NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Mengikuti Tauhid Yang Benar – Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU

Khutbah Jumat NU

Berikut adalah Teks Khutbah Jumat Bahasa Indonesia.

Khutbah I

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا  وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Kaum muslimin sidang jum’at rahimakumullah

Setiap hari umur kita bertambah mendekati kematian. Pendengaran sudah mulai berkurang, penglihatan sudah mulai buram, rambut memutih, kekuatan berkurang, gigi mulai ompong dan kulit mulai keriput. Itu semua adalah tanda bahwa kematian semakin dekat. Oleh karena itu, persiapkan diri kita masing-masing dengan takwa. Takwa adalah imtisaalu al-awaamir wa ijtinaabu an-nawaahi (melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangannya). Dengan takwa, kita akan menghadapi semuanya dengan tenang dan bahagia.

Kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Allah SWT memberi pahala yang besar untuk umat Islam yang mau berjihad di jalan Allah SWT. Kenapa demikian? Jawabannya adalah karena dengan jihad agama Islam bisa tersebar dan karena jihad pula umat Islam ya’lu wa la yu’la alaihi (pada posisi tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya). Dan Allah SWT juga menyatakan bahwa siapa yang berjihad di jalan Allah SWT akan diberi petunjuk kepada jalan-jalan Allah SWT. Firman Allah SWT dalam surah al-‘Ankabut ayat 69 berbunyi sebagai berikut.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا  وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad di jalan kami, maka sungguh akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.

Jihad dapat dibagi menjadi tiga. Pertama, jihad dalam arti berperang mengangkat senjata melawan orang-orang kafir di medan perang. Yang dikorbankan adalah nyawa, harta dan lain-lain. Kedua, jihad dalam arti jihad melawan hawa nafsu, mengalahkan godaan-godaan nafsu syaithoniyah. Menurut Rasulullah SAW, jihad melawan hawa nafsu lebih besar dari jihad pertama, jihad untuk tidak merasa paling benar, jihad untuk tidak merasa sombong, jihad tidak korupsi, jihad untuk tidak hasud, jihad melawan malas beribadah, jihad melawan malas belajar ilmu agama, jihad melawan sifat kikir dan pelit, jihad melawan sifat individualis dan lain-lain. Ketiga, jihad dalam perdebatan ilmiah untuk meluruskan paham-paham yang tidak sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah.

Jika jihad yang pertama dan kedua sudah sering disampaikan. Maka kali ini, kita akan menyampaikan jihad yang ketiga yaitu jihad meluruskan paham-paham yang tidak sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah. Jihad melawan paham yang menyimpang dalam sejarah pernah dilakukan oleh mereka yang termasuk dalam kelompok Ahlussunnah Wal jama’ah. Tokoh yang terkenalnya adalah Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi. Dua tokoh teologi ini berani membuka ruang debat melawan kelompok Mujassimah dan Musyabbihah atau kelompok yang mengatakan bahwa Allah SWT memiliki bentuk fisik seperti manusia atau yang menyerupakan Allah SWT sama dengan makhluk (manusia). Kata “yadullah” dalam al-Qur’an misalnya diartikan dengan tangan Allah SWT”.

Konsep tauhid atau konsep teologi yang diusung oleh kedua ulama tersebut dan kemudian dikembangkan oleh para penerusnya adalah seperti yang telah sering kita dengar di musholla-masjid dalam “pujian” (wujud, qidam, baqo’, mukholafatulil khawadisi dan lain-lain) atau yang lebih dikenal dengan istilah sifat wajib 20, 20 sifat mustahil dan satu sifat jaiz bagi Allah SWT.  4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz bagi Rasulullah SAW. Sifat-sifat itu kemudian dikenal dengan istilah sifat 50. Lalu bagaimana dengan konsep tauhid rububiyah, uluhiyah dan asma’ wassifah. Jawabnya adalah pembagian tauhid menjadi tiga tersebut bukanlah dari kelompok Asy’ariah dan Maturidiyah.

Kaum Muslimin sidang Jum’ah Rahimakumullah

Sebagai orang awam, marilah kita mengikuti paham Ahlussunah Wal Jamaah seperti yang diungkapkan oleh pendiri NU, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dengan mengikuti Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidy. Menurut Syeikh Al-Zabidi, penyusun kitab Ithaf Sadat al-Muttaqien, syarah dari kitab Ihya’ Ulumiddin milik al-Ghazali, bahwa yang dimaksud dengan Ahlussunnah adalah pengikut dari madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi.

 إِذَت أُطْلِقَ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالجَمَاعَةِ فَالمُرَادُبِهِمُ اْلأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ

Artinya: Apabila disebut Ahlussunnah, maka yang dimaksud adalah pengikut al-Asy’ari dan pengikut Al-Maturidi

Jika mengikuti ayat al-Qur’an diatas surah al-‘Ankabut ayat 69, pengikut Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi telah mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Buktinya adalah penyebaran Islam di wilayah Eropa Timur dilakukan oleh umat Islam saat itu sebagai pengikut Abul Hasan al-As’ari dan Abu Manshur al-Maturidi dengan komando Dinasti Utsmani di Turki. Demikian pula penyebaran ajaran Islam di daerah Timur seperti Daratan India hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia dilakukan oleh mereka yang mengikuti al-Asy’ari dalam tauhid dan Imam Syafi’i dalam fiqh.

Menjadi wajar dan masuk akal jika umat Islam terbesar di Indonesia mengikuti al-Asy’ari dan al-Maturidi dalam bidang tauhid atau teologi. Dengan mengikuti dua ulama tersebut, insyaallah kita juga akan mendapat hidayah. Amiin. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dengan aliran baru yang datang yang berbeda dengan dua imam tersebut.

جَعَلَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنْ الْفَائِزِيْنَ الْامِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُتَّقِيْنَ.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمَنْ يَشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ, وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah II

  !اَلْحَمْدُ لِلّهِ ضَامِنِ الْفَلَاحِ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِالشَّرْعِ وَوَقَفَ عِنْدَ حُدُوْدِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّم تَسْلِمًا كَثِيْرًا.

       اَمَّابَعْدُ : فَيَااَيُّهَا النَّاسُ  اِتَّقُوا اللهَ وَاَبْدِلُوا الْفَسَادَ بِالرَّشَادِ. وَاَصْلِحُوا شُؤُوْنَكُمْ وَقُوْمُوْا عَلى قَدَمِ السَّدَادِ. فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْا اَنَّما عَلى رَسُوْلِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِيْنُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.

اللّهُمَ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ وَضَاعِفْ لَهُمُ الْحَسَنَاتِ وَكَفِّرْعَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ وَبَلِّغْ جَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ خَيْرَيِ الدَّارَيْنِ مَايُؤَمِّلُوْنَ وَانْشُرْ وَافِرَ اِحْسَانِكَ عَلى بَلْدَتِنَا هذِهِ وَسَا ئِرِ بِلَادِ الْاِسْلَامِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِا لْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ امَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَخْشآءِ وَالْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Ditulis Oleh: Dr. K. Iswahyudi, M.Ag / Wakil Ketua PCNU Ponorogo

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1446 H