NU Online Ponorogo-
Pagelaran wayang kulit pakeliran dalam rangka hari Wayang Dunia menggelora di kantor PCNU Ponorogo, Rabu (24/11). Menghadirkan dua dalang cilik kondang Ki Danang Sutawijaya dan Ki Ivan Lebda Carita. Keduanya merupakan pelatih Sanggar HOR, Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU Ponorogo.
Kali ini membawakan cerita dengan lakon “Pandhawa Syukur”.
Meski nyaris gagal tampil karena terjadi pemadaman aliran listrik dari PLN sejak sore di kawasan kantor PCNU Ponorogo Jl.KH. Ahmad Dahlan. Tetapi berkat usaha keras panitia, dapat pinjaman alat Genset dari Pondok pesantren Nurul Qur’an-Pakunden. Pertunjukkan pun bisa dilanjut. Karenanya pentas wayang terpaksa molor sampai pukul 20.30 wib baru bisa dimulai.
Kang Jenggo, Ketua Lesbumi NU Ponorogo sekaligus ketua panitia, dalam sambutannya menyampaikan permintaan maaf atas tertundanya acara malam itu.
Sebaliknya, juga menghaturkan terima kasih kepada segenap jajaran pengurus NU Cabang Ponorogo.
“Terima kasih kepada Rois Syuriah KH.Solihan Al Hafidz dan Gus Syukron
mewakili jajaran Tanfidziah, telah berkenan hadir untuk mensuport acara ini,” ujar kang Jenggo dalam sambutannya.
Tampak hadir juga sejumlah pengurus harian Gus Lege, Agus Khoirul Hadi, serta beberapa ketua lembaga LTN NU, LP2NU, Sarbumusi, LKNU, LBM NU dan Banom lainnya.
Dijelaskan Jenggo yang punya nama asli Ahmad Sauji, keberadaan dalang cilik Ki Danang Sutawijaya dan Ki Ivan Lebdo Carita, ternyata juga merupakan kader muda NU dari IPNU.
Sementara itu Gus Syukron, selaku Korkat nya Lesbumi yang didapuk membuka acara, menyampaikan apresiasi luar biasa atas keberanian Lesbumi menggelar wayang pakeliran dalam rangka hari Wayang Dunia.
“Alhamdulillah, Lesbumi masih berani eksis berkreasi dan berinovasi menggelar hajatan seperti malam ini”, tandasnya.
Seni budaya wayang kulit menurut Gus Syukron dalam historisnya sebagai salah satu media dakwah Islam yang dilakukan para wali songo. Karenanya sangat relevan jika Lesbumi peduli dan mau nguri-nguri seni wayang kulit.
Rois Syuriah KH. Solihan Al hafidz usai membacakan do’a malam itu juga ketiban sampur menyerahkan secara simbolis salah satu wayang kulit tokoh pandawa kepada dalang cilik Ki Danang Sutawijaya untuk dilakonkan.
Suara gamelan pun terdengar membahana memenuhi kantor PCNU Ponorogo menandai dimulainya pagelaran wayang kulit pakeliran.
Terkesan sederhana namun cukup meriah serta menjadi hiburan tersendiri bagi pecinta seni wayang kulit yang lama vakum karena efek pandemi Covid-19.
Reporter/Editor: Budi