NU online Ponorogo – Desember ini ditetapkan berbagai kalangan pengagum alm. KH. Abdurrahaman Wahid sebagai bulan Gus Dur. Berbagai acara digelar untuk mengenang jasa dan ketokohan Gus Dur. Presidium Lintas Iman Ponorogo memilih acara peringatan hari lahirnya yang ke-3 dengan kenduri bersama tokoh-tokoh lintas agama sekaligus untuk haul Gus Dur ke-11.
Bersama Lesbumi PCNU Ponorogo, telah mengambil peran penting pada perhelatan yang digelar di pendopo kompleks makam Batoro Katong, Ahad (6/11) malam kemarin.
“Berdirinya Presedium Lintas Iman Ponorogo tidak lepas dari peran besar Lesbumi NU Ponorogo. “Termasuk Abdul Muis, salah seorang penggerak Lesbumi NU, ikut andil” ungkap Ahmad Sauji Ketua Lesbumi PCNU Ponorogo kepada NU online Ponorogo (7/11).
Peringatan hari lahir Presidium Lintas Iman Ponorogo ke-3 diawali ziarah Makam ke Bathara Katong pada pukul 19.30 WIB, dilanjutkan pembacaan tahlil dan kenduri bersama.
“Raden Batoro Katong merupakan pendiri Kabupaten Ponorogo, sudah selayaknya kita berziarah ke makamnya,” imbuh Ahmad Sauji yang akrab disapa Jenggo ini.
Pembacaan tahlil sebelum kenduri bersama ini diinisiasi pengurus Lesbumi PCNU Ponorogo. Mbah Sunardi Juru kunci makam Batoro Katong didaulat memimpin pembacaan tahlil diikuti doa oleh perwakilan masing-masing agama yang ikut hadir. Ahmad Subkhi al Kalibek memimpin doa cara Islam, disusul Romo Bowo dari unsur Katholik. Doa menurut ajaran Budha dipimin Pandita Suwandi, sedangkan Gde Eka mempin doa cara Hindu. Giliran terakhir jatuh pada penganut Kejawen yang diwakili Darmanto.
“Inilah wujud Indonesia, doa yang dibaca perwakilan lintas agama tentu diyakini masing-masing penganutnya. Tapi yang tidak dapat terpisahkan adalah semangat Bhinneka Tunggal Ika,” lanjut Jenggo.
Perlu diketahui, beridirinya Presidium Lintas Iman Ponorogo terinspirasi oleh banyak hal. Di antaranya pentingnya kesamaan pandangan tentang Bhinneka Tunggal Ika di kalangan 6 agama yang di syahkan oleh Pemerintah RI.
Jenggo menyebut, Presidium Lintas Iman terinspirasi wawasan berkebudayaan dan bernegara, serta cara pandang Gus Dur tentang pluralisme.
“Pegiat budaya Lesbumi bersama beberapa rohaniawan non muslim membentuk wadah bersama untuk saling bersilaturahmi secara rutin dan intens,” ujarnya.
Lebih lanjut Jenggo menguraikan, di antara forum yang digelar Presidium Lintas Iman adalah jagongan budaya lintas Iman. Presidium Lintas Iman, sebut Jenggo, merupakan pemuka agama dari masing-masing umat.
“Yang bergabung adalah Pastor Katholik, Pendeta GKJW, Pandita Buda, Ketua Hindu Dharma, Ketua MLKI atau Penganut Penghayat lain,” terang Jenggo.
Inspirasi dari pemikiran dan cara berkebudayaan Gus Dur membawa pegiat Lintas Iman Ponorogo untuk menetapkan hari lahirnya sama dengan haul Gus Dur tiga tahun yang silam.
“Deklarasinya bersamaan dengan haul Gus Dur, tentu peringatan harlahnya diusahakan dalam rangka haul Gus Dur,” pungkas Jenggo. (dam)
Reporter : Idam
Editor : Budi