Ponorogo NU online – Memasuki hari ke tiga, Kamis (25/2), dari arena Musyawarah Kerja Cabang (MUSKERCAB) II PCNU Ponorogo, giliran Koordinator Perangkat (KORKAT) 5, 6, dan 7 menggelar sidang Komisi. Capaian program tahun 2019-2020, sekaligus rencana program satu tahun ke depan dibahas tuntas. Tanggapan serta rekomendasi dari masing-masing Korkat siap diusung dalam sidang pleno yang akan digelar Kamis (11/3) mendatang.
Halwani Syukron, pemangku Korkat 5 (LTN, Lesbumi, dan Radio Aswaja) mengaku bangga dengan kinerja lembaga dibawahnya. Pasalnya, semua capaian mata program mampu terlaksana sebagaimana matrik penyebaran program kerja hasil konferensi cabang yang lalu.
“Alhamdulillah, teman-teman di LTN tertutama dalam pembuatan media social maupun media cetak bisa terlaksana,” ungkapnya.
Apalagi dimasa pandemic Covid-19, keberadaan website PCNU yang digarap LTN untuk menjadikan teknologi informasi sebagai media perjuangan dinilai cukup bisa diterima masyarakat.
Meski demikian, diakui Gus Sukron, panggilan akrab KH. Halwani Syukron, ada beberapa tanggapan berupa usulan dan saran terkait hasil pandangan umum anggota sidang. Selanjutnya nanti akan direkomendasikan dalam sidang pleno untuk dibahas terutama menyangkut kebijakan yang lebih mengikat.
“Poin penting yang akan direkomendasi untuk LTN NU yaitu pengembangan misi propaganda dengan membuat profil Pondok Pesantren yang bercirikhas NU,” tandasnya.
Diakui, saat ini telah berkembang pesat sejumlah Pondok Pesantren baru di lingkungan masyarakat Nahdliyin, tapi sama sekali tidak mengajarkan amaliyah ahlus sunnah wal jamaah (ASWAJA).
Sementara masyarakat terlanjur percaya keberadaan Ponpes tersebut juga produk NU.
“Terkadang kita (NU red.) masih kalah dalam pengelolaan media propaganda. Kreatifitas publikasi cenderung dikuasai mereka (ormas lain red,),” jelas Gus Lege.
Karenanya dia berharap, LTNU bagaimana caranya bisa memproduk profile Pondok Pesantren NU dengan sebaik mungkin.
Tidak Terjebak Seni Pertunjukan
Sementara itu dari Korkat 5 lainnya Ahmad Sauji alias Jenggo, yang menggawangi Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) mengatakan semua capaian program bisa terlaksana. Hanya saja dirinya mengaku prihatin, karena semenjak adanya pandemic Covid-19, Lesbumi sepi tanggapan. Namun hal itu menurutnya tidak mengurangi kreatifitasnya dengan memanfaatkan media social yaitu berupa membuat pertunjukan virtual, ataupun melalui Youtube serta facebook. Bahkan masih mampu menghidupkan sanggar yang dikelola secara swadaya.
Agus Khoirul Hadi, selaku pengurus PCNU ketika menanggapi program Lesbumi menyatakan salut dan apresiasi tinggi, pasalnya, mampu eksis di tengah situasi sulit karena pandemic Covid-19. Terutama Lesbumi yang sempat mendirikan sanggar dengan biaya mandiri. Seyogyanya, kata Agus KH, Lesbumi perlu direkomendasikan melakukan kreatifitas kegiatan agar menghasilkan sumber pendanaan dan lebih mandiri.
Di sisi lain, Agus Lege, selaku sekretaris Korkat 5 mengharapa Lesbumi tidak terjebak pada seni pertunjukan, melainkan lebih mengedepankan seni budaya sebagai alat perjuangan NU dalam bidang budaya. (budi)
Reporter & Editor : Budi