NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Glaukoma: Si Pencuri Penglihatan

Gambaran Glaukoma (sumber: Google)

Bayangkan sebuah rumah dengan pipa air yang tersumbat. Ketika pipa tersumbat, air akan menumpuk dan tekanan di dalam pipa menjadi sangat tinggi. Nah, di dalam mata kita, ada cairan yang terus mengalir. Jika aliran cairan ini terhambat, tekanan di dalam bola mata akan meningkat. Tekanan yang tinggi ini lama-kelamaan akan menekan dan merusak saraf optik, seperti kabel yang membawa gambar dari mata ke otak. Kerusakan pada saraf optik inilah yang menyebabkan kita kehilangan penglihatan. Inilah yang disebut dengan glaukoma.

Glaukoma sering disebut sebagai “pencuri penglihatan” karena gejalanya yang seringkali tidak terasa. Kita baru menyadari adanya masalah ketika kerusakan pada saraf optik sudah cukup parah. Penglihatan kita akan mulai kabur, terutama di bagian tepi. Bayangkan seperti melihat melalui sebuah teropong yang semakin lama lubang pandangnya semakin menyempit.

Penyebab pasti glaukoma belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor diketahui dapat meningkatkan risiko, seperti:

Usia: Semakin tua, risiko terkena glaukoma semakin tinggi.

Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita glaukoma, Anda juga berisiko lebih tinggi.

Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di mata, termasuk pembuluh darah yang mengalirkan darah ke saraf optik.

Diabetes: Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk mata.

Cedera mata: Cedera pada mata dapat meningkatkan tekanan di dalam bola mata.

Beberapa jenis obat-obatan: Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, dapat meningkatkan tekanan di dalam bola mata.

Jika tidak segera ditangani, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan permanen. Kerusakan pada saraf optik tidak dapat diperbaiki.

Tujuan utama pengobatan glaukoma adalah untuk menurunkan tekanan di dalam bola mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik. Beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan antara lain:

Obat tetes mata yang diresepkan dokter mata : Obat tetes mata merupakan lini pertama pengobatan glaukoma. Obat ini berfungsi untuk menurunkan produksi cairan mata atau meningkatkan aliran keluar cairan mata.

Laser: Prosedur laser dapat digunakan untuk meningkatkan aliran keluar cairan mata.

Operasi: Operasi dilakukan jika obat-obatan dan laser tidak efektif dalam mengontrol tekanan mata.

Karena glaukoma seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, pemeriksaan mata secara rutin sangat penting untuk mendeteksi penyakit ini sedini mungkin. Semakin dini glaukoma terdeteksi, semakin besar kemungkinan untuk mencegah kebutaan.

Periksa mata secara rutin: Minimal sekali setahun, terutama jika Anda memiliki faktor risiko.

Jaga kesehatan mata: Lindungi mata dari cedera dan paparan sinar matahari yang berlebihan.

Atasi kondisi medis yang mendasar: Jaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol tetap terkendali.

Dengan perawatan yang tepat, penderita glaukoma dapat tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Jangan tunda untuk memeriksakan mata Anda!

Penulis: Nanang Diyanto

Peserta Pelatihan Perawat Kamar Operasi Pachoelmultion di RS Mata Yap Yogyakarta 2018, Perawat Kamar Operasi RSUD dr Harjono Ponorogo, LKNU

 

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *