Ia menegaskan bahwa sinergi antara PBNU, PCNU, dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan.

“Kita perlu bekerja bersama untuk memastikan nilai-nilai yang telah disampaikan Gus Yahya dapat diwujudkan dalam program kerja nyata di tingkat daerah. Dengan begitu, NU tidak hanya menjadi penjaga tradisi tetapi juga pelopor perubahan yang membawa manfaat bagi umat,” pungkasnya.

Reporter : Abraham Anta Permana

Editor : Azmi Mustaqim

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *